Love (ft. Marriage and Divorce) Season 2 Ep 12 part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Season 2 Episode 12 Part 1, Untuk menemukan daftar-daftar link recap ada di tulisan yang ini. Kalian bisa temukan sesuatu lainnya seperti Episode Sebelumnya baca di

Foto : TV CHOSUN

Yusin datang untuk menemui Piyoung. Mereka makan bersama. Yusin bersikap seakan nggak terjadi apa-apa. Tapi maksud Piyoung mtngajakmya ketemu adalah untuk mengajaknya ke pengadilan bersama. Yusin masih menahan dan bilang kalo itu demi Ji a. Ia bahkan menjanjikan waktu 3 tahun, kalo Piyoung masih pingin cerai, ia akan menurutinya tapi Piyoung dah kadung muak dengannya. Ia nggak ingin melihat wajahnya dan mendengar suaranya.

Foto : TV CHOSUN

Piyoung selesai makan dan mereka keluar. Ia mau menyetir tapi Yusin mendahului. Ia menunjukkan jalan ke pengadilan tapi Yusin memilih jalan lain. Pulang.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Sampai rumah Yusin mematikan ponselnya dan berlutut. Ia meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Piyoung sama sekali nggak tersentuh. Nanti lututnya sakit. Ia ke kamar dan nelpon pengacara.

Piyoung kembali setelah dari dapur dan duduk di hadapan Yusin.

Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Kau membuatku tak nyaman.

Yusin: Jika aku putramu, kau pasti memaafkanku. Kau istri sekaligus teman bagiku. Bukan hanya teman, tapi juga kekasih. Adakalanya aku bergantung padamu seperti putra pada ibunya.

Piyoung: Hanya saat perlu.

Yusin: Aku tak bisa hidup tanpamu.

Piyoung: Pasti bisa. Pernah lihat orang mati hidup kembali? Jika ibuku bangkit dari kubur, aku akan memaafkanmu. Berdiri. Berdiri! Bahkan melihatmu berlutut membuatku kesal.

Yusin bangkit dan duduk di hadapan Piyoung.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Apa perlu membuang-buang waktu dan menyia-nyiakan emosi begini? Meski kau memohon maaf sepuluh tahun, keputusan dan perasaanku tak akan berubah.

Yusin: Aku juga. Aku tahu aku salah.

Piyoung: Kau tertarik dengan wanita lain karena sudah berubah.

Yusin: Aku hanya tertarik, tapi perasaanku tak berubah. Jika perasaanku berubah, aku pasti sudah minta bercerai. Jika aku putramu… . Jika putramu selingkuh, kau hanya akan marah, lalu memaafkan dia.

Piyoung: Jika itu putraku, aku takkan mengusir dia karena menyelingkuhi istrinya. Namun, kau bukan putraku. Aku istrimu, bukan ibu yang melahirkanmu.

Yusin: Manusia adalah makhluk emosional. Robot IA hanya rasakan yang sudah diprogram dan takkan tergoda, oleh malaikat sekalipun. Namun, manusia adalah makhluk hidup. Perasaan manusia bisa berubah-ubah. Aku hanya goyah sesaat.

Piyoung: Bisa kurasakan. Kau bisa rasakan saat lawan bicaramu tak tulus.

Yusin: Aku seperti berpura-pura? Aku tampak tak tulus?

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Bisa kurasakan. Yang kau lakukan kepadaku pun pasti tulus, begitu juga kepada A Mi. Entah kau mencintai dia atau tidak, tapi dia sungguh menyukaimu. Kurasa kau tak cinta dia karena hubungan kita pun kandas. Tak akan berkhianat jika mencintaiku.

Yusin: Kau akan tahu pada akhirnya. Anak-anak masih mencintai orang tua setelah bertemu kekasihnya. Begitulah. Perasaan manusia beragam.

Piyoung: Artinya kau mengakui bahwa kau mencintai dia? Entah cinta seperti apa.

Yusin: Setelah kau bertambah tua, ini bukan apa-apa. Ini tak menyangkut nyawa.

Piyoung: Ada pembunuh yang mengatasnamakan cinta. Masalah cinta pun menyangkut nyawa.

Yusin: Aku tak mau bercerai.

Piyoung: Kau tak berhak memutuskan. Aku yang memutuskan. Kau tak pantas.

Yusin: Mau disengaja atau tidak, seharusnya diakui dan diperbaiki, kan? Apa semuanya harus diakhiri? Ada Ji a di antara kita. Kita harus tanggung jawab sampai akhir.

Piyoung: Apa selingkuh adalah tindakan bertanggung jawab?

Yusin: Aku seorang ayah sekaligus pria dewasa. Apa pria dewasa bisa hidup sempurna seperti buku teks moral? Apa dunia ini selalu indah? Air terjun, sungai, hutan yang luar biasa. Meski ada banyak tempat yang indah, ada juga gurun yang tak berguna dan tak dapat ditinggali.

Setelah berusia 70 tahun, Konfusius baru bisa ikuti kata hatinya tanpa melanggar aturan. Aku baru pertengahan 40-an. Wajar jika melakukan kesalahan. Karena kita masih muda. Karena masih muda, kau sulit memaafkan dan aku terlalu penasaran. Kita butuh waktu. Kenapa kau terburu-buru? Itu hanya formalitas.

Piyoung: Karena bukan apa-apa, ayo ke pengadilan sekarang.

Yusin: Bukan begitu maksudku. Bisa dilakukan kapan pun jika menginginkannya. Lebih baik dipikirkan kembali.

Piyoung: Aku tak ingin hidup sebagai istrimu lagi.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Yusin: Hidup itu soal melakukan yang kau benci dan menahan sakit. Itu katamu pada Ji a. Dalam hidup kita, ini mungkin bukan noda, tapi kesempatan. Mereka yang bisa hidup hingga umur 80 atau 90 tahun tanpa meninggalkan noda sungguh hebat.

Aku telah meninggalkan noda dan sangat malu karena itu. Namun, kuturunkan egoku dan memohon kepadamu. Kurela lakukan apa pun untuk mengubah pikiranmu. Hanya ada kau di hatiku. Wanita yang kucintai hanya kau. Perasaanku tak akan berubah sampai mati.

Jika perlu, akan kubuat sumpah tertulis dengan darahku. Jika kau mau, akan kuminta A Mi ke sini. Meski itu tak manusiawi, aku bisa bersumpah atas nama cinta. Kaulah satu-satunya wanita yang kucintai.

Piyoung: Ingat Mongsil, anjing yang kita pelihara saat baru menikah? Ia pecahkan vas mahal saat sedang bermain. Karena aku sangat menyukainya, kau melekatkan pecahannya dengan lem. Bentuknya kembali seperti semula, tapi bocor saat diisi air.

Apa bekas pecahannya bisa dihilangkan? Apa gunanya tinggal bersama untuk formalitas? Itu sia-sia. Kita tak menghormati konsep pernikahan jika hidup tanpa cinta atau hormat.

Yusin: Aku tak peduli. Karena aku hanya akan hidup demi Ji-a dan kau mulai sekarang. Tak dihargai pun tak masalah. Akan kuterima.

Piyoung: Di halaman stasiun penyiaran, ada aktor tak dikenal pakai mantel, lalu aku bertanya kepadanya. Katanya pemberian dari pacarnya. Saat itu, wajahmu sama sekali tak berubah dan berkata, “Jadi, pacarnya adalah aku?” Pada akhirnya, yang kau katakan benar.

Yusin: Aku sangat iri dengan temanku yang punya adik perempuan. Hanya kuanggap sebagai adik.

Piyoung: Jika kau merasa tak salah, kenapa harus berbohong? Kau bisa undang ke rumah.

Yusin: Aku takut kau salah paham.

Piyoung: Kau tak bisa jujur karena ada sesuatu di antara kalian. Apa kau sungguh punya teman sekelas saat SMP yang bernama Cheol-ho?

Yusin: Ada teman yang berimigrasi. Sempat berkabar selama beberapa tahun, lalu hilang kontak.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Karena mantel itu tak cocok dengan cuaca di Los Angeles, jadi, diberikan kepada kerabat di sini? Kau bukan berbohong sekali. Bagaimana bisa dipercaya? Sejujurnya, aku bahkan tak kenal dirimu lagi. Kau bukan orang yang kukenal. Katanya pikiran manusia tak bisa ditebak. Itu semua benar.

Yusin: Meski terdengar seperti beralasan, aku tak ingin membuatmu kecewa. Kau akan tersiksa jika mulai curiga. Hubungan kita pun bisa rusak. Tak mudah tinggal sendiri, apalagi tak begitu tahu Korea. Berbahaya juga. Kami akrab setelah kutemui beberapa kali untuk memberi nasihat. Tak sampai suka. Namun, dia punya perasaan terhadapku. Harusnya diakhiri saat itu.

Piyoung: Padahal kau punya anak perempuan. Bagaimana bisa melakukan itu? Dia suka padamu karena kau beri kesempatan!

