Tentangsinopsis.com – Sinopsis F4 Thailand: Boys Over Flowers Episode 1 Part 2, Jika Kalian ingin melihat full recapnya tersedia lengkap di tulisan tulisan yang ini. Episode sebelumnya.
Gorya meremas kartu itu lalu berlari ke kelas. Ia bilang ke guru kalo ia sakit kepala dan mau ke UKS. Sementara itu anak-anak mencarinya ke UKS. Gorya menutup diri dengan selimut. Beruntung mereka dihentikan sama dokter jadi Gorya bisa kabur melalui jendela.
Selanjutnya saat Gorya sedang berjalan, beberapa anak melempar sekeranjang bola ke arahnya dan membuatnya terjatuh. Ia lalu melihat Hana. Gorya yang mencemaskannya malah ditinggalin sama Hana. Mendadak 3 siswi yang dikelasnya Gorya menyiramkan seember air dari atas. Bilangnya nggak sengaja.
Gorya berlari ke atap dan meneriakkan kekesalannya di sana. Ternyata ada Ren di sana. Katanya tempat itu dulunya tenang, sampai saat kunjungan terakhir Gorya yang waktu itu. Ia nyuruh Gorya untuk mengeringkan diri sambil menunjuk kain yang ada di sana. Gorya nggak mau dan mau pergi dari sana tapi Ren menariknya dan menutup mulutnya.
Anak-anak yang menyiram Gorya datang dan menanyakan Gorya pada Ren. Ren bohong bilang kalo hanya ada ia di sana dan para siswi itu pun pergi. Sebelum pergi, Ren bilang ke Gorya kalo ia bisa sembunyi di sana sampai sepulang sekolah. Tapi selama dia nggak teriak. Setelahnyna Gorya mengambil selendang yang ditunjukkan sama Ren tadi dan menemukan gambar sketsa dirinya yang sedang teriak.
Hari sudah malam. Anak-anak itu masih belum juga menemukan Gorya dan mau pulang. mendadak Thyme mengirim pesan nanyain target mereka.
Gorya turun dan mengambil tasnya di loker. Ada kamera CCTV di sana dan anak-anak itu mendadak datang lalu menyeretnya ke gudang. Di sana ia direkam dan dituntut buat berhenti tapi Gorya nggak mau. Ia sempat menendang anaj yang merekamnya dan berniat untuk kabur. Dua anak lainnya menariknya sampai membuat kancing bajunya terlepas. Gorya nangis.
Ren tahu-tahu datang dan nyuruh mereka untuk berhenti dan pergi. Mereka nggak bisa karena disuruh sama Thyme tapi nggak berani melawan Ren juga. Akhirnya mereka pergi juga. Gorya masih nangis. Ren ngasih selimut buat nutupin kakinya. Itu adalah tempat lain Ren buat tidur siang dan Gorya di sana juga.
Beberapa saat kemudian Gorya sudah lebih tenang. Ren menyuruhnya untuk pulang tapi Gorya nggak bisa. Anak-anak tadi nggak akan menyerah sebelum ia berhenti. Ren mengeluarkan korek dan membakar fire sprinkler.
3 detik kemudian air keluar termasuk di tempat anak-anak tadi. Mereka ketahuan sama satpam dan akhirnya pergi dari sana. Ren tersenyum ke Gorya dan bilang kalo sekarang Gorya aman. Ia lalu keluar duluan ninggalin Gorya.
Sampai rumah Gorya mengunci diri di kamar. Ayah, ibu dan adiknya di luar minta dibukain pintunya. Di dalam Gorya berkirim pesan sama Hana. Dia nggak ingin Hana menelponnya dan ia ingin sendiri dulu. Tahu-tahu pintunya terbuka gegara didorong mulu dari tadi.
Ibu nyuruh ayah sama adek Gorya untuk keluar dulu karena para wanita mau bicara. Gorya bilang ke ibu kalo ia lelah dan inginn masuk sekolah yang biasa aja. Ibu menyemangatinya kalo ia pasti bisa melewatinya. Dan ssaat ibu bilang kalo di sana ia bisa bertemu dengan pria yang kaya membuat Gorya kesal. Bagi ibu yang terpenting hanya tentang kekayaan. Ia nggak mau menjadi berakhir seperti mereka.
Gorya yang marah sama ibu akhirnya keluar. Dih ayah sama adek ternyata masih di depan pintu.
MJ sama Kavin sudah tahu apa yang sudah Ren lakukan. Sekolah mungkiin banjir gegara dia dan ia harus membayar ganti rugi yang mungkin sampai bebeerapa juta. Thyme datang dan mendorong anak yang dia tugasi untuk membuat Gorya menyerah.
Dia jadi nggak ngerti sama Ren yang membantu Gorya, padahal itu bukanlah urusannya. MJ menghampiri Thyme dan juga bilang kalo Thyme sudah keterlaluan kali ini. Selama ini ia nggak pernah ngasih kartu merah ke gadis manapun. Kaviin juga membenarkan apa yang MJ katakan.
