Tentangsinopsis.com – Sinopsis Recipe For Farewell Episode 1 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca juga episode sebelumnya disini.
Sebelumnya…
Sambil mendengarkan music, Chang Wook memasak makanan sehat untuk Da Jung.
Penulis Lim bertanya, bagaimana biasanya Da Jung makan.
Penulis Lim : Itu yang paling penting.
Da Jung : Benar. Aku meminta suamiku untuk itu.
Penulis Lim : Apakah dia mengatakan ya?
Da Jung : Dia mengatakan ya jauh lebih cepat dari yang aku harapkan.
Penulis Lim : Bagaimana dengan Jae Ho? Apa dia juga mengetahuinya?
Da Jung : Belum. Aku ingin menerbitkan bukumu dengan tanganku sendiri. Bisakah kau membiarkanku melakukan itu?
Penulis Lim : Ini adalah tekanan terburuk yang pernah aku alami sebagai seorang penulis.
Yeo Jin lagi memesan tiket untuk menonton film. Dia bilang, dua tiker untuk senior sekolah menengah dan satu kombo popcorn untuk manula.
Petugasnya bilang mereka memerlukan sertifikat SAT untuk mendapatkan diskon.
Yeo Jin menoleh ke Jae Ho yang menunggu di belakangnya.
Yeo Jin : Kau memiliki sertifikat SATmu, kan?
Jae Ho : Tidak.
Yeo Jin kesal, kau bodoh! Kita membayar begitu banyak untuk SAT untuk mendapatkan semua diskon ini!
Yeo Jin lalu berusaha membujuk petugas.
Yeo Jin : Kita berada di kelas yang sama. Jadi kita mengambil SAT bersama, kan?
Petugas bilang dia masih harus memeriksa sertifikatnya untuk memberi diskon.
Yeo Jin : Dia mengacaukan ujiannya, jadi dia merobeknya.
Petugas : Bisakah dia menunjukkan kartu ID pelajarnya?
Ponsel Jae Ho berbunyi. Pesan dari ayahnya.
Chang Wook : Apa kau mendapat teks nya?
Jae Ho : Tidak.
Chang Wook : Dimana kau?
Jae Ho diluar.
Yeo Jin meminta kartu pelajar Jae Ho.
Jae Ho menyuruhnya menunggu sebentar.
Chang Wook : Beritahu aku ketika kau menerimanya. Oke? Bagaimana dengan makan malam?
Jae Ho menulis kalau dia akan makan diluar sebelum pulang, tapi dia menghapusnya kembali.
Yeo Jin menyuruh Jae Ho bergegas.
Sekarang, Yeo Jin dan Jae Ho sudah di dalam bioskop.
Yeo Jin : Apa yang ayahmu lakukan di rumah?
Jae Ho : Dia memasak.
Yeo Jin : Itu bagus.
Jae Ho : Aku ingin ibuku melakukannya.
Yeo Jin : Mengapa? Apakah masakannya buruk?
Jae Ho : Rasanya seperti dia.
Yeo Jin : Kau mencicipinya?
Jae Ho : Oh, aku memilikinya sekarang.
Yeo Jin : Apa?
Jae Ho : Hadiah untuk memasuki perguruan tinggi.
Yeo Jin : Apa yang kau inginkan?
Jae Ho : Aku akan meminta mereka untuk mengizinkanku pindah begitu aku masuk perguruan tinggi.
Yeo Jin : Ya ampun. Betapa ambisiusnya. Mendapatkan kamar di asrama hampir tidak mungkin, dan sebuah studio di dekat kampus sangat mahal.
Jae Ho : Aku tidak peduli di mana aku tinggal selama aku tidak bersama orang tuaku.
Yeo Jin : Dalam mimpimu.
Lampu bioskop padam. Filmnya akan dimulai. Yeo Jin menyuruh Jae Ho mematikan ponsel. Yeo Jin bilang, dia tidak suka kalau ada ponsel yang menyala di tengah-tengah film. Yeo Jin menyuruh Jae Ho mematikan ponsel. Terpaksalah Jae Ho mematikan ponselnya.
Chang Wook menunggu balasan Jae Ho, tapi Jae Ho gak kunjung membalas.
Chang Wook lalu menyeduh kopi dan teringat kembali setelah dