Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Ep 3 Part 4, Untuk tulisan dari daftar lengkap bisa baca di tulisan yang ini. Silahkan lihat juga Episode sebelumnya baca di sini.
Pertandingan bisbol antara Tim Daehan melawan Tim Seum dimulai.
Salah satu yang bertanding adalah Ji Hoon. Dia menjadi pitcher untuk Tim Seum.
Tapi batter dari Tim Daehan gagal memukul bola.
Sementara itu, Pak Heo di kantornya panic. Pasalnya reporter mereka yang bertugas meliput pertandingan bisbol melarikan diri.
Pak Heo bergegas lari mencari reporter pengganti. Dia sewot karena tak menemukan satu pun orang padahal mereka baru saja merekrut staf baru.
Pak Heo teriak dari lantai atas, tidak ada orang disana!
Seseorang menyahut, aku disini, Pak!
Pak Heo senang tapi dia langsung terdiam saat tahu yang menyahut adalah Da Jung.
Pak Heo : Apa hanya kau yang ada di sini, Bu Jung?
Da Jung : Ya, benar.
Pak Heo pusing. Begitu rupanya. Di sinilah semua berakhir bagiku.
Da Jung mendengar gumaman Pak Heo.
Da Jung : Apa?
Pak Heo : Bukan apa-apa. Ini sudah larut, jadi kau harus pulang.
Da Jung : Baiklah. Aku akan pergi sekarang.
Da Jung bergegas pergi. Pak Heo tak punya pilihan. Dia bilang, intinya memadamkan api bukan petugas yang memadamkan api.
Pak Heo pun bergegas memanggil Da Jung. Dia minta Da Jung memadamkan api itu.
Da Jung langsung ke lapangan tempat pertandingan bisbol berlangsung.
“Hanya beberapa menit sebelum permainan berakhir. Kau akan segera masuk jadi, bersiaplah bicara.” ucap tim nya.
Da Jung tanya apa dia dapat naskah? Tapi Da Jung disuruh menulis naskah sendiri berdasarkan rekaman pertandingan malam itu.
Woo Young, Si Woo dan Deok Jin menonton pertandingan bisbol di televisi. Mereka di rumah Deok Jin.
Mereka senang tim Ji Hoon menang.
Woo Young : Ya, Ye Ji Hoon menyelamatkan Kamis malam seperti biasa!
Deok Jin menuangkan bir ke gelas Woo Young.
Deok Jin bilang Ji Hoon akan menjadi model perusahaannya.
Woo Young yakin produk Deok Jin akan laris jika memakai Ji Hoon sebagai model.
Si Woo melongo melihat Woo Young minum bir dengan santai.
“INi alkohol.” ucap Woo Young.
“Aku lupa kau sudah berhenti minum bir.” jawab Deok Jin.
Woo Young menoleh ke Si Woo. Melihat ekspresi Si Woo, dia baru sadar kalau dia minum bir di depan Si Woo.
Woo Young mau jelasin ke Si Woo, tapi Si Woo malingin muka ke layar tv.
Da Jung sudah berdiri bersama Ji Hoon. Dia bersiap untuk wawancara.
“Aku belum pernah melihatmu.” ucap Ji Hoon.
“Senang bertemu denganmu.” jawab Da Jung.
“Jangan gugup.” ucap Ji Hoon.
Da Jung bilang dia tidak gugup.
Ji Hoon lalu melihat kedua temannya menuangkan air putih dari dalam botol plastik ke sebuah ember.
Ji Hoon mengkode, melarang mereka melakukan itu. Tapi kedua temannya tak mau mendengarnya.
Ji Hoon lalu memperingatkan Da Jung. Dia minta Da Jung tidak gugup apapun yang terjadi.
Si Woo dan Woo Young terkejut melihat Da Jung mewawancarai Ji Hoon.
Wawancara dimulai. Tapi baru akan mulai, teman Ji Hoon tadi mendekat ke mereka membawa ember. Tapi karena tersandung, mereka tak sengaja menyiram Da Jung.
Woo Young kesal melihatnya.
Pak Heo yang menonton di kantor, tertawa lalu bergegas mencari contoh surat permintaan maaf.
Tapi Da Jung bisa menguasai keadaan.
Da Jung : Hari ini cukup panas. Disiram seperti itu bisa mengusir panas. Kurasa kau hanya bisa merasakan perayaan seperti ini karena kalian menang hari ini, bukan?
Ji Hoon : Ya, aku memang disiram air. Rasanya menyenangkan.
Tim pun senang melihat Da Jung pintar menguasai keadaan.
Deok Jin memuji Da Jung. Dia bilang Da Jung hebat.
Woo Young tersenyum bangga menatap Da Jung.
Da Jung : Ji Hoon, kau melawan lima pemukul di lebih dari sembilan inning. Kau menyingkirkan lima pemukul tanpa memberikan poin. Ini pertandingan memukau pertama bagi kalian musim ini.
Pak Heo di kantornya, tercengang melihat Da Jung berhasil menguasai keadaan.