Yusin: Bukan. Kurasa dia salah memahami kesopananku. Aku hanya bersikap sopan.

Piyoung: Silakan menikah lagi dan bermesraan. Aku tak menyesal.

Yusin: Aku bersumpah. Maafkan aku sekali ini saja. Aku yang akhiri hubungan kami lebih dulu. Kupikir dia akan terima, tapi malah sakit dan dirawat di RS. Aku sudah pulang.

Piyoung: Kau mengakhirinya karena gelisah. Kau takut karena aku melihat mantel dan datang ke tempat berkuda. Jika tak begitu, hubungan kalian akan berlanjut. Aku tak tahu bahwa kau pria seperti ini. Tak pernah kusangka. Harusnya aku tak terlalu percaya dan menyukaimu…

Yusin: Hartaku…akan kuberikan padamu.

Piyoung: Dengan berikan semua hartamu kepadaku, apa luka dan pengkhianatan akan sembuh dan hilang?

Yusin: Akan kubuatmu melupakannya. Kau takkan menyesal mendengarkanku.

Piyoung: Karena tahu kondisi pasien tak berarti kau memahamiku. Aku bukan pasienmu.

Yusin: Meski butuh waktu, kebenaran pasti akan terungkap. Kukatakan sekali lagi. Faktanya hanya kau di hatiku. Harta tak bisa sembuhkan luka, tapi tetap mau kuberikan. Jangan sampai ini membuatmu meragukan cintaku.

Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Berapa wajahmu? Padahal perasaan bisa terlihat dari wajah. Perasaan mana yang sungguh tulus? Setelah dipikir-pikir, Shin Yusin tak punya ketulusan. Sebagai psikiater, kau hanya senang mempermainkan perasaan orang. Kau hanya pura-pura, kan? Tak merasa bersalah, kan?

Yusin: Lihat beberapa tahun dan kau akan tahu.

Piyoung: Kau akan beri semua hartamu? Shin Yusin, kau begitu suka wanita? Wanita yang kau pacari kurang dari setahun, diberi mobil asing. Kau sungguh pria sejati.

Yusin: Kuberikan untuk mengakhiri hubungan kami.

Piyoung: Akhiri hubungan kita. Aku tak bisa perlakukanmu seperti dulu.

Yusin: Tak masalah. Aku bahkan tak mengharapkannya. Penggal saja kepalaku. Tak boleh bercerai. Selain itu, aku akan lakukan apa pun keinginanmu.

Piyoung: Ayahmu juga bilang dia jauh lebih bahagia setelah menikah lagi.

Yusin: Keadaannya berbeda. Ayah ditinggal meninggal.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Kau tak mau statusmu menjadi duda? Citramu juga rusak di depan pasien. Tak banyak waktu yang tersisa dalam hidupmu. Kau harus jalani hari dengan bahagia. Kita sudah bersama selama 20 tahun sejak pacaran. Wajar merasa bosan.

Yusin: Kita akan segera berusia 60-an. Kau yakin takkan menyesal?

Piyoung: Kau memikirkanku? Kau takut aku menyesal? Mungkin. Tapi aku tak bisa hidup dengan melihat wajahmu.

Yusin: Saat Ji-a alami hal yang sama, kau akan menyuruhnya bercerai karena itu pilihan yang tepat?

Piyoung: Kutanya…

Yusin: Aku tak terbiasa selingkuh. Aku hanya tak sengaja terjerumus.

Piyoung: Bicara memang mudah. Sekali berkhianat, akan terus melakukannya.

Yusin: Aku tak akan berkhianat lagi. Ada pengecualian. Apa semua manusia sama? Bahkan hukum mengampuni kesalahan pertama.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Jangan membenarkan seperti itu. Mau orang tua atau anak, hidup tak bisa digantikan orang lain. Apa pun keputusan Ji-a, kita hanya bisa menerimanya.

Yusin: Terimalah aku seperti itu. Jika kau bertemu pria yang lebih baik, akan kuikuti kemauanmu. Kau begitu ingin menghukumku?

Piyoung: Aku menepati perkataanku. Kusuruh Ami menerimamu.

Yusin: Ami lebih penting dariku? Selama 13 tahun, kudedikasikan…

Piyoung: Dedikasikan?

Yusin: Kutarik perkataanku kembali. Kulakukan yang terbaik.

Piyoung: Dan aku tidak?

Yusin: Aku tak mau. Aku tak mau menikahi A Mi. Kau sungguh keterlaluan.

Piyoung: Kau bisa mengatakannya semudah itu? Lalu aku?

