Hush Ep 11 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 11 Part 1, Yuk gaes baca juga selengkapnya untuk daftar link ada di tulisan yang ini. Pastikan Kalian juga harus mengetahui kalau tersedia juga Episode sebelumnya baca di sini.

Kita ditunjukkan cuplikan-cuplikan episode sebelumnya.

Joon Hyuk dan Ji Soo di ruangan Soo Do.

Joon Hyuk : Seseorang berusaha keras untuk pembersihan bisnismu. Pada akhirnya, itu CEO kita.

Joon Hyuk meletakkan foto dan artikel pernikahan Sang Hee di atas meja.

Soo Do terdiam melihatnya.

Ji Soo di depan kantor Soo Do, berkata pada Joon Hyuk.

Ji Soo : Bukankah itu berita eksklusif?

Di depan gedung Harian Korea, Ki Ha tanya, apa yang akan Joon Hyuk lakukan?

Joon Hyuk : Aku akan bertanggung jawab.

Joon Hyuk menemui Kepala Na selepas pergi menemui Soo Do tadi.

Kepala Na : Kau mungkin bisa dengan mudah menipu MP Go, tapi tidak denganku.

Joon Hyuk marah, berapa kali lagi anda akan melihat orang-orang terluka dan mati karena kisah palsu?

Joon Hyuk diberikan teman pengacaranya sebuah berkas tentang Yu Seop.

“Sudah resmi. Redaktur Yoon dan bosku merencanakan semuanya.”

Joon Hyuk mengajak Kepala Na makan siang. Dia bilang akan mentraktir Kepala Na.

Kepala Na : Kau sudah menyelesaikan skenariomu? Kau menemukan kepingan teka-teki terakhir?

Joon Hyuk menunjukkan foto Kyu Tae di ponselnya.

Joon Hyuk : Dia mungkin calon CEO kita. Hong Kyu Tae.

Kepala Na : Apa maumu?

Joon Hyuk : Aku ingin naik ke lantai 15. Dengan kisahku, aku akan membuat “Tanpa Hasil, Tanpa Derita” menghilang selamanya.

Ki Ha, Se Joon dan Yoon Kyung mencegat Joon Hyuk yang mau pulang.

Ki Ha marah, dia mengkhianati kita seperti ini? Setidaknya beri kami alasan!

Joon Hyuk bilang pada Yoon Kyung, sungguh impian tak masuk akal.

Ji Soo datang.

Joon Hyuk : Kau juga mau memanggilku pengkhianat?

Ji Soo menaruh tulisan Hush di atas meja dengan hati kesal.

Ji Soo : Dia bilang ini kesempatan terakhirnya untuk menjadi reporter sungguhan. Dan dia membuangnya.

Sekarang, kita lanjutan episode sebelumnya dimana Yoon Kyung menerima kiriman kontrak gaji Joon Hyuk, perjanjian kerahasiaan Joon Hyuk juga foto Joon Hyuk makan malam dengan Ji Yoon.

Tak lama kemudian, Joon Hyuk lewat bersama Ji Yoon.

Yoon Kyung terdiam menatap Joon Hyuk.

Lalu Ji Soo, Ki Ha dan Se Joon datang. Mereka ikut menatap Joon Hyuk.

Kita lalu ditunjukkan dengan seseorang yang melangkah menuju tepi atap sebuah gedung. Dari langkahnya, kita tahu dia seorang pria.

Sementara Ji Soo, berjuang menaiki tangga menuju ke lantai 15.

Hal ini mengingatkan kita pada Joon Hyuk di masa lalu yang berjuang menuju lantai 15 ketika ayah Ji Soo memutuskan untuk bunuh diri.

Pria itu sudah tiba di tepi atap. Dia berniat meloncat ke bawah.

Di bawah, tim penyelamat dan polisi sudah menunggu.

Ji Soo akhirnya sampai di lantai 15. Dia memaksa membuka pintu, tapi pintunya tak kunjung terbuka.

