Bloody Heart Ep 1 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Bloody Heart Episode 1 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA DISINI.

Di part sebelumnya, Menteri Yoon bilang nasib keluarga Yoon bergantung pada kondisi Ratu Yoon.

Dia meminta tabib merahasiakan penyakit Ratu yang makin buruk. Tabib mengerti. Menteri Yoon pergi.

Tanpa mereka sadari, Kasim Jung menguping.

Raja tengah latihan memanah ditemani Gye Won. Tapi tembakannya meleset.

Raja : Anak panahku pasti gugup karena kau, Anggota Dewan Kiri.

Gye Won : Semua orang tahu bahwa anda pemanah yang hebat, Yang Mulia. Aku hanya takut anda lebih memilih berlatih seni bela diri dan mengabaikan pelajaran anda.

Raja : Aku akan mengingat nasihatmu.

Gye Won : Suatu kehormatan bagiku. Kalau begitu, izinkan aku memberimu nasihat lain. Aku tahu anda ingin putra dari Paduka Ratu. Tapi kita tak bisa terus menunggu. Ibu Suri berwasiat agar anda memilih selir kerajaan.

Raja : Aku akan berusaha membujuk Pangeran lagi…

Gye Won : Yang Mulia. Alih-alih membujuk, beri dia perintah.

Raja pasrah, aku menerima saranmu.

Kasim Heo mengumumkan, bahwa Kasim Jung dari istana Ratu datang.

Kasim Jung masuk. Dia bilang dia datang untuk melaporkan penemuan lokasi untuk paviliun Pangeran.

Raja menjelaskan ke Gye Won, baiwa dia ingin menghibur pangeran dengan menghancurkan rumah kosong dan membangun paviliun.

Raja bertanya ke Kasim Jung berapa ukurannya?

Kasim Jung : Rumah seluas 21 kan akan diubah menjadi 4 dan dan 4 jum dan rumah 22 kan akan menjadi 3 dan dan 9 jum.

Raja : Lanjutkan.

Raja lalu bilang pada Gye Won dia akan mengunjungi Ratu.

Setelah Raja pergi, Kasim Jung mendekati Gye Won.

Kasim Jung : Daegam, ini sangat mendesak.

Raja berjalan dengan cepat menuju suatu tempat. Kasim Heo yang mengikutinya, memberitahu bahwa Raja salah jalan. Istana Ratu ke arah sebaliknya. Tapi Raja tak peduli dan terus berjalan. Ternyata tujuan Raja adalah ke perpustakaan.

Dia ingin membaca catatan tentang ibunya.

Kepala Dayang memberitahu Ibu Suri Choi Ga Yeon bahwa pangeran sudah menunggu selama setengah jam.

Ibu Suri Choi : Apa sudah selama itu?

Kepala Dayang : Benar, Yang Mulia.

Ibu Suri Choi : Izinkan dia masuk seperempat jam lagi.

Raja tiba di depan kamar Ratu.

Dia mendengar teriakan Ratu.

Di dalam, Ratu marah. Dia bahkan melemparkan mangkuk kaca ke pelayannya, membuat dahi Kepala Pelayannya berdarah.

Ratu : Kenapa tak ada kabar dari ayahku! Bagaimana bisa dia meninggalkan istana meski tahu aku pingsan! Ratu sedang sakit, bukankah tak masuk akal jika tak ada yang mengunjungiku!

Ibu Suri Choi bertanya, ada keperluan apa Pangeran datang menemuinya.

Ternyata Pangeran yang dimaksud adalah Menteri Yoon.

Ibu Suri Choi : Kudengar anda sangat mencemaskan masa depan keluarga kerajaan.

Menteri Yoon : Itu sangat membingungkan dan memalukan.

Ibu Suri Choi : Benarkah? Kudengar kau menentang ide pemilihan selir.

Menteri Yoon : Bagaimana mungkin aku menentang Ibu Suri? Namun, demi Paduka Ratu yang sedang sakit, tolong beri aku wewenang dalam pemilihan selir. Jika anda mengizinkan, aku akan setia kepada anda seperti anjing dan kuda.

Ibu Suri Choi tertawa, sepertinya rumor itu benar.

Pintu kediaman Ibu Suri terbuka.

Menteri Yoon berbalik dan terkejut melihat Gye Won cs datang.

Raja menyuruh dayang Ratu yang lain menyingkirkan dayang yang membuat Ratu marah.

