Tentangsinopsis.com – Sinopsis Recipe For Farewell Episode 1 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.
Sebelumnya…
Kang Chang Wook tengah mencuci bayam dan toge. Lalu dia merebus kedua sayuran itu. Setelah sayuran itu matang, dia mencampurkannya dengan bumbu dan mengaduk-ngaduk sayuran yang sudah dibumbui dengan tangan kosong.
Narasi Chang Wook terdengar.
Chang Wook : Tauge yang diasinkan dan bayam yang diasinkan. Keduanya biasanya tidak dipasangkan bersama. Aku baru saja membeli kedua sayuran itu karena sudah tidak asing lagi.
Dan mereka juga sangat mudah dibuat. Aku tidak menggunakan garam atau kecap sama sekali karena memang tidak seharusnya. Aku biasa merendamnya dengan sarung tangan plastik pada awalnya, tetapi hari ini, aku melakukannya dengan tangan kosong setelah mencuci tangan dengan baik.
Sebenarnya, sayuran terasa lebih enak saat direndam dengan tangan kosong. Makanan lezat dibuat dengan hati. Kau harus tetap tenang dan berinteraksi dengan bahan-bahannya. Bahkan jika bahan yang sama dan resep yang sama digunakan, masakan yang berbeda dibuat karena hati kita. Hanya makanan yang dibuat dengan cinta dan perhatian yang dapat mengisi perutmu.
Chang Wook mengambil semangkuk nasi, lalu dia menaruh sarapan di atas meja.
Jung Da Jung keluar dari kamar. Dia mau pergi. Chang Wook menyuruhnya sarapan dulu.
Da Jung mencicipi masakan Chang Wook, tapi kemudian dia mengambil tisu dan melepehnya.
Da Jung minta maaf karena dia tidak bisa makan itu.
Da Jung : Aku pikir aku harus pergi.
Chang Wook : Baik. Apakah ada yang ingin kau makan untuk makan malam?
Da Jung : Baiklah. Apa pun akan dilakukan. Jangan terlalu khawatir.
Chang Wook : Baiklah.
Da Jung lalu memanggil putranya.
Da Jung : Jae Ho-ya, kau bilang kau akan pergi denganku! Aku sudah terlambat!
Jae Ho keluar dari kamar sambil mainin ponsel.
Chang Wook menyuruh Jae Ho sarapan sebelum sekolah.
Jae Ho : Aku hampir tidak sarapan. Hasilnya tidak akan keluar secepat ini. Sekolah akan memberi tahumu.
Da Jung : Beritahu aku jika hasilnya keluar.
Mereka berangkat.
Setelah mereka pergi, Chang Wook sarapan sendirian dengan lauk yang tadi dia buat.
-Episode 1, Air Mata Japchae-
-Apartemen Punglim-
Chang Wook tengah mengetik, di ruangannya, yang didominasi banyak buku. Sekilas kita juga melihat kasurnya yang masih berantakan.
Chang Wook menulis di blognya.
“Seorang suami dan seorang istri. Hubungan mereka tidak harus istimewa. Mereka mungkin hanya hidup bersama karena mereka sudah terbiasa satu sama lain. Aku yakin aku bersenang-senang di dapur pagi ini.
Aku menikmati fokus pada memasak, dan dengan harapan sayuran segar dan bumbu yang enak bisa menjadi makanan yang menyelamatkan nyawa orang, aku mengasinkannya. Aku tidak memposting resep di blogku, berharap orang lain dapat mengikuti mereka.
Aku hanya ingin merekam perasaan yang aku rasakan saat memasak. Aku pribadi tidak belajar memasak atau mengambil kelas memasak. Tapi aku bisa menggunakan pisau jauh lebih baik sekarang, meskipun aku masih terlihat canggung bagi para ahli.”
Usai menulis di blognya, Chang Wook pun belanja ke supermarket tapi sampai di rak sayuran, dia bingung harus beli yang mana.
Yang Su Won, pegawai supermarket, muncul.
Su Won : Apa ada sesuatu yang kau cari?
Chang Wook : Ya, sesuatu yang enak.
Su Won : Ya?
Chang Wook : Sudahlah. Aku membeli tauge dan bayam di sini kemarin. Tapi aku mengacaukan tauge yang diasinkan. Jadi aku berencana memasak sesuatu dengan sisa bahan.
Su Won : Ada banyak pilihan. Sup tauge, tauge rebus, atau nasi tauge.
Chang Wook : Lalu bagaimana dengan bayam?
Su Won : Sup bayam, bayam rebus, atau nasi bayam.
Chang Wook : Apakah ada hidangan yang disebut nasi bayam? Tidak?
