Hush Ep 8 Part 4

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 8 Part 4, Yuk gaes baca juga selengkapnya untuk daftar link ada di tulisan yang ini. Pastikan Kalian juga harus mengetahui kalau tersedia juga Episode sebelumnya baca di sini.

Sung Han berjalan sendirian. Tapi saat melewati gang, dia teringat saat mabuk bersama Se Joon.

Mereka masih akur saat itu. Sung Han jadi sedih, dia merindukan masa-masa itu.

Sementara Yoon Kyung tak kalah galau. Dia meminum soju di lorong rumahnya.

Yoon Kyung lalu bangkit dan menatap kedua anaknya.

Joon sudah tidur di sofa. Seo Jin masih belajar di kamarnya.

Yoon Kyung pun membuang sojunya.

Paginya, Joon Hyuk di kantor polisi, menemui Hyun Do.

Hyun Do : Kapan kau akan menulis kisah? Kukira itu untuk kisah.

Joon Hyuk : Berhenti menyebutkan kisah.

Hyun Do lalu memberitahu kalau Sang Kyu tidak meninggalkan Korea selama periode itu.

Joon Hyuk : Benarkah?

Hyun Do : Kenapa? Apa ada masalah dengannya?

Joon Hyuk : Tidak juga.

Joon Hyuk lalu melihat seseorang diantar ke dalam mobil mewah.

Dia curiga. Mobil itu lalu pergi dan melewati Joon Hyuk. Joon Hyuk melihat seorang gadis muda cantik di dalamnya, duduk bersama seseorang yang memakai hoodie hitam.

Gadis muda itu menatap ke Joon Hyuk.

Hyun Do : Kau mengenalnya?

Joon Hyuk : Gadis itu. Di mobil. Dia tampak tidak asing.

Hyun Do : Mungkin dia bekerja di Harian Korea .

Di kantor, Yoon Kyung tanya ke Kyung Woo apa mereka membicarakan hal lain setelah dia pergi.

Kyung Woo : Tidak. Semua orang langsung pergi dan aku minum sekali lagi dengan Ji Soo. Kapt, benarkah Redaktur Yoon…

Yoon Kyung : Itu bukan urusanmu. Jangan katakan apa pun.

Di mejanya, Joon Hyuk tengah membaca artikel penahanan Yu Seop.

Saat mau mengetikkan sesuatu, dia tak sengaja menyenggol termos kopinya.

Hal itu membuat Joon Hyuk teringat malam itu di rumahnya, saat dia menyenggol termos kopinya saat tengah bekerja. Kopinya pun tumpah ke dokumen-dokumennya. Dan diantara dokumen-dokumennya, ada foto wanita itu dan juga foto beberapa pejabat lain.

Wanita itu bernama Park Sung Hee.

Ingat siapa wanita itu, Joon Hyuk langsung mengetikkan nama Park Sung Hee di kolom pencarian.

Park Sung Hee ternyata penyanyi pop di Amerika dan kembali ke Korea untuk menyiapkan pernikahan.

Dia juga putri mendiang Presdir Grup Korea dan keponakan CEO Park. Tunangan Sung Hee belum diketahui tapi ada rumor bahwa tunangan Sung Hee adalah putra politikus berkuasa.

Joon Hyuk pun teringat kata-kata Yu Seop.

Yu Seop : Orang-orang kaya menghubungkan anak-anak mereka agar tetap kaya. Harian Korea menjadi wilayah mereka. Di mana-mana juga sama.

Joon Hyuk curiga, lalu mencari tahu siapa putra Soo Do tapi tak ditemukan hasil di pencariannya.

Joon Hyuk kemudian memeriksa artikel yang lain, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Telepon dari Hyun Do. Joon Hyuk langsung pergi.

Melihat Joon Hyuk pergi, Se Joon, Ki Ha dan Ji Soo juga ikut pergi.

Jae Eun yang melihat itu, tambah gondok.

Ji Soo, Joon Hyuk, Se Joon dan Ki Ha berkumpul di ruang meeting.

Joon Hyuk menunjukkan foto saat Sang Kyu datang ke kantor Soo Do.

Joon Hyuk : Kupikir itu kebetulan yang aneh. Ternyata itu sudah direncanakan.

Joon Hyuk : Ini kantor MP Go. Pada hari kedua dia cuti.

Ji Soo : Redaktur Yoon benar-benar terlibat dalam hal ini?