Da Jung tanya, apa Ji Hoon puas dengan pertandingan kali ini?
Ji Hoon : Itu bukan fokus. Aku ingin melakukan yang terbaik pada setiap lemparan.
Da Jung memuji Ji Hoon rendah hati.
Da Jung : Ini fakta menarik tentang kinerjamu. Di antara 16 kemenangan dari musim lalu, timmu memenangkan sepuluh pertandingan pada hari Kamis. Kau berharap timmu akan menang lagi hari ini?
Ji Hoon : Tidak.
Da Jung : Bisa beri tahu kami kekuatan di balik kemenanganmu?
Ji Hoon bilang bermain untuk orang yang dia sayangi.
Da Jung : Baru-baru ini, kau menolak tawaran dari MLB, yang menjadi topik pembicaraan. Apa orang yang kau cintai memengaruhi proses keputusanmu?
Ji Hoon : Benar. Selain itu, aku tidak bisa hidup tanpa kimchi.
Wawancara selesai. Tim bersorak untuk Da Jung.
Woo Young memuji Da Jung di depan Si Woo. Dia bilang, ibu Si Woo sangat keren.
Setelah menonton wawancara Da Jung, Si Woo mulai bertekad. Dia mengajak Woo Young main basket dengannya.
Woo Young terkejut Si Woo mengajaknya main basket tiba-tiba. Tapi dia senang dan bilang dia akan main basket dengan Si Woo dengan senang hati.
Woo Young menatap Deok Jin. Deok Jin ikut senang melihat Si Woo mulai akrab dengan Woo Young.
Tim yang merekam Da Jung tak henti memuji Da Jung. Dia bilang Da Jung seperti berpengalaman soal bisbol.
Mereka pergi duluan.
Da Jung lega karena dia bisa pulang akhirnya.
Saat celingukan mencari dimana halte bus, Da Jung hampir jatuh karena tersandung tapi dia langsung dipegang oleh Ji Hoon yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
Da Jung kaget melihat Ji Hoon.
Ji Hoon : Kau baik-baik saja?
Da Jung : Ya, aku baik-baik saja.
Ji Hoon : Tolong minggir.
Da Jung pun memberikan Ji Hoon jalan.
Ji Hoon : Kau sungguh tidak gugup tadi.
Da Jung : Sudah kubilang aku tidak gugup.
Ji Hoon : Aku gugup di dekat wanita yang tidak gugup.
Da Jung : Apa?
Ji Hoon : Itu pujian. Omong-omong, apa kau penggemarku? Kau tahu banyak tentangku.
Da Jung : Salah satu pria di rumahku adalah penggemar beratmu.
Ji Hoon : Begitu rupanya. Kau bukan penggemarku. Seorang pria di rumah. Apa itu ayahmu?
Da Jung terdiam. Ponsel Ji Hoon berdering. Da Jung bilang Ji Hoon bisa menjawabnya sekarang dan beranjak pergi.
Ji Hoon menjawab ponselnya sambil menatap Da Jung.
Ji Hoon : Ya, Soo Yeon-ah. Dimana kau? Ya, aku akan menjemputmu.
Da Jung sudah di bis. Ponselnya berbunyi. SMS dari Si A. Si A bilang, Da Jung jadi terkenal dan menyuruh Da Jung memeriksa internet.
Netizen memuji Da Jung.
Woo Young berdiri di halte. Tak lama bis datang dan Da Jung turun. Da Jung terkejut melihat Woo Young.
Woo Young melihat baju Da Jung basah kuyub.
Dia kesal dan langsung memakaikan sweaternya ke Da Jung.
Woo Young : Orang-orang di kantormu sangat kejam. Kenapa mereka membiarkanmu pergi seperti ini? Mereka harus memberimu pakaian kering atau setidaknya memberimu tumpangan. Ini mengesalkan. Kau bisa terkena flu. Udara semakin dingin.
Woo Young mau mengatakan sesuatu tapi ponselnya berbunyi.
Woo Young : Aku permisi. Kau bisa menjawabnya.
Da Jung pergi sambil menjawab ponselnya.
Woo Young terus menatap kepergian Da Jung.
Woo Young : Selamat. Kau sangat keren hari ini.
Da Jung terus bicara di telepon. Dia kemudian papasan dengan Il Kwon yang juga sedang menelpon. Ternyata Il Kwon lah yang menelpon Da Jung. Il Kwon bilang dia melihat wawancara Da Jung tadi. Il Kwon memuji Da Jung.
Da Jung berterima kasih lalu tanya apa yang mau Il Kwon bicarakan padanya karena Il Kwon mengajaknya bertemu untuk mengatakan sesuatu. Il Kwon bilang dia baru saja melakukannya, mengucapkan selamat secara langsung pada Da Jung.
Il Kwon mau mengantar Da Jung tapi Da Jung menolak. Dia bilang rumahnya sudah dekat.
Tapi mobil di belakang mobilnya Il Kwon membunyikan klakson. Terpaksalah Da Jung menerima tawaran Il Kwon.