Dayang yang kepalanya terluka pun segera dibawa pergi oleh dayang yang lain.

Raja mendekati Ratu.

Raja : Aku datang. Aku mungkin tak berdaya, tapi Raja datang untuk mengunjungi Ratu.

Ratu : Kudengar Istana Kerajaan menuntut agar kau segera memilih selir.

Raja : Mataku hanya tertuju padamu. Tuntutan mereka tak penting.

Ratu : Yang Mulia. Aku pasti menyakitimu karena aku seorang ratu yang mudah marah. Itu karena aku mendengki. Aku benci melihatmu berusaha menjadikan gadis dari keluarga biasa sebagai Putri Mahkota, alih-alih diriku. Jika gadis itu masih hidup, aku akan membunuhnya. Sebesar itulah rasa cintaku padamu.

Raja : Ini adalah kali pertama kau mengungkapkan cintamu, Ratuku. Kalau begitu, aku akan memberimu jawaban.

Ratu senang. Raja memegang wajah Ratu.

Raja : Ratuku. Kau akan segera meninggal.

Menteri Yoon terkejut Ibu Suri Choi sudah tahu penyakit Ratu.

Ibu Suri Choi : Penyakitnya masuk ke paru-paru dan tak bisa diselamatkan, bukan? Kukira kau sangat mencintainya, tapi saran pertamamu justru mengenai pemilihan selir. Sepertinya kekuasaan lebih penting daripada anakmu sendiri.

Ratu terkejut dengan kata-kata Raja. Dia bilang itu lelucon yang buruk.

Raja marah, contoh lelucon adalah perkataanmu belum lama tadi. Jika kau benar-benar tahu rasanya jatuh cinta, kau tak akan pernah berani mengatakan kata itu. Tak ada anak di dunia ini yang bisa bahagia jika dicintai anak dari pembunuh ibunya.

Raja berdiri dan menatap Ratu.

Raja : Aku naik takhta setelah menikahimu. Begitu kau mati, aku bisa menikahi keluarga yang akan mendukungku. Ratuku, saat ini kau tampak pantas disayangi.

Ratu syok dengan perkataan Raja.

Raja beranjak pergi. Ratu ingin mengejar, tapi dia terjatuh.

Ratu : Yang Mulia….

Antek2 Gye Won menyeret Menteri Yoon keluar.

Menteri Yoon minta Gye Won memberinya kesempatan.

Gye Won : Pangeran akan dipecat karena menipu Yang Mulia, dan dia akan dihukum berat atas kejahatan yang dia lakukan.

Setelah itu, Gye Won bicara dengan Ibu Suri Choi.

Gye Won : Yang Mulia, Paduka Raja tak boleh tahu sampai tabib kerajaan lain mendiagnosis penyakit Paduka Ratu.

Ibu Suri Choi : Tentu saja, dia tak akan tahu. Semua orang mulai dari Kepala Kasim, dayang istana yang melayani Ratu, bahkan pelayan rendahan bertindak sebagai mata dan telingamu. Artinya kita bahkan bisa mengendalikan napas Yang Mulia. Bagaimana mungkin dia tahu kecuali atas izinmu?

Raja berjalan bersama para dayangnya dan kasimnya.

Tak lama kemudian, dia berhenti berjalan karena mendengar teriakan Kepala Dayang yang memanggil-manggil nama Ratu.

Sekarang kita ke Desa Hutan Bambu. Ma Seobang dan istrinya berjalan dengan terburu-buru. Mereka lalu bertemu Im Jinsa.

Jin Sa : Kenapa kalian terburu-buru?

Seobang : Seorang tuan muda dari Lembah Imjin datang untuk melamar Nona Muda. Kami menolaknya dua kali melalui pencari jodoh, lalu dia datang sendiri.

Jin Sa : Dia pasti tergila-gila kepadanya.

Istri Seobang bilang pasti sangat hampa setelah nona mudanya menikah.

Seobang : Kesedihan kita bukan masalah. Kita harus membiarkan nona muda menunggangi tandu pernikahan penuh bunga.

Jinsa : Jangan terburu-buru.

Pemuda bangsawan yang hendak melamar si nona muda, sedang latihan melamar di jalan Desa Hutan Bambu.

Dia menyodorkan bunganya dan meminta si nona muda menikah dengannya.

“Aku akan menjadi peringkat pertama dalam ujian negara dan menjadikanmu istri pejabat senior. Jika kau jatuh cinta dengan pria lain, itu tak masalah. Aku akan menunggu.”