Ji Soo terduduk lemas. Napasnya memburu. Keringat membanjiri tubuhnya. Dia sudah putus asa.

Seseorang tengah memasak. Tangan seorang wanita tengah memotong kentang dan wortel.

Sepertinya membuat kari.

Lalu kari di dalam panci, berubah menjadi kari kemasan.

Seorang pria menuangkan kari di dalam kemasan ke dalam mangkuk nasinya.

Dia lalu makan di meja belajarnya.

Tak lama, ponselnya berbunyi.

“Yeobo, kau sudah makan malam? Makanlah sesuatu yang layak selain ramen. Kau bisa membeli makanan instan yang layak zaman sekarang.”

Pria itu berhenti makan dan menaruh sendoknya.

Yoon Kyung yang setengah mabuk, digendong oleh Kyung Woo.

Ji Soo berjalan disamping mereka.

Yoon Kyung : Kau sedang kesulitan?

Kyung Woo : Aku reporter terbaik di Meja Kota dengan pekerjaan terbanyak. Tentu saja, aku kesulitan.

Yoon Kyung : Beraninya kau menyebut dirimu terbaik?

Yoon Kyung menoleh ke Ji Soo, bagaimana denganmu?

Ji Soo : Aku baik-baik saja.

Yoon Kyung : Ya. Ini hanya pekerjaan. Sekeras apa pun bekerja, kita tidak bisa menyelamatkan orang seperti perawat dan dokter. Kita tidak bisa menangkap penjahat seperti polisi dan jaksa.

Kyung Woo : Kau ingin kami bekerja dengan ceroboh?

Yoon Kyung pun langsung menggeplak kepala Kyung Woo.

Yoon Kyung : Bekerjalah dengan lebih baik, Berengsek. Turunkan aku.

Kyung Woo nurunin Yoon Kyung. Ji Soo dan Kyung Woo reflek megangin Yoon Kyung yang hampir jatuh usai diturunkan Kyung Woo.

Yoon Kyung mengambil tasnya yang dibawain Ji Soo.

Yoon Kyu : Aku mengerti perasaanmu. Tapi aku percaya Joon Hyuk. Apa pun alasannya, aku memercayainya. Han Joon Hyuk, dia dibentuk oleh Yang Yoon Kyung.

Kyung Woo : Aku percaya kau memercayai Reporter Han, Redaktur Meja kita.

Yoon Kyung : Jangan memanggilku begitu. Panggil aku Kapten seperti dahulu.

Kyung Woo : Baiklah.

Yoon Kyung : Pulanglah. Matahari akan terbit besok. Aku pergi. Selamat malam.

Tapi Yoon Kyungnya balik lagi menatap mereka.

Yoon Kyung : Bukankah aku baru saja memancarkan aura Scarlett O’Hara?

Ji Soo dan Kyung Woo tampak bingung. Mereka gak tahu siapa yang dimaksud Yoon Kyung.

Yoon Kyung : Vivien Leigh. Kalian tidak tahu “Gone with the Wind”? Kalian masih kecil. Film itu ada pelajarannya.

Tapi Ji Soo dan Kyung masih gak ngerti.

Yoon Kyung : Maksudku, kita harus bisa melewati hari ini dan menyintas. Mengerti? Aku akan sungguh pergi sekarang. Selamat malam.

Yoon Kyung beneran pergi sekarang.

Paginya, Yoon Kyung menerima kiriman paket amplop berwarna kuning. Dia membukanya, isinya kontrak gaji, surat perjanjian kerahasiaan dan foto Joon Hyuk bersama Ji Yoon.

Tentu saja Yoon Kyung kaget. Tak lama, Joon Hyuk lewat bersama Ji Yoon.

Yoon Kyung menatap tajam mereka. Joon Hyuk juga terus menatap Yoon Kyung.

Lalu, Ji Soo, Se Joon dan Ki Ha datang.

Se Joon, Yoon Kyung dan Ki Ha membahas itu di atap.

Se Joon : Anaknya akan masuk SMP, bukan?

