Adamas Eps 5 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Adamas Episode 5 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca EPISODE SEBELUMNYA HERE

Sebelumnya…

Tae Sung yang mengetahui bahwa Woo Shin masih ada di dalam rumah, menyuruh Sekuriti Park mematikan sistem pemadam api.

Sistem pemadam api dimatikan.

Dong Rim masuk, dia panic melihat Woo Shin tak sadarkan diri.

Dong Rim : Ha Cakka-nim!

Tak lama, Tae Sung dan beberapa petugas datang.

Tae Sung berusaha menyadarkan Woo Shin, tapi Woo Shin tak kunjung sadar.

Dia pun menyuruh anak buahnya memanggil dokter.

Hye Soo dan beberapa pelayan masuk.

Hye Soo terkejut melihat keadaan Woo Shin.

Seseorang mengambil alat perekam Woo Shin yang jatuh di karpet merah.

*Nugu? Dong Rim kah?

Seorang pria mendatangi sebuah unit apartemen.

Begitu masuk, dia mendengar suara air di kamar mandi.

Di dinding, ada foto-foto keluarga Seo Hee.

Itu rumah Seo Hee!! *Omo.

Pria itu kemudian menyiapkan tali kawat. Lalu dia membuka pintu kamar mandi. Dia siap menjelat Seo Hee. Tapi saat menyibak tirai, bukan Seo Hee, tapi Bu Lee yang keluar. Bu Lee berhasil melumpuhkan pria itu dengan alat setrum.

Soo Hyun sendirian dibawah jembatan kereta api Dangsan.

Soo Hyun membaca pesan yang diterimanya, yang memintanya datang ke sana.

Dia pun bertanya-tanya, apa si pengirim pesan tidak akan datang.

Lalu tak lama, Soo Hyun melihat seorang pria. Pria itu berlari ke arahnya. Soo Hyun udah bersiap, tapi pria itu berlari melewatinya.

Soo Hyun celingukan, mencari si pengirim pesan tapi yang datang malah Seo Hee.

Seo Hee pun mengaku, kalau dia yang mengirim pesan itu.

Soo Hyun : Apa maksudmu?

Bu Lee memberitahu Pak Kang kalau dia sudah menangkap pria itu.

Rekan Bu Lee membuka masker pria itu, lalu dia memeriksa jari pria itu.

“Dia tidak punya sidik jari.” ucapnya pada Bu Lee.

Bu Lee pun bilang Pak Kang, tidak akan mudah mengidentifikasi pria itu.

Pak Kang : Bagaimana dengan Song Soo Hyun?

Bu Lee : Seo Hee akan mengurusnya.

*Lah, kok mereka kenal Seo Hee?

Seo Hee menjelaskan, dia sengaja memancing Soo Hyun ke area terbuka itu untuk melihat apa ada yang mengikuti Soo Hyun.

Seo Hee bilang Soo Hyun aman.

Soo Hyun : Tunggu. Maksudmu aku umpanmu?

Seo Hee : Itu hanya misi.

Soo Hyun mulai gedek, misi apa? Kau bercanda?

Seo Hee : Sudah kubilang aku sengaja mengunjungi Lee Chang Woo. Itu sukses.

Soo Hyun : Sukses?

Soo Hyun minta Seo Hee menjelaskan dengan detail padanya.

Soo Hyun : Berhenti membuatku marah dengan bicara tidak jelas!

Seo Hee : Aku menangkapnya.

Soo Hyun : Siapa tepatnya?

Seo Hee : Pria yang mengikutimu. Orang yang mencoba memfunuhku. Aku menangkapnya.

Soo Hyun : Sulit dipercaya.

Seo Hee : Jangan tersinggung. Aku juga umpan.

Soo Hyun : Kau juga? Lalu siapa dalangnya?

Seo Hee melihat ke belakang Soo Hyun.

Seo Hee : Aku ingin memperkenalkanmu kepada beberapa orang.

Soo Hyun menoleh ke belakangnya.

Sebuah mobil datang.

Soo Hyun mendekati mobil itu. Seorang pria menatap kepadanya dari dalam mobil.

Soo Hyun emosi, apa yang kau lihat!

Soo Hyun kembali ke Seo Hee.

Soo Hyun : Astaga, kau membuatku marah. Siapa kau sebenarnya? Katakan!

