Hush Ep 11 Part 4

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 11 Part 4, Yuk gaes baca juga selengkapnya untuk daftar link ada di tulisan yang ini. Pastikan Kalian juga harus mengetahui kalau tersedia juga Episode sebelumnya baca di sini.

Joon Hyuk dan Ji Soo di restoran mewah. Ji Soo bilang, dia mengira Joon Hyuk tidak akan pernah menemuinya.

Ji Soo : Apa yang kau butuhkan?

Joon Hyuk : Kau sudah menyelesaikan kisahnya?

Ji Soo : Apa?

Joon Hyuk : Tentang atasan dan pekerja paruh waktu itu. Kau sudah menyelesaikannya?

Ji Soo : Bagaimana kau… apa itu perintahmu?

Joon Hyuk : Aku bertanya apa kau sudah menyelesaikannya.

Ji Soo : Belum.

Tapi kemudian Ji Soo berkata, kenapa dia harus memberitahu Joon Hyuk.

Joon Hyuk : Yang kau lihat bukan segalanya. Kali ini, jangan memasukkan emosi. Tulis saja fakta yang pasti.

Ji Soo : Kenapa?

Joon Hyuk : Kau bisa merobek alas papan biliar jika ceroboh dengan tongkatnya.

Joon Hyuk berdiri, maksudku bukan bola yang keluar dari meja. Kau hanya perlu menulis fakta yang pasti. Yang kau lihat bukan segalanya.

Joon Hyuk beranjak pergi. Ji Soo masih ingin bicara padahal.

Kyung Woo masih murung. Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi.

Pesan dari Ji Soo. Ji Soo menyuruh Kyung Woo untuk menulis fakta yang pasti. Yang mereka lihat bukan segalanya.

Maka Kyung Woo mulai menulis.

Besoknya, Ji Soo, Sung Han, Kyung Woo dan Yoon Kyung di ruangan Kepala Na.

Kepala Na membaca artikel Ji Soo dan Kyung Woo.

Kepala Na : Ini berbeda dari dugaanku.

Ji Soo menulis, Kim Jong Won mantan pemilik restoran kari kecil.

Kyung Woo menulis, (Eksklusif) Pengusaha penyalahguna kekuasaan mengancam pekerja paruh waktu.

Kepala Na : Kalian berdua masih pemula. Kukira kalian berdua akan mendukung pekerja paruh waktu. Sejujurnya, itulah niatku. Kalian mendekati dari sudut pandang yang sangat berbeda.

Kepala Na menyuruh Ji Soo menjelaskannya.

Ji Soo : Mereka berdua punya alasan untuk bersikap seperti itu. Tapi kupikir pekerja paruh waktu itu menyebabkan insiden dengan rasa tidak bertanggung jawabnya.

Kyung Woo : Tapi atasannya memegang pisau…

Ji Soo : Tentu saja, aku mengatakan ini berdasarkan fakta bahwa atasan tidak mengancamnya secara fisik.

Flashback…

Usai menemui Joon Hyuk, Ji Soo ke kantor polisi. Dia mengecek CCTV di dapur Restoran Narin, ditemani Detektif Kim.

Ji Soo : Sepertinya dia tidak membantingnya. Dia hanya meletakkannya.

Detektif Kim : Benar. Itu sebabnya polisi tidak membuat keributan.

Flashback end…

Kepala Na bertanya ke Yoon Kyung dan Kyung Woo, apa mereka sudah memeriksa faktanya.

Kyung Woo dan Yoon Kyung diam.

Sung Han tampak bangga.

Sung Han : Sungguh patut dicontoh. Kisah berdasarkan fakta. Bagus sekali.

Kepala Na : Benar. Tapi… Berita pertama untuk segmen baru kita, “Mata Reporter” adalah “Atasan yang memanfaatkan kekuasaan mengancam pekerja paruh waktu”. Kisah Reporter Choi. Apa pun alasannya, dia memang memegang pisau. Bahkan jika dia tidak mencoba untuk mengancam, salah jika orang lain terintimidasi. Reporter Choi, kerja bagus.

Kyung Woo : Terima kasih.

Kepala Na : Serta Lee Ji Soo, kau tidak bisa membuat orang yang sekarat hidup, tapi kau bisa membunuh orang hidup dengan kisahmu. Kau tidak bisa menulis apa pun yang diperintahkan. Bahkan jika dipecat, kau harus mendorong maju dengan keras kepala. Reporter berbicara dengan kisah mereka.