Joon Hyuk : Ya. Aku dapat petunjuk lain. Tapi aku belum bisa menghubungkannya. Jangan beri tahu Kapten dahulu. Kita harus memeriksa faktanya dahulu.

Se Joon : Hanya kita? Bagaimana caranya?

Joon Hyuk : Untuk menangkap reporter sampah, kau juga harus menjadi reporter sampah. Kita harus bertemu dengan MP Go.

Ki Ha : Apa kau gila?

Ji Soo : Dia tidak akan mau menemui kita.

Joon Hyuk : Kita butuh aktor yang tepat untuk itu. Seorang aktor tampan dan kelas atas. Mari kita lihat.

Se Joon langsung pede.

Joon Hyuk : Semua orang di gedung itu mengenalmu. Kau akan langsung diusir. Wajah Manajer Kim lumayan, tapi aktingnya… Tidak terlalu.

Ki Ha : Sialan kau.

Joon Hyuk : Bagaimanapun, aku satu-satunya aktor tampan di sini.

Ji Soo : Tidak, aku juga di sini. Menawan dan akting kelas atas. Eksklusif!

Joon Hyuk, Ki Ha dan Se Joon langsung pura-pura sibuk.

Ji Soo : Aku tidak percaya ini. Yang benar saja. Kalian tidak jeli.

Joon Hyuk : Kau agak tidak kompeten.

Ji Soo : Pak, yang kau lakukan sekarang ini diskriminasi tidak adil, bukan perbedaan adil.

Se Joon : Biarkan dia melakukannya. Atau dia akan mencungkil matamu.

Ji Soo dan Joon Hyuk pergi ke kantor Soo Do.

Joon Hyuk : Kau pernah mendengar ungkapan ini? Ini sangat penting. “BAP” lebih kuat daripada “PEN”.

Ji Soo : Yang benar saja. Kau berjanji tidak akan membahas itu lagi.

Joon Hyuk : Itu tidak penting. Kau bisa kehilangan pekerjaanmu yang berharga.

Ji Soo : Bukankah kau akan menjadikanku reporter sungguhan? Kau harus membayar utang itu.

Joon Hyuk : Biar kukatakan sekali lagi. Kita bukan polisi…

Ji Soo : Aku tahu. Kita reporter.

Ji Soo melengos pergi.

Joon Hyuk dan Ji Soo menemui Soo Do.

Soo Do : Redaktur Yoon mengirim kalian? Dia tidak meneleponku.

Joon Hyuk : Kami datang karena dia tidak bisa menanyakannya sendiri. Kami juga ingin minum kopi denganmu.

Soo Do : Omong-omong, aku belum pernah melihatmu. Aku hampir kenal semua orang di Meja Politik dan Kota. Kau orang baru?

Joon Hyuk : Aku Han Jun Hyuk. Aku memulai karierku di Meja Kota dan kini aku menulis untuk Harian Korea Digital. Kami satu keluarga besar. Dan yang ini…

Ji Soo : Aku reporter junior Harian Korea Digital, Lee Ji Soo.

Soo Do : Junior?

Joon Hyuk buru-buru menambahkan, ya, favorit Redaktur Yoon.

Soo Do yang curiga, mengambil ponselnya.

Joon Hyuk terus bicara tentang Ji Soo.

Joon Hyuk : Sebenarnya, dia membawanya ke mana pun selama perjalanan dinasnya. Dia sudah melakukan segalanya untuknya. Kurasa kau tidak sempat menemuinya.

Ji Soo : Ya. Benar. Dia benar-benar menyanjungku. Saat kami melakukan perjalanan dinas, aku yang mengerjakan semuanya. Kau pasti belum dengar.

Soo Do menelpon seketarisnya, meminta dua cangkir kopi.

Soo Do : Apa yang ingin kalian bicarakan?

Joon Hyuk : Ini tentang Harian Korea .

Ji Soo : Ini untuk aktivitas parlemenmu.

Kata-kata Ji Soo membuat Soo Do curiga.

Ki Ha memberitahu Yoon Kyung soal Sang Kyu dan Soo Do. Dia menunjukkan video saat Sang Kyu pergi ke kantor Soo Do.

Ki Ha : Dia melarangku memberitahumu. Tapi kupikir kau harus tahu. Kita melakukan ini bersama, tapi aku tidak tahu tentang Joon Hyuk. Aku khawatir dia akan menanggung semuanya sendiri.