Kepala pelayan datang dan memberitahu Thyme kalo ibunya sudah kembali dari Singapura. Ia diminta untuk bersiap. Thyme memperingatkan MJ kalo nggak ada yang namanya keterlaluan kalo soal musuh. Ia lalu meninggalkannya.
MJ mengeluhkan Kavin yang nggak membelanya tadi. Kavin merasa kalo itu nnggak ada gunanya. Selama ini nggak ada yang bisa mengalahkannya.
Ibu Thyme sedang melakukan wawancara. Dih sama kayak anaknya, Ibu juga suka ngasih kartu merah ke patner yang bermasalah dengannya.
Thyme membaca artikel tentang wawancara iibunya. Ibu datang ke meja makan dan bilang ke kepala pelayan kallo ia akan tinggal selama 3 hari dan minta agar rumah selalu rapi. Saat menuang anggur, pelayannya membuat kesalahan dan ibu langsung minta agar ia diganti. Setelajnya ibu menyinggung tentang masalah yang Thyme buat di sekolah yang belakangan sering terjadi. Thyme bilang kalo itu hanya masalah kecil dan ia bisa mengatasinya.
Ibu bilang kalo sering terjadi masalah maka pasti ada gelombang internal. Ia memperingatkan kalo keluarga Paramaanantras selalu memimpin dengan efisien. Kallo ia nggak bisa mengatur sekolah, maka ia juga nggak akan bisa mengendalikan apa pun saat dewasa.
Setelahnya Thyme mengebut di jalan. Saat ada yang menyalipnya ia merasa marah dan memukuli mereka. Orang-orangnnya lalu mengambil rekaman kamera dari mobil tersebut dan seenaknya menghapusnya.
Sama seperti apa yang Kavin katakan kalo hal terburuk yang terjadi kepada kalangan atas adalah tekanannya. Saat berada di tempat yang tinggi, tekanan atmosfernya tipis.Saat memiliki orang tua yang terkenal, semakin tinggi posisinya maka semakin nggak nyaman.
Ren yang juga ada di sana hanya diam sambil menatap Kavin yang sedang bersama dengan beberapa gadis.
Gorya melihat foto-foto ignya sampai baterai ponselnya habis. Ia kembali ke kamarnya dan mendapati ayah sama adeknya sedang membungkus kado. Ternyata itu untuk dirinya. Isinya sepasang sepatu baru. Bukan dari ayah tapi dari ibu. Ibu melihat sepatunya sudah usang dan menghabiskan uang tabungannya untuk membelikannya.
Ibu tahu kalo Gorya sedang punya masalah di sekolah. Ia percaya kalo sepatu yang buruk akan membawanya ke tempat yang buruk. Ayah ngasiih tahu Gorya kalo di negara mereka, status keuangan itu sangat penting. Karena itulah ia minta Gorya untuk bertahan sedikit lagi. Nggak perlu kaya, asalkan ia bisa sedikit lebih baik maka ia akan bahagia. Dan sepatu itu akan membawanya ke tempat bagus untuk bersembunyi.
Gorya mendengarkannya dengan mata yang berkaca-kaca. Ingatannya melayang pada Ren yang ada di atap. Ia lalu memutuskan kalo ia akan bertahan. Ayah dan adiknya senang dengannya. Termasuk juga ibu yang sejak tadi ada di balik pintu. Gorya menghampiri ibu dan mengajaknya masuk.
Adiknya menggambar sesuatu di sepatu Gorya. Kayak bintang jatuh tapi ternyata itu rumput liar. Mereka lalu berswafoto dengan sepatu itu. Gorya merasa kalo ia akan bertahan dengan dukungan dari keluarganya.
Esok harinya Gorya kembali berangkat sekolah. Sudah nggak ada kartu merah di lokernya. Ia merasa lega. Sepatunya terkena bedak. Ia melepasnya dan membersihkannya. Mendadak anak-anak menendangnya dan melemparkannya. Mereka dengan sengaja menggiringnya ke stadion.
Sepatu itu akhirnya sampai ke Thyme. Ia mengambil sepatu itu dan mengaku bosan dengan permainan yang mereka lakukan dan memberikan sepatu itu pada Gorya. Dan saat Gorya mau mengambilnya, mendadak Thyme menarikknya kembali. Ia menganggap kalo sepatu Gorya adalah sampah dan sampah harus di buang ke yempat yang benar. Ia mengeluarkan cutter dan menggores sepatu Gorya.
Gorya menatapnya sambil nangis. Habis itu Thyme dengan seenaknya melempar sepatu Gorya ke tong sampah lalu pergi. Gorya mengambil sepaunya dan memakainya. Hehe..anak-anak jijik banget lihatnya. Thyme kembali dan mengejeknya yang sudah memakai sampah.
Tanpa aba-aba Gorya langsung menendang perut Thyme dan membuat semuanya terkejut lihatnya. Nggak hanya itu, Gorya juga menarik kerah Thyme dan menegaskan kalo ia akan melawan apapun yang ia lakukan. Ia nggak akan menyerah. Ren tersenyum melihat apa yang Gorya lakukan pada Thyme. Sementara Thyme bukannya marah tapi malah kayak senyum.
Bersambung…