Chang Wook beranjak.
Su Won kemudian memberikan usulan membuat japchae.
Su Won : Bayam adalah suatu keharusan di japchae.
Chang Wook : Apa kau punya soun?
Su Won : Tunggu sebentar. Aku akan segera kembali.
Su Won pun bergegas pergi.
Da Jung lagi rapat bersama staf nya. Dia bekerja di perusahaan penerbitan.
Da Jung : Bukankah Penulis Lim Hye Young seharusnya menyerahkan naskahnya sekarang?
Editor Choi : Sebenarnya, dia mengirimi kami pesan dan mengatakan dia ingin menunda tenggat waktu sebulan.
Da Jung : Bukankah dia sudah menunda tenggat waktu sekali?
Editor Choi : Aku pikir dia selesai menulisnya, tapi sepertinya dia tidak begitu menyukainya bahwa dia ingin meluangkan waktu dan mengulanginya lagi.
Da Jung : Luangkan waktu untuk apa? Kau tahu itu hanya alasan. Jika kau membiarkan penulis mendorongmu seperti itu, buku tidak akan pernah bisa diterbitkan.
Editor Choi : Dia bahkan tidak membaca teks yang aku kirim jadi aku tidak punya cara.
Da Jung pun meminjam ponsel staf nya yang lain.
Staf : Ponselku?
Da Jung : Dia tidak menjawab panggilan editor. Apa menurutmu dia akan menjawab pertanyaanku? Berikan padaku.
Tapi ponsel staf nya mengenakan ID wajah untuk masuk.
Da Jung pun mengarahkan ponsel itu ke wajah stafnya.
Setelah itu, dia langsung menghubungi Penulis Lim.
Kembali ke Chang Wook yang masih belanja, dibantuin Su Won.
Chang Wook melihat catatan di ponselnya.
Chang Wook : Apa kalian punya jamur kuping?
Dan Su Won langsung menyodorkan sebungkus jamur kuping pada Chang Wook.
Chang Wook menaruh jamur kupingnya di keranjang. Keranjangnya sudah penuh.
Chang Wook mencari kubis.
Su Won pun membantu Chang Wook mengembangkan kantong belanja.
Chang Wook berterima kasih, dan memasukkan kubis ke dalam kantong.
Lalu dia juga memasukkan jamur kupimg, bawang dan wortel ke dalam kantong.
Chang Wook melihat ponselnya lagi.
Chang Wook : Apakah itu cukup?
Su Won : Bagaimana dengan daging babi?
Chang Wook : Tidak, aku akan menggunakan jamur shiitake sebagai pengganti daging.
Su Won : Kau lebih suka makanan sehat. Sebenarnya, kami memiliki kecap baru, yang difermentasi secara alami, dan itu berbeda dari…
Chang Wook : Tidak, terima kasih. Aku akan membuat japchae tanpa garam, jadi aku tidak perlu kecap.
Su Won : Jadi kau tidak akan memasukkan daging atau kecap ke dalam japchae, bukan?
Chang Wook : Benar.
Su Won bergumam, seperti apa rasanya?
Chang Wook mendengar itu, rasanya sehat.
Su Won mengerti. Chang Wook pergi. Su Won mengacungkan kedua jempolnya.
Di kelasnya, Jae Ho resah menatap ponselnya.
Shin Yeo Jin yang duduk di sebelah Jae Ho, menatap Jae Ho.
Yeo Jin : Hasil penerimaan perguruan tinggi keluar hari ini. Kau sudah mendapatkan teks?
Jae Ho : Tidak, belum.
Yeo Jin : Aku cemburu karena kau mendaftar untuk penerimaan bergulir.
Jae Ho : Sama saja jika aku gagal.
Yeo Jin : Pokoknya hasilnya cepat keluar. Aku sangat bosan. Mereka membiarkan anak-anak pulang setelah kelas pagi di sekolah lain.
Yeo Jin lalu tanya, hadiah apa yang Jae Ho inginkan jika lolos ke universitas.
Jae Ho : Aku bukan anak kecil.
Yeo Jin : Lalu, apa aku masih kecil? Ini adalah kesempatan besar untuk mendapatkan hadiah. Kau tidak boleh melewatkannya.
Jae Ho : Aku senang semuanya sudah berakhir.
Yeo Jin : Jadi tidak ada lagi yang kau inginkan?
Jae Ho bilang yang dia inginkan adalah ayahnya pergi dari rumah.
Yeo Jin : Apa ayahmu sudah pulang? Tapi kenapa?
Jae Ho : Mengapa kita tidak menonton film sepulang sekolah?