Yoon Kyung : Dia hanya mengirim cek selama enam tahun. Tidak pernah bicara dengannya, bahkan di telepon. Dia bilang dia malu berbicara dengannya.

Se Joon : Namun, ayahnya kolaps. Dia pasti butuh lebih banyak uang untuk menyokong ayahnya.

Ki Ha marah, bagaimana denganmu? Kapten? Kita semua menjalani hidup yang sama. Dia hanya bicara tanpa bertindak? Di mana semangat reporternya? Dia menjual dirinya demi CEO.

Ji Soo dan Kyung Woo datang.

Yoon Kyung kasih tahu mereka.

Joon Hyuk sudah di ruangannya bersama Ji Yoon.

Ji Yoon : Apa mereka rekan-rekanmu?

Joon Hyuk mengangguk.

Ji Yoon : Kau pasti sedih.

Joon Hyuk : Sedikit. Aku hanya tiba di atas sini. Kita semua menjalani hidup yang sama, di bawah sana atau di atas sini. Mencari nafkah.

Ji Yoon : Kau benar. Mereka menatapku begitu keras sampai kukira wajahku akan terbakar. Mereka mengumpat dengan mata mereka.

Joon Hyuk : Mereka pikir aku makan emas untuk sarapan karena aku bekerja dengan CEO sekarang.

Ji Yoon : Jika kau akan disalahkan, lebih baik disalahkan oleh orang penting. Suatu saat, kau pasti mendapat masalah. Kenapa tidak menikmati emas untuk sarapan bersama CEO?

Joon Hyuk senyum doang dengernya.

Ji Soo cs masih di atap.

Yoon Kyung : Mulai sekarang, kita kacaukan pelakunya.

Ji Soo : Maksudmu Reporter Han?

Yoon Kyung : Kita mungkin akan ke sana. Pertama, wanita dengan senyum busuk.

Ji Soo : Siapa dia?

Kyung Woo : An Ji Yoon, CEO dari V News. Dia menulis atau membatalkan kisah untuk perusahaan yang membayarnya. Dia pasti menerima dan memberi suap.

Se Joon : Itu permulaan. Dia mendapatkan iklan bernilai miliaran.

CEO Park membaca koran.

Di koran itu, ada iklan Nammoo Food yang dibuat Ji Yoon.

Kembali ke Ji Soo. Ji Soo tanya, apa mereka menggali malpraktik perusahaan besar.

Yoon Kyung : Sebaliknya, kita mungkin berusaha menggali itu. Karena kita putus asa. Bagaimanapun, ini harus dilakukan diam-diam. Kenapa dia masuk kerja dengan memamerkan wajahnya?

Ji Yoon bilang pada Joon Hyuk, bahwa Joon Hyuk tak bisa melihat bunga dalam kabut.

Ji Yoon : Bersihkan kabut di depan Harian Korea.

Joon Hyuk : Kabut?

Ji Yoon : Kau ingin aku memandumu ke tempat bunga mekar. Seperti kataku, jika kau menyingkirkan “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”, aku tidak bisa memberimu emas untuk sarapan, tapi aku bisa membuatmu mencium bunga.

Joon Hyuk : Bisakah aku memercayaimu?

Ji Yoon : Itu tidak akan mahal. Percayalah kepadaku. Ada alasan kenapa aku masih di bidang ini. Itu karena perhitunganku akurat.

Ji Soo cs masih di atap.

Ji Soo : Maka semua bergantung pada “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”. Hal pertama yang Reporter Han lakukan di atas sana adalah meredakan “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”. Jika CEO itu bersamanya, maka dia juga mengincar hal yang sama.

Yoon Kyung : Kau mungkin benar.

Ji Soo : Mari kita cari tahu. Kita harus melakukan lebih. “HUSH” harus menghentikannya.

Kyung Woo : Menghentikannya? Bukankah itu terlalu jauh? Kemarin, Kapten menyuruh kita untuk menyintas.

Ki Ha : Redaktur Yang, mari cetak dengan nama “HUSH”.