Ji Soo : Baiklah. Aku akan mengingatnya.

Tapi Ji Soo terlihat kecewa kisahnya dimatikan.

Ji Soo kembali ke mejanya. Dia menghela nafas.

Lalu Joo Ahn memanggilnya.

Joo Ahn : Kau sungguh punya koneksi?

Ji Soo : Koneksi? Koneksi apa? Bahkan ponselku pun tidak punya koneksi bagus.

Joo Ahn : Benar, bukan? Kalau begitu, jangan mendorong. Semua orang tahu kau andal. Jangan terlalu mendorong. Kau akan membuat musuh.

Ji Soo lalu melihat artikelnya dan teringat kata-kata Joon Hyuk.

Joon Hyuk : Yang kau lihat bukan segalanya.

Dia mau menghapusnya tapi Yoon Kyung datang membawa roti lapis.

Dia mengajak Ji Soo, Se Joon dan Ki Han makan.

Mereka pergi.

Jae Eun kesal, mereka terus membuatku sebal.

Yoon Kyung mendadak kembali, siapa aku?

Jae Eun tak berkutik, tidak.

Yoon Kyung : Lantas, siapa yang terus membuatmu sebal?

Jae Eun : Tidak ada siapa pun.

Yoon Kyung : Tidak ada apa-apa?

Jae Eun : Tidak ada apa-apa. Bukan apa-apa.

Yoon Kyung : Jangan membuatku memanggilmu ke atap lagi. Jangan bermusuhan denganku, ya?

Jae Eun : Baiklah.

Yoon Kyung pergi.

Jae Eun : Sulit untuk menyenangkannya.

Dong Wook ketawa melihat Jae Eun.

Ji Soo, Yoon Kyung, Ki Ha dan Se Joon makan di taman.

Ji Soo : Kyung Woo sudah ke kantor polisi?

Yoon Kyung : Ya. Tabrakan 12 mobil di Jalan Tol Olympic. Dia ada di TKP.

Yoon Kyung lalu tanya, apa Ji Soo kecewa kisahnya dimatikan Kepala Na.

Ji Soo : Tidak juga.

Se Joon : Kisah selalu dimatikan. Jangan terlalu frustrasi soal itu.

Ji Soo : Tapi ini aneh. Ini tidak seperti Kepala.

Yoon Kyung : Dia terganggu dengan “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”. Itu sebabnya dia memerintahkan mereka berdua.

Ji Soo : Apa pun niatnya, aku tidak menulisnya untuk siapa pun. Aku menulisnya untuk keyakinanku sendiri. Jadi, aku baik-baik saja.

Yoon Kyung : Benarkah? Kalau begitu, syukurlah.

Yoon Kyung : Bagaimana dengan An Ji Yoon?

Ki Ha : Dia tahu cara bermain.

Ki Ha mengirimkan artikel penyuapan Ji Yoon pada mereka semua.

Ki Ha : Ada banyak rumor tentang penyuapannya, tapi hanya penyuapan Baekje News dan Grup Saesung yang terungkap.

Yoon Kyung : Media lini utama bahkan tidak menyinggungnya. Itu hanya penyingkapan daring.

Ji Soo : Dia pasti datang kemari untuk menawarkan kesepakatan.

Se Joon : Tentu saja, hanya itu keahlian yang dia miliki.

Ki Ha : Kita harus tahu kisah seperti apa yang dibelinya.

Tiba-tiba, Ji Soo berdiri. Dia melihat sesuatu.

Ji Soo : Redaktur Yang, lihat itu.

Mereka melihat. Ternyata mereka melihat kilas berita di layar LCD yang dipasang di dinding gedung Harian Korea.

Di sana tertulis, tentang pengusaha yang menyalahgunakan kekuasaan untuk mengancam pekerja part-time.

Tertulis juga bahwa si pengusaha penodong pisau menghilang.

Ji Soo teringat saat dia dan Detektif Kim melihat rekaman CCTV di dapur Narin ketika insiden itu terjadi.

Mereka melihat si pengusaha tidak membanting pisau, tapi hanya meletakkannya.

Detektif Kim : Itu sebabnya polisi tidak membuat keributan. Tapi, lihat mulutnya. Kau mau mati? Itu bisa menjadi masalah.

Ji Soo melihat lagi, sepertinya juga, “Sebaiknya aku mati.” Benar, bukan?