Soo Do menelpon seketarisnya lagi.

Soo Do : Alih-alih kopi, bawakan teh hijau panas. Tidak, buatkan dua cangkir teh hitam.

Soo Do kemudian tertawa, aku hampir tidak paham. Seharusnya kau memberitahuku lebih awal!

Tak lama, seketaris Soo Do masuk, tapi yang dibawa adalah gulungan uang di dalam cangkir teh.

Joon Hyuk dan Ji Soo terkejut melihatnya.

Soo Do : Wajar jika menginginkan tisu saat tanganmu kotor. Kurasa Redaktur Yoon tidak bisa menyuruhku sendiri untuk menyemangatimu. Dahulu kami sering mengamuk dan saling menggeram, tapi kami tidak pernah lupa mengisi saku orang lain.

Ji Soo melihat uang di dalam cangkir selagi mereka bicara.

Ji Soo lalu tertawa, kau memberi uang hijau untuk teh hijau dan uang kuning untuk teh hitam?

Soo Do : Benar!

Joon Hyuk : Berkelas sekali. Pantas saja kau terpilih untuk tiga periode.

Soo Do : Periode pertama? Uang. Periode kedua? Juga uang. Periode ketiga? Itu juga uang. Minumlah sebelum dingin. Aku mengharapkan kisah bagus darimu.

Ji Soo dan Joon Hyuk saling bertatapan.

Di mejanya, Yoon Kyung menatap brosur yang diberikan Sang Kyu kepadanya.

Lalu dia menghela nafasnya.

Ji Soo dan Joon Hyuk menolak uang dari Soo Do.

Ji Soo lalu memotret uang di cangkir teh itu.

Soo Do : Sedang apa kau?

Ji Soo : Untuk tujuan sentimental. Aku ingin mengingat kemurahan hatimu.

Joon Hyuk : Kenapa kau tidak mentraktir kami kopi saja? Kau menjawab bahkan sebelum aku bertanya. Terima kasih untuk hari ini.

Soo Do kaget, apa?

Joon Hyuk : Aku akan memberi tahumu karena rasa terima kasihku. Ini tentang Go Yu Seop. Dugaanku dia bersedia bertanggung jawab untukmu dan kau menjanjikan masa depan cerah untuk putranya. Bukankah dia salah satu ajudanmu? Go Jin Tae.

Joon Hyuk teringat saat berpapasan dengan Go Jin Tae tadi.

Ji Soo : Sekadar informasi, kami membicarakan daftar rekrut pribadimu. Kau tahu itu, bukan?

Soo Do : Kalian Redaktur Yoon tidak mengirim kalian.

Ji Soo : Sudah kami bilang. Kami dari Harian Korea Digital.

Joon Hyuk : Sejujurnya, Redaktur Yoon tidak menganggap kami satu keluarga. Dia bilang kami berada di tingkat yang berbeda.

Yoon Kyung menemui Sang Kyu.

Yoon Kyung : Aku bertanya siapa yang menulis daftar rekrutnya.

Sang Kyu : Aku bertanya kenapa kau menanyakan itu!

Yoon Kyung : Apa kau sungguh pergi ke Inggris?

Sang Kyu : Bagaimana kau bisa mengabaikan kemurahan hatiku?

Yoon Kyung : Sadarlah! Kau tidak bisa kembali. Kau sungguh akan melewati garis itu? Aku tidak tahu setinggi apa kau ingin pergi. Jika putramu tahu…

Sang Kyu : Berpikirlah sebelum bicara. Apa yang kau dapatkan dari ini? Kau tidak tahu cara kerja bisnis ini? Kau menghindari risiko dan meraup kesempatan. Tanggung jawab? Penyesalan? Bisakah kau menguangkan pujian? Jangan mati kelaparan di depan pesta.

Yoon Kyu : Tentu saja, “BAP” lebih kuat daripada “PEN”. Tapi aku tidak akan memberi anak-anakku makanan busuk. Aku bisa memberi mereka makan sendiri.

Soo Do mengancam akan membuat Ji Soo dan Joon Hyuk di pecat.

Joon Hyuk menatap Ji Soo.

Joon Hyuk : Kau sudah dengar, bukan? Mulai sekarang, kita berisiko dipecat. Pikirkan baik-baik.

Ji Soo : Tidak ada gunanya berpikir. Mari kita langsung hadapi hingga akhir.

Bersambung….

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like