Yusin: Benar. Aku salah dan berdosa.

Piyoung: Maka, terima konsekuensinya!

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Yusin: Kata siapa aku menolak? Aku bersedia berikan semua hartaku kepadamu. Kulakukan segalanya selain bercerai. Kenapa bersikeras untuk cerai? Apa aku pernah ingin berselingkuh? Apa aku juga menginginkannya?

Piyoung: Jalani hidup masing-masing. Hubungan kita sudah hancur.

Yusin: Akan kuakhiri hidupku bersamamu. Biarkan aku melakukannya.

Piyoung: Semua perkataanmu terdengar tak tulus sekarang.

Yusin: Teman-temanku membuat sumpah tertulis saat melakukan kesalahan agar dimaafkan. Aku juga memohon pengampunan dan mengakui kesalahanku.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Piyoung: Di hadapanku, selingkuhanmu bilang kalian saling mencintai. Kau tak mengakuinya. Sampai akhir, kau memutar otak untuk memb#dohiku, agar kau tak disalahkan!

Yusin: Seperti aku tak tahu ini akan terjadi, kita tak tahu hidup Ji-a nanti.Kau bilang ada wanita jahat juga, kan? Benar. Jeong-gyun pacaran dengan wanita bersuami. Apa kau akan menghindari Ji-a saat dia melakukan hal seperti ini?

Piyoung: Orang tua dan pasutri berbeda. Dua orang yang dipertemukan akan lebih parah begitu berpisah. Aku kini sadar.

Yusin: Orang tua dan pasutri sama-sama keluarga. Meski melakukan kesalahan, keluarga akan memaafkan. Kita sudah menikah hampir 15 tahun. Satu setengah dekade. Bahkan sungai dan gunung saja berubah. Bagaimana manusia bisa tetap sama? Aku tak berubah, tapi hanya berpaling sesaat. Ya?

Piyoung: Kau harusnya menahan diri.

Yusin: Benar. Aku tak tahu bahwa itu kubang dan terjebak.

Piyoung: Saat memeluknya, apa yang kau rasakan? Kau pasti senang. Jika tak suka, tak mungkin terus bertemu. Kau pasti rasakan pesona lain yang berbeda denganku.

Yusin: Aku tak rasakan apa pun.

Piyoung: Pembohong!

Foto : TV CHOSUN

Yusin: Dia sungguh mengandalkan dan bergantung padaku. Aku merasa harus memperhatikannya. Dan tak bisa mengakhirinya.

Piyoung: Kau pasti sangat perhatian sampai dia bergantung kepadamu. Kau bisa terus memperhatikannya. Bagaimana jika terjadi sesuatu?

Yusin: Kita tak pernah melalui kesulitan selama ini. Anggaplah masalah ini sebagai cobaan pertama kita. Ayo lalui bersama. Jangan terbawa perasaan.

Piyoung: Katamu manusia makhluk emosional?

Yusin: Kau lebih baik dariku. Kumohon maafkan suamimu yang banyak kekurangan ini. Ami besar tanpa tahu ayah kandungnya. Ibunya Ami melahirkan dia seorang diri. Dia lebih menganggapku sebagai ayah daripada seorang pria. Hubungan kami tak seperti yang kau bayangkan.

Piyoung: Jadi, kalian tak tidur bersama? Kau memang kompeten. Kau berikan alasan tanpa panik sedikit pun.

Foto : TV CHOSUN
Foto : TV CHOSUN

Yusin: Tak masalah jika kau benci dan menyindirku seumur hidup. Kimci harus difermentasi agar enak dan bisa dimakan. Manusia pun begitu. Aku kimci yang belum terfermentasi. Banyak kekurangan dan belum dewasa. Kata orang pria tetap seperti anak kecil.

Piyoung: Setidaknya anak balita menggemaskan. Belum dewasa di usiamu? Pria yang melakukan keinginannya meski itu salah? Kau mau aku bertahan menghadapi itu?

Yusin: Kasihani aku.

Piyoung: Perempuan juga sama. Ingin dihibur dan dilindungi. Mungkin lebih, tapi tak kurang. Ada yang bertingkah dan minta dipahami hanya karena mereka pria. Sedangkan yang dikhianati sampai patah hati, harus bersabar, memaafkan, dan terus hidup seperti itu?

Yusin: Kini kau boleh bertingkah. Akan kubereskan semuanya.

Piyoung: Jika ada wanita yang akan menikahi psikiater, akan kuhentikan. Tak bisa diajak bicara karena terlalu pintar.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like