Seo Hee : Ikutlah denganku jika kau ingin tahu.

Woo Shin bersama Dong Rim di kamar mereka. Woo Shin terbaring lemah di kasur.

Dong Rim yang duduk disamping Woo Shin tanya, apa Woo Shin yakin tak perlu ke RS.

Woo Shin : Aku baik-baik saja. Dokter yang datang bilang aku baik-baik saja.

Dong Rim : Aku tidak percaya wanita itu, Bu Kwon. Dia menakutkan. Bagaimana bisa dia tidak mengirimmu ke rumah sakit dalam situasi darurat?

Woo Shin : Kau lupa? Mereka menyandera kita sampai pemilu berakhir.

Tae Sung datang. Dia bilang dia punya beberapa pertanyaan sebagai Kepala Keamanan.

Woo Shin mengerti dan meminta Dong Rim mengambilkan secangkir teh hangat untuknya.

Dong Rim pun keluar.

Tae Sung : Jadi? Kau menemukan Adamas?

Woo Shin : Tidak.

Tae Sung : Semuanya sia-sia. Semua yang kita lakukan sia-sia.

Woo Shin : Tapi kurasa aku menemukannya.

Tae Sung : Kau menemukannya?

Woo Shin : Gas halogen tersedot ke langit-langit. Adamas ada di atas sana.

Tae Sung : Kau yakin?

Woo Shin : Ya, 100 persen. Akhirnya aku sadar kenapa karpet itu diletakkan di sana. Itu pola dan desain yang sama dengan karpet yang digunakan pada hari Adamas pertama kali diungkap.

Flashback…

Karpet itu karpet yang sama saat Pimpinan Kwon pertama kali mengenalkan Adamas pada public.

Flashback end…

Pimpinan Kwon sendiri lagi menatap Adamas di depannya.

Kembali ke Woo Shin dan Tae Sung.

Woo Shin : Itu sebabnya dia punya karpet yang sama di kantornya. Dia tidak bisa melupakan euforia yang dia rasakan hari itu. Sebagai orang yang suka memiliki kekuatan besar, hari itu pasti terasa seperti upacara penobatannya. Adamas adalah mahkotanya. Setelah tahu lokasinya, kita hanya perlu menetapkan tanggal dan melaksanakannya.

Tae Sung : Kau akan kembali mengambilnya, meski hampir terbunuh hari ini?

Woo Shin : Aku tahu apa yang kuhadapi. Tapi mari kita percepat. Seperti Seketaris Yoon hari ini, aku tidak suka saat orang lain dalam bahaya karena aku.

Tae Sung : Itu tak pantas diucapkan orang yang akan mencuri Adamas. Cerialah. Semua aman.

Woo Shin : Ada sesuatu yang menggangguku. Aku kehilangan perekam suaranya.

Dong Rim berdiri diluar, dia bingung harus gimana.

Alat perekam Woo Shin, ada di tangan Dong Rim.

*Moga gak dikasih ke Kepala Pelayan Kwon yaa…

Seketaris Yoon lagi sama Kepala Pelayan Kwon. Kepala Pelayan Kwon tengah mengelap tongkatnya.

Kepala Pelayan Kwon : Pak Ha memang unik. Dia tidak ragu untuk kembali ke rumah seperti pria sejati. Perlakukan dia dengan baik. Dia penyelamatmu.

Seketaris Yoon menatap tajam Kepala Pelayan Kwon.

Kepala Pelayan Kwon : Ada apa?

Seketaris Yoon : Kau tahu aku ada di landasan helikopter. Kau sungguh berusaha membunuhnya?

Kepala Pelayan Kwon : Kau mencemaskan dia atau rencanamu gagal?

Seketaris Yoon kaget mendengarnya.

Kepala Pelayan Kwon : Kudengar kau yang merekomendasikannya kepada majikan kita. Kau pikir aku tidak akan tahu? Apa karena Nyonya Hye Soo? Karena Pak Ha mirip Tuan Min Jo? Aku bisa memahamimu. Apa menurutmu Hye Soo akan berselingkuh dengannya? Apa menurutmu dia akan bercerai? Astaga, kau bodoh sekali.

Kepala Pelayan Kwon memukul perut Seketaris Yoon berkali2 dengan ujung tongkatnya.

Seketaris Yoon keluar dari kamar Kepala Pelayan Kwon.

Kamera menyorot wajahnya.