Yeo Jin : Hei, hasilnya akan diumumkan hari ini. Kau harus pulang lebih awal pada hari seperti ini. Jika…
Yeo Jin terdiam.
Jae Ho : Jika apa?
Yeo Jin : Tidak ada apa-apa. Apa yang ingin kau tonton?
Jae Ho : Apa pun.
Yeo Jin : Ngomong-ngomong, apakah orang tuamu kembali bersama?
Jae Ho menjawabnya dengan agak kesal, bagaimana aku tahu!
Usai belanja, Chang Wook mampir ke restoran China.
Sambil menunggu, dia memperhatikan koki restoran yang tengah memasak.
Tak lama kemudian, dia pun menyantap jjangmyeon yang tadi dimasak si koki. Tapi sebelum makan, dia memasukkan bubuk cabai terlebih dahulu ke dalam jjangmyeonnya.
Dan saat mencicip jjangmyeonnya, dia terkejut. Dia pun menatap si bubuk cabai yang tadi masukin.
Su Won lagi menyusun sayuran di rak di depan supermarket.
Lalu Chang Wook datang lagi, membuat dia terkejut.
Chang Wook : Apa kau punya paprika Cheongyang?
Su Won : Cheongyang paprika?
Su Won menunjuk ke bibir Chang Wook.
Chang Wook pun membersihkan bibirnya.
Su Won : Aku pikir kau suka makanan sehat. Tetapi kau memiliki jjajangmyeon dari waktu ke waktu. Benar.
Chang Wook : Jadi apakah kau memiliki paprika Cheongyang?
Su Won pun masuk ke dalam bersama Chang Wook dan memberikan paprika Cheongyang.
Lalu Chang Wook melihat sesuatu di rak. Dia mengambilnya.
Chang Wook : Apa ini?
Su Won bilang Chang Wook gak bisa memakan itu dan mengembalikan barang yang diambil Chang Wook tadi ke rak.
Chang Wook mengambil barang itu lagi.
Chang Wook : Kenapa tidak?
Su Won : Namanya cabai rawit, dan rasanya super pedas.
Chang Wook : Tapi warnanya cerah sekali….
Su Won : Tapi kau tidak bisa menggunakan ini dalam memasak. Aku mencobanya sebelumnya, tapi terlalu pedas.
Da Jung duduk di kafe. Tak lama kemudian, Penulis Lim datang.
Penulis Lim : Kau sekarang bahkan datang tepat sebelum aku datang. Kau ini kreditur atau apa?
Da Jung : Kau berutang naskah padaku. Duduklah, Bu. Jika kau mendorongku seperti ini, Editor Choi akan mengalami kesulitan. Apakah kau menunda naskahmu untuk menyiksa editor?
Penulis Lim : Apakah kau di sini untuk berkelahi? Aku katakan bahwa aku selesai menulis. Aku hanya ingin istirahat dan memolesnya untuk terakhir kalinya. Tidak bisakah kau menunggu untuk itu? Kau dapat melakukannya sambil mengoreksinya. Kau tahu sudah berapa lama sejak saya berhenti menulis. Bisakah kau mempercayai saya dan menunggu sedikit lagi?
Da Jung pun terdiam, lalu dia meminum teh nya.
Da Jung : Hye Young-ssi, aku tidak punya banyak waktu tersisa.
Da Jung pun mengingat saat dia pergi ke dokter bersama Chang Wook. Dokter bilang kankernya sudah menyebar dari usus besar ke ovarium. Dokter menyarankan agar Da Jung dirawat.
Chang Wook : Apa maksudmu….
Dokter : Dia perlu menjalani operasi. Meskipun operasi tidak akan dijadwalkan dalam waktu dekat, Jika dia mendapat ujian dekat dan perawatan obat di rumah sakit…
Da Jung menolak dan ingin tinggal di rumah sebagai pasoen rawat jalan.
Dokter pun bertanya, apa ada orang yang bisa menjaga Da Jung.
Chang Wook : Apa?
Dokter : Seperti tentang dietnya. Kemoterapi sangat sulit secara fisik, jadi dia perlu mendapatkan nutrisi seimbang.
Flashback end…
Penulis Lim terkejut mendengar cerita Da Jung. Bahwa Da Jung mengidap kanker usus.
Penulis Lim pun tanya, apa Da Jung sudah periksa ke dokter lain.
Da Jung : Aku sudah melakukannya sejak lama.
Penulis Lim : Bagaimana dengan operasi?
Da Jung : Hye Young. Ini kanker stadium akhir. Dokter mengharapkan enam bulan sampai satu tahun.
Penulis Lim : Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?
Da Jung : Kau sibuk menulis. Kau harus fokus.
Bersambung ke part 2…