Tapi tiba-tiba, dia mendengar suara pacuan kuda.

Dia menoleh ke belakang.

Seseorang memacu kudanya di jalanan Desa Hutan Bambu.

Dia nyaris menabrak si pemuda bangsawan. Si pemuda bangsawan terkejut, sampai menjatuhkan bunganya.

Si pemacu kuda adalah Yoo Jung. Dialah si noda muda yang akan dinikahi si pria bangsawan.

Yoo Jung turun dari kudanya dan melihat si pemuda bangsawan.

Yoo Jung : Maafkan aku, Tuan. Aku agak terlambat.

Si pemuda bangsawan bilang dia bersyukur Yoo Jung datang.

Yoo Jung mendekati si pemuda bangsawan.

“Aku tak sadar akan terlambat setelah mengunjungi kantor pemerintahan.”

“Kantor pemerintahan? Kenapa kau pergi ke sana?”

“Menyumbangkan lokakaryaku untuk desa.”

“Kenapa… Kenapa kau menyumbangkannya? Seantero Jeolla memang tahu bahwa bisnis kotak bambumu sukses, tapi…”

“Aku sudah membagi keuntungan dengan para perajin, jadi, aku tak punya apa-apa.”

“Maksudmu… Kau tak punya uang?”

“Ya. Kau tak tahu?”

“Orang bodoh macam apa kau? Kenapa kau memberikan uang sebanyak itu? Aku sudah berjanji akan mengirim perak ke Hanyang! Lalu bagaimana? Bagaimana kau akan menebusnya?”

“Doryongnim, kau akan mendapat masalah besar jika menyakitiku di Desa Hutan Bambu.

“Benarkah? Beraninya kau membohongiku?”

Si doryongnim mencengkram lengan Yoo Jung.

Tak lama kemudian, para penduduk Desa Hutan Bambu muncul.

Seobang : Berandal. Beraninya kau menyentuh dia?

Seobang mengambil kayu yang dipegang salah satu temannya. Si bangsawan kaget teman-teman Yoo Jung tiba-tiba muncul.

Seobang : Kami berkomunikasi dengan tongkat ini.

Seobang mulai mengayunkan kayunya.

Si bangsawan protes, beraninya kau mencoba menyakiti bangsawan…

Tapi Seobang malah memukul kepalanya sendiri. Semua kaget.

Seobang : Astaga, doryongnim ini memukul kepalaku.

Doryongnim : Aku tak memukul kepalamu.

Seobang juga memukul perutnya sendiri.

Seobang : Astaga, tuan muda ini memukul perutku.

Doryongnim : Aku tak melakukannya!

Tapi yang lain mengaku melihat si doryongnim memukul Seobang.

Seobang kembali memukul lengannya.

Seobang : Astaga, tuan muda ini akan meremukkan lenganku.

Akhirnya si doryongnim menyerah dan berkata akan pergi.

Seobang coba mengejar.

Seobang : Astaga, dia kabur. Tuan muda itu melarikan diri.

Yoo Jung dan Jin Sa saling menatap dan tersenyum satu sama lain.

Seobang mendekati Yoo Jung.

Seobang : Nona baik-baik saja? Kau terluka?

Yoo Jung : Aku tak apa. Bagaimana dengan perutmu?

Seobang : Aku tak apa.

Sekarang, para penduduk sudah kembali ke tempat mereka.

Yoo Jung mengingatkan mereka kalau akan ada larangan nasional untuk menikah setelah pemakaman.

Yoo Jung : Bangsawan yang menikahkan putri mereka sebelum itu dan orang yang menunggu pelarangan itu butuh kotak bambu sebagai janji pernikahan mereka. Kirim seseorang ke Hanyang dan dapatkan daftar namanya. Aku harus pergi ke Hanyang sebelum larangan diberlakukan. Aku akan kembali membawa keuntungan besar, jadi, tunggu aku.

Istrinya Seobang meminta Yoo Jung membawakan bedak saat kembali.

“Dan yeot dari Hanyang. Anak-anakku suka itu.”

“Baik, aku akan membeli bedak, yeot dan menculik cendekiawan untuk dinikahi.”

“Jadi, ada cendekiawan yang kau suka di Hanyang?” tanya Seobang saat Yoo Jung menaiki tangga.

“Tentu saja. Akan kupastikan penculikanku berhasil, jadi, nantikan kedatangannya.”

Bersambung ke part 3…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like