Hyun Jo ada di mobil.

Dia tengah merasakan efek dari obat-obatan yang dia pakai.

Hyun Jo yang nge-fly, masuk ke kamar mandi hotel.

Dia membasuh mukanya, lalu menatap wajahnya di cermin.

Pantulan wajahnya tiba-tiba berbicara kepadanya.

Hyun Jo : Apa yang akan kau lakukan dengan situasi ini? Mereka bahkan mendapatkan sketsa komposit Pak Lee. Ayah memutuskan untuk pensiun, tapi kau tidak bisa menyelesaikan kasus lama. Kau pikir dia akan membiarkan orang sepertimu mengambil alih? Begitu? Upacara hari jadi ke-80 Haesong sebentar lagi. Siapa namanya? Song Soo Hyun? Kau akan membiarkan jaksa payah itu menghancurkan segalanya untukmu? Semua ini terjadi karena kau memercayai Pak Lee. Hyun Jo-ya, kau harus melakukannya. Akhiri ini untuk selamanya. Mengerti?

Hyun Jo lalu menelpon seorang wanita bernama ‘Jang’.

Hyun Jo : Nona Jang, aku ingin meminta bantuan rahasia darimu.

Seo Hee dan Soo Hyun dibawa ke suatu tempat dengan kepala ditutup.

Soo Hyun : Itu cukup lama. Boleh kulepaskan ini sekarang?

Soo Hyun dan Seo Hee melepaskan penutup kepala mereka.

Tak lama, orang2 dari SIH datang. Ternyata mereka dibawa ke markas SIH.

Soo Hyun : Siapa kalian?

Seo Hee : Mereka…

Soo Hyun : Aku tak bertanya padamu.

Pak Kang : Aku agak kasar untuk pertemuan pertama kita, ‘kan?

Soo Hyun : Kau Ketuanya?

Pak Kang : Itu pasti perjalanan yang tidak nyaman. Tapi tolong mengertilah. Aku tidak bisa mengambil risiko mengekspos persembunyian kami kepada orang asing.

Soo Hyun : Cukup. Mari kita perkenalkan diri.

Pak Kang : Tentu. Jaksa Song Soo Hyun, aku Kang Hyuk Pil dari SIH.

Soo Hyun : Special Investigation HQ?

Woo Shin tak bisa tidur. Dia terus-terusan mengubah posisinya. Tapi kemudian, dia dikejutkan dengan Dong Rim yang ujug2 berdiri disampingnya.

Woo Shin melompat bangun, Dong Rim-ah!

Dong Rim nangis, tolong maafkan aku.

Woo Shin : Untuk apa? Kau menangis?

Sekarang, Dong Rim dan Woo Shin sama-sama menatap alat perekam Woo Shin.

Woo Shin : Jadi, kau mencurinya?

Dong Rim : Ya, saat kau tidak sadarkan diri.

Woo Shin : Kenapa?

Dong Rim pun diam.

Woo Shin menatap Dong Rim.

Woo Shin : Lee Dong Rim.

Dong Rim : Agar bisa kuberikan kepada Bu Kwon.

Woo Shin kaget, apa?

Dong Rim : Dia ingin aku mencari tahu rencanamu. Dan aku setuju untuk membantunya. Dia bilang akan membiarkanku meninggalkan tempat ini jika aku membantunya. Aku tidak punya pilihan.

Woo Shin : Dia berbohong. Tidak ada yang bisa pergi tanpa izin Pimpinan.

Dong Rim : Lalu apa yang harus kulakukan? Aku harus pergi.

Woo Shin : Tapi kau tidak pergi saat aku menyuruhmu, lalu kenapa?

Dong Rim : Ayahku mungkin akan meninggal.

Woo Shin : Apa maksudmu?

Dong Rim : Dia mungkin membutuhkan transplantasi hati yang mendesak. Tapi dia tidak bisa mendapatkannya tanpa aku. Aku minum suplemen dan berolahraga secara teratur. Aku menjaga kesehatanku dengan baik.

Woo Shin : Kau donornya, ya?

Dong Rim : Pak Ha, tolong bantu aku. Aku harus meninggalkan rumah ini, jadi, kumohon.

Para pelayan membawa beberapa paper bag. Mereka mengikuti Bu Oh.

Bu Oh masuk ke kamar Hye Soo.

Dia memilih2kan gaun untuk Hye Soo.