Detektif Kim : Benarkah? Mari kita saksikan lagi. “Sebaiknya aku mati.” Sepertinya begitu.

Ji Soo : Yang kau lihat bukan segalanya.

Flashback end…

Teringat hal itu, Ji Soo menghubungi Kyung Woo.

Tapi ponselnya gak aktif.

Ki Ha bertanya-tanya, apa Ji Yoon punya kesepakatan untuk kisah Kyung Woo.

Tak bisa menghubungi Kyung Woo, Ji Soo pamit pergi.

Ji Soo ke Resto Narin.

Sampai di sana, Ji Soo terkejut melihat pintu dan kaca Resto Narin dipenuhi dengan kertas tempel yang berisi makian.

Ji Soo mengambil salah satunya. Dia membacanya, “Gantung diri disana!”

Sontak tulisan itu mengingatkan Ji Soo pada masa lalunya, saat dia membaca komentar makian untuk sang ayah di internet.

Dan salah satu tulisannya adalah, “Gantung diri disana!”

Ji Soo cemas. Dia melihat ke dalam tapi tak ada siapa pun.

Dia berusaha menghubungi seseorang tapi ponselnya tak aktif.

Ponsel Kyung Woo ternyata lowbatt. Dia menaruhnya di atas meja dalam keadaan terbalik dan meng-charge nya.

Kyung Woo sendiri ada di restoran.

Pelayan : Mau pesan apa?

Terdengar suara seorang pria meminta kari.

Pelayan tanya apa Kyung Woo mau kari dan nasi juga.

Kyung Woo : Tidak, satu gulung gimbap saja.

Ki Ha, Se Joon dan Yoon Kyung kembali ke kantor.

Ki Ha melihat Ji Yoon bersama Kepala Na.

Ji Yoon menaruh berkas di atas meja.

Kepala Na mengambil berkas itu dan dibawah berkas itu, ada amplop berwarna ungu.

Kepala Na melihat Ki Ha, dia pun terpaksa tidak menerima amplop itu.

Kepala Na : Itu sebabnya kita tidak bisa menghindari disalahkan. Kita berdua.

Ji Yoon : Kau salah paham.

Ji Yoon mengklaim amplop itu isinya kupon.

Kepala Na : Tanganku cukup besar untuk menerima tawaranmu. Tapi pikiranku terlalu sempit untuk menerimanya. Aku mudah takut.

Ji Yoon memasukkan amplopnya lagi ke dalam tas.

Kamera menyorot tulisan yang ada di berkas yang diberikan Ji Yoon.

Kepala Na membacanya.

Kepala Na : Buat pemilik restoran waralaba yang tidak bersalah menderita oleh pekerja paruh waktu yang tidak bertanggung jawab. Lalu putar balik opini publik dan tekankan “Derita untuk Hasil”?

Ji Yoon : Kau sangat jeli. Kau hampir mengiris jariku.

Kepala Na : Apa kau tersenyum setelah mendorong pria tidak bersalah ke pinggir jurang?

Ji Yoon : Ayolah, aku tidak mendorong siapa pun. Selain itu, ini tidak cukup. Kita butuh penutup yang lebih kuat.

Para polisi mulai berkumpul.

Si pengusaha berniat mengakhiri hidupnya.

Ji Soo berlari menaiki tangga menuju lantai 15.

Tapi begitu sampai di lantai 15, tak ada yang membuka pintu.

Si pengusaha naik ke bibir atap, tepat di depan layar LCD Harian Korea.

Kyung Woo yang lagi makan gimbapnya, melihat berita tentang si pengusaha yang mau bundir.

“Seorang pria mengancam akan bunuh diri di atap dan polisi menghadapinya. Menurut polisi, dia pemilik restoran, Pak Kim, dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan baru-baru ini. Polisi membujuknya untuk turun, menilai bunuh dirinya sangat mungkin.”

Kyung Woo kaget.

Ji Soo terduduk lemas di depan pintu lantai 15.

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Dan yang membuka pintu adalah Joon Hyuk.

Ji Soo dan Joon Hyuk saling menatap dalam diam.

Ji Soo : Tidak, aku hanya… Aku…

Di belakang Pengusaha Kim, para polisi sudah berkumpul untuk membujuknya.

Pengusaha Kim tekadnya sudah bulat. Dia membaca artikel di layar LCD di depannya tentang dirinya yang menyalahgunakan kekuasaan.

Hal itu semakin membulatkan tekadnya untuk bundir.

Bersambung…….

7 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like