Yoon Kyung : Apa?

Ki Ha : Aku bertahan di sana untuk mencari nafkah. Tapi aku ingin menjadi ayah yang membanggakan bagi anak-anakku.

Ki Ha lalu berteriak, aku ingin kembali menjadi diriku yang dahulu!

Lalu dia bilang rasanya sangat melegakan setelah berteriak seperti itu.

Ki Ha : Aku akan kembali ke Kim Ki Ha yang lama.

Se Joon : Gila sekali. Kau tidak sedang syuting “Back to the Future”. Yang benar saja. Tapi aku bisa melihat kau bersungguh-sungguh.

Ji Soo : Seperti apa dia sebelumnya?

Se Joon : Dia berandal dan seorang reporter sampah. Lebih buruk lagi.

Ki Ha : Siapa yang kau sebut reporter sampah? Aku memang berandal.

Se Joon : Jangan beralasan lagi! Jangan lakukan itu!

Yoon Kyung : Han Joon Hyuk melakukan satu hal baik. Mari kita lakukan itu. Mari tutup semua pintu, siapa pun yang membukanya.

Tapi Se Joon penasaran, siapa yang mengirim berkas tentang Joon Hyuk ke Yoon Kyung.

Sang Kyu terus berusaha yakinin Kepala Na kalau Joon Hyuk punya motif tersembunyi.

Kepala Na : Motif tersembunyi? Siapa yang tidak memilikinya di antara kita?

Sang Kyu : Kepala, kau membicarakanku?

Kepala Na : Kenapa kau menolak tawaran MP Go? Bukankah itu motif tersembunyimu? Lalu?

Sang Kyu : Kurasa aku belum siap. Aku harus menjadi Redaktur Meja dahulu.

Kepala Na : Itulah yang kupikirkan. Kau punya kekhawatiran yang tidak penting. Pergilah kalau begitu.

Setelah Sang Kyu pergi, Kepala Na melihat berkas Joon Hyuk.

Dia rupanya juga mendapat berkas itu.

Joon Hyuk di mejanya, menuliskas kata ‘pekerja nonreguler’ di kolom pencarian page No Gain, No Pain.

Keluarlah beberapa artikel yang terkait dengan kata kunci yang dituliskan Joon Hyuk.

“Zaman sekarang, pekerja nonreguler lebih kuat daripada pengusaha.”
“Pekerja nonreguler juga manusia. Kami harus ke kamar mandi.”
“Pemilik usaha kecil juga manusia.”

Tak lama kemudian, dia menerima notif dari Ji Yoon.

Ji Yoon mengiriminya sebuah link. Joon Hyuk membukanya. Isinya berita tentang seorang pengusaha yang menodongkan pisau ke pekerja paruh waktu yang resign.

Kita ditunjukkan kejadian yang sebenarnya atas berita yang dikirimkan Ji Yoon.

Pengusaha yang menodongkan pisau, adalah pemilik Restoran Narin.201

Pria pemilik resto tengah sibuk di dapur, memotong-motong berbagai sayuran.

Karyawannya hanya menatapnya saja dengan wajah takut-takut.

Pria itu mengumpat si karyawan.

“Dasar bedebah kurang ajar. Kau tidak lihat aku sibuk? Aku akan mengurusnya hari ini. Seperti yang dijanjikan, bekerjalah hingga bulan ini…”

“Tidak. Aku tidak butuh bayaran untuk dua jam hari ini. Bayar saja sisanya. Jika anda tidak membayarku sampai hari ini, aku akan memberi tahu pihak berwenang.”

Pria itu menghentakkan pisau yang dipegangnya ke talenan.

Sontak lah si karyawan terkejut.

“Kau mau mati?” tanya pria itu, membuat si karyawan takut.

Joon Hyuk membaca komentar netizen terkait berita itu.