Da Jung berterima kasih sudah diantar. Lalu dia turun dan beranjak menuju rumahnya. Il Kwon ikut turun dan memanggil Da Jung. Dia bilang Da Jung luar biasa hari ini.
Di warnet, sosok berkutek hitam yang memotret Dae Young dan Woo Young, meninggalkan komentar di video wawancara Da Jung. Dia bilang dia satu SMA dengan Da Jung dan Da Jung hamil saat SMA.
Sementara Da Jung lagi mengurus rumah.
Pada netizen yang tadinya memuji Da Jung, langsung menghakimi Da Jung. Mereka juga berniat memblokir saluran JBC karena mempekerjaan wanita seperti Da Jung.
Besoknya di koridor sekolah, Woo Young terdiam membaca komentar netizen untuk Da Jung.
Saat mau masuk kelas, dia melihat Ja Sung dan gengnya lagi membicarakan Da Jung dan Si A.
“Dia mengandung Si A saat SMA.”
“Sudah kuduga, Si A mirip ibunya.” jawab Ja Sung.
“Benar. Keduanya bermata besar dan kulit yang cerah.”
“Tidak, bukan itu. Wanita dengan wajah seperti dia pasti pembuat onar. Hong Si A akan membuat masalah kapan saja.” jawab Ja Sung.
Woo Young mengepalkan tangannya mendengar hinaan Ja Sung. Dia marah.
Tapi saat mau membalas Ja Sung, Ji Ho tiba-tiba memukul Ja Sung. Ji Ho tak terima Si A dihina.
Ja Sung tak terima dipukul. Dia bilang dia akan membunuh siapa pun yang berani memukulnya.
Ji Ho gak takut. Mereka berkelahi, hingga Ja Sung berhasil menjatuhkan Ji Ho.
Ja Sung kemudian menendang Ji Ho, tapi kedua temannya berusaha menghentikannya.
Ja Sung semakin marah. Dia mematahkan tangkap sapu dan berniat memukul Ji Ho dengan itu. Tapi sebelum itu terjadi, Woo Young mencengkram tangannya.
Ja Sung : Kau pasti bercanda. Lepaskan aku.
Woo Young : Kerahkan seluruh kemampuanmu.
Ja Sung mau melepaskan cengkraman Woo Young tapi Woo Young mencengkram tangannya terlalu kuat, membuat tangannya yang memegang tangkai sapu mulai melemah.
Woo Young menatap tajam Ja Sung.
Bersambung….
Da Jung sedang bekerja di Pusat Layanan Panggilan. Di sela pekerjaannya, dia menelpon Dae Young.
Saat itu Bulan Juni 2008. Dae Young masih tidur saat menjawab panggilan Da Jung.
Da Jung : Kau masih tidur?
Dae Young : Aku sudah bangun.
Da Jung : Kalau begitu antar anak-anak ke TK. Cepat.
Dae Young pun langsung mengurus Si A dan Si Woo. Dia tanya apa tema hari itu.
Si A dan Si Woo kompak menjawab, kura-kura dan kelinci.
Dae Young lalu menggambar kumis di wajah Si A dan Si Woo dengan spidol.
Usai mengantar Si A dan Si Woo, Dae Young langsung bekerja di Pusat Layanan Elektronik Seongjeong.
Tapi Da Jung menghubunginya.
Da Jung : Kau tidak tahu bentuk kumis kelinci?
Dae Young : Kumis kelinci? Ya.
Da Jung : Mana mungkin. Aku akan pulang terlambat. Kau bisa menjemput anak-anak?
Tapi hujan tiba-tiba turun dan Dae Young bergegas pergi menjemput anak kembarnya.
Si A dan Si Woo keluar diantar guru.
Si A dan Si Woo senang melihat ayah mereka.
Dae Young melihat kumis kelinci di wajah anak lain.
Da Jung benar. Dae Young tidak tahu bentuk kumis kelinci. Ditambah, guru Si A dan Si Woo bilang Dae Young menggambar kumis dengan spidol permanen.
Terdengar narasi Da Jung.
“Saat hujan, orang bisa mengukur seberapa besar cinta mereka. Bahkan saat mereka berbagi Payung, [saat semua orang memegang di sudut berbeda, jelas terlihat betapa besar cinta mereka. Jadi, cinta dan hujan saling terhubung.”
Dae Young memayungi Si A dan Si Woo. Tapi dia membiarkan dirinya kena hujan.
Dae Young : Maafkan ayah. Kumis yang ayah gambar salah.
Tapi Si A dan Si Woo bilang mereka bersenang-senang dengan kumis itu di sekolah. Teman-teman mereka juga tertawa.
Dae Young menyuruh Si A dan Si Woo mendekat. Dia tidak mau anaknya flu terkena hujan.
Dae Young : Mau makan lezat di rumah?
Si A dan Si Woo berseru, ya!
Dae Young mengajak keduanya pulang.
Bersambung…