Bu Oh : Tuan Kwon memilihnya sendiri. Bukankah ini sempurna untuk makan malam hari ini?

Pilihan Bu Oh jatuh pada gaun berwarna cokelat.

Bu Oh : Semuanya sangat mewah. Yang ini tampak bagus. Kau menyukainya? Kau memilih yang ini?

Hye Soo : Tentu.

Seketaris Yoon masuk ke kamarnya dan menemukan satu paper bag.

Dia membukanya. Omo… Isinya, gaun cokelat yang sama dengan milik Hye Soo.

Seketaris Yoon membaca kartu pesan yang ada di atas gaun.

“Kenakan malam ini, aku tidak sabar.”

Seketaris Yoon tersenyum membacanya.

Hye Soo juga lagi memilih baju. Pilihannya jatuh pada gaun bermotif bunga. Dia tak jadi memakai gaun cokelat tadi.

Hye Soo pun teringat masa lalu.

Dia lagi duduk di meja rias. Tiba2, seseorang masuk ke kamarnya.

Hye Soo berdiri dan tersenyum melihat orang itu.

Hye Soo : Mengunjungiku selarut ini?

Woo Shin memberitahu Tae Sung dia sudah memutuskan hari untuk mencuri Adamas.

Tae Sung : Kapan?

Woo Shin : Malam ini.

Tae Sung : Kenapa kau terburu-buru?

Woo Shin : Apa gunanya menundanya? Ini akan lebih mudah daripada dugaan kita.

Tae Sung : Bagaimana bisa?

Woo Shin : Kau tak yakin Adamas ada di sini, ‘kan? Kenapa?

Tae Sung : Karena tak ada sistem keamanan.

Woo Shin : Tepat. Jika ada sistem keamanan canggih di dalam wastu juga, kau pasti sudah tahu. Pintu kamar Kwon Min Jo, yang terkunci, memiliki lubang kunci yang kuno. Aku yakin sistem keamanan Adamas tak seketat itu.

Tae Sung : Jadi, karena itu kau pikir itu akan mudah? Itu sulit dipercaya.

Woo Shin : Lihat pengaturan perabot di ruangan Pimpinan. Sudah jelas. Bagian tengah ruangan besar itu kosong hanya agar dia bisa menghargai Adamas. Dia sangat sensitif terhadap stimulus visual. Itu terbukti dengan cara dia memamerkan karya seninya yang berharga, alih-alih menyimpannya di suatu tempat. Selain itu dia membuat pilihan berdasarkan apa yang dilihatnya.

Woo Shin ingat saat Pimpinan Kwon memujinya di depan Kepala Pelayan Kwon.

Pimpinan Kwon : Dia tampak seperti pria yang baik. Bagaimana menurutmu?

Woo Shin juga ingat saat dia dan Hye Soo mengobrol soal patung.

Woo Shin : Bukankah ini indah dan anggun?

Flashback end…

Woo Shin : Bayangkan kencan pertama. Seseorang yang sensitif terhadap pendengaran akan mengingat percakapan. Seseorang yang sensitif terhadap bau akan mengingat aroma seseorang. Dan seseorang yang sensitif terhadap visual akan mengingat pakaian atau senyum mereka. Pimpinan menghargai apa yang dilihatnya. Kantornya adalah tempat paling ideal untuk menghargai Adamas.

Tae Sung : Baik. Itu bagus. Tapi bagaimana kita menurunkannya dari langit-langit?

Woo Shin : Dia suka memiliki kekuatan besar. Di mana raja bersemayam? Di takhta. Ada di mejanya.

Tae Sung : Jadi, pasti ada tombol di sana?

Woo Shin : Kau mau bertaruh?

Tae Sung : Jika itu bukan tombol sederhana, kita mungkin butuh kode sandi.

Woo Shin : Itu bahkan lebih baik. Akan mudah menyusun kombinasinya begitu kita tahu angkanya. Kita seharusnya bisa menentukan digit pertama. Digit pertama dan kedua memiliki hubungan psikologis. Aku punya cukup informasi jika menyangkut dia.

Tae Sung : Baiklah. Biar kulaporkan ini ke markas. Mereka sedang menghadapi masalah saat ini.

Woo Shin : Masalah apa?

Tae Sung : Kakakmu ada di persembunyian SIH.

Bersambung ke part 2….

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like