“Dasar psikopat, memegang pisau seperti itu.”
“Dia sudah menelepon polisi?”
“Polisi? Dia seharusnya memberi tahu dahulu. Aku akan membiarkannya jika dia membayarku.”
“Tapi dia masih belum membayar. Aku akan melaporkannya.”
“Dia harus dituntut atas tuduhan palsu.”
“Atasannya harus dipenjara.”
“Aku memboikot bisnisnya.”
“Pekerja paruh waktu itu mengancam atasan.”

Joon Hyuk lalu teringat kata-kata Kepala Na, saat dia masih menjadi reporter junior.

Kepala Na : Kau tahu apa itu nada? Bagaimana jika seorang politikus ingin kau menyamarkan suap sebagai dana bantuan?

Joon Hyuk : Aku tidak akan melakukan itu.

Kepala Na : Bagaimana jika aku memintamu mengacaukan profesor yang dihormati yang melakukan pelecehan seksual kepada seorang siswa?

Joon Hyuk : Jika itu benar…

Kepala Na : Benar? Jika itu tidak benar, kau tidak akan menulisnya?

Joon Hyuk : Tentu saja tidak. Aku seharusnya hanya menulis fakta, bukan?

Kepala Na : Tentu saja. Tapi jika kisah hanya menyertakan fakta, siapa yang membutuhkan koran? Kita punya perekam dan kamera. Kisah tulus bukan hanya berisi fakta. Kau harus menulis tentang fakta yang pantas dicatat. Mana yang lebih pantas? Ini menentukan nadanya. Peraturan pertama. Tentukan nadanya.

Joon Hyuk : Benar, nadanya. Tentukan nada.

Kepala Na : Itu harus mempertemukan apa yang diinginkan orang-orang dengan kebijakan pemerintah. Itulah definisi dari nada yang ideal.

Joon Hyuk lalu memasukkan berkas merah ke dalam tasnya dan pergi.

Begitu Joon Hyuk pergi, Sang Kyu datang. Dia menaruh ponselnya di atas meja dan menyalakan laptop Joon Hyuk. Dia mau memeriksa isi laptop Joon Hyuk.

Tapi ponselnya berbunyi. Dia terkejut, bahkan ponselnya nyaris jatuh saking dia terkejutnya.

Tapi kemudian dia sadar hanya ada dia di ruangan itu.

Sang Kyu menjawab teleponnya, ada apa? Ini Redaktur Kim pesaing kami dari Harian Shilla, suar media liberal Korea. Info? Aku tidak butuh gosip apa pun.

Tapi kemudian Sang Kyu berterima kasih atas info yang Redaktur Kim beri.

Joon Hyuk memberikan berkas merah itu ke Kepala Na.

Kepala Na membacanya. Joon Hyuk bilang, itu perintah Ji Yoon.

Kepala Na : Apa posisi kita?

Joon Hyuk : Tentu saja, dia menginginkan nada yang bias.

Kepala Na : Ke sisi mana? Aku bertanya apa pendapatmu.

Joon Hyuk : Aku akan memasukkan kedua sisi, memastikan jarak.

Joon Hyuk beranjak pergi. Kepala Na terkejut.

Kepala Na memanggil Yoon Kyung dan Sung Han ke ruangannya.

Kepala Na : Redaktur Meja Kota adalah wajah dari Harian Korea. Jaga martabatnya. Berhentilah bermain raja-rajaan dengan bawahanmu.

Yoon Kyung mengerti. Kepala Na lalu memberikan berkas merah ke Yoon Kyung dan Sung Han. Berkas merah itu isinya artikel tentang pengusaha resto kecil yang mengancam pekerja part-time yang resign mendadak, serta konsumen yang memboikot merek ‘H’ karena pengusaha mengancam pekerja part-time.

Yoon Kyung : Dari lantai 15?

Kepala Na : Itu tidak penting. Yang penting adalah caramu menulisnya. Liput itu dengan Harian Korea Digital. Aku mengharapkan dua artikel khusus.

Sung Han : Tapi Kepala, aku tidak yakin nada apa yang anda inginkan.

Kepala Na : Apa maksudmu? Kita tidak pernah memilih satu sisi, kanan atau kiri. Nada Harian Korea selalu…

Yoon Kyung : Mengisi celah antara apa yang diinginkan kebanyakan orang dan kebijakan pemerintah.

Kepala Na : Ya, kita hanya menulis berdasarkan fakta, dan membedakan benar dan salah.

Sung Han : Tentu saja, anda benar. Aku mengerti, tapi…

Kepala Na : Choi Kyung Woo dan Lee Ji Soo, mari kita lihat sebesar apa perkembangan mereka.

Yoon Kyung kaget. Kepala Na : Ada masalah?

Yoon Kyung : Tidak ada.

Kepala Na : Kalau begitu pergilah.

Yoon Kyung keluar. Sung Han diam saja, tapi dia terkejut disuruh pergi oleh Kepala Na juga.

Sampai diluar, dia dihampiri Yoon Kyung.

Yoon Kyung : Bukankah ini mencurigakan?

Sung Han : Benar, bukan? Kenapa dia menyuruhku keluar juga?

Yoon Kyung : Bukan itu. Kepala memberi perintah langsung mengenai masalah sesepele itu. Dan dia menyuruh para junior menulisnya. Aku penasaran apakah dia menginginkan nada tertentu.

Sung Han : Tentu saja… kau tidak mengerti? Dia menyuruh para junior melakukannya.

Yoon Kyung : Apa?

Sung Han : Artinya itu tidak penting. Itu sebabnya dia menyuruhku pergi. Sial, menyebalkan sekali.

Sung Han pergi.

Yoon Kyung menatap kepergian Sung Han.

Yoon Kyung : Redaktur ceroboh. Sesuai dengan julukannya.

Di mejanya, Ki Ha lagi membaca artikel tentang bukti Ji Yoon melakukan suap.

Lagi serius membaca, Sung Han datang.

Ki Ha langsung menutup artikel itu.

Ki Ha : Sedang apa kau di sini?

Sung Han : Itu… Sekarang kau memperlakukanku seperti penipu?

Ki Ha : Tidak juga.

Sung Han : Sungguh tidak tahu terima kasih.

Sung Han ke meja Ji Soo.

Sung Han : Lee Ji Soo-ssi, ikuti aku.

Sontak lah Ji Soo kebingungan mendadak dipanggil Sung Han. Ji Soo pun pergi mengikuti Sung Han.

Jae Eun kesal melihatnya.

Ji Soo diberikan artikel tentang pekerja yang diancam pisau oleh pengusaha resto kecil itu.

Dia kaget saat Sung Han bilang dia disuruh oleh Kepala Na.

Ji Soo : Kepala? Kenapa?

Yoon Kyung sendiri heran, entahlah. Entah kenapa.

Kyung Woo : Kau ingin aku melakukan apa?

Yoon Kyung : Pertama, wawancarai atasan.

Sung Han menyuruh Ji Soo mewawancarai pekerja part-time.

Sung Han : Karena bayaran liburan mingguan dan upah minimum, pemilik bisnis kecil juga kesulitan. Dia tidak bisa sekadar berhenti tanpa pemberitahuan saat semua orang kesulitan. Itu juga dianggap kasus penyalahgunaan kekuasaan.

Yoon Kyung mau Kyung Woo mencari tahu apakah pekerja part-time dan pemilik resto meneken kontrak yang layak dan apakah ada penyalahgunaan kekuasaan yang tidak adil.

Yoon Kyung : Selain itu, apa atasan itu benar-benar memegang pisau.

Ji Soo terkejut mendengar si pemilik resto memegang pisau.

Sung Han : Dia tidak memegang pisau dan menodongkannya ke anak itu. Anak itu menyerang atasannya dengan komentar jahat dan memimpin boikot daring untuk bisnisnya. Bocah itu pembunuh tanpa pisau.

Yoon Kyung : Jika dia benar-benar memegang pisau, itu percobaan pembunuhan.

Ji Soo dan Kyung Woo masih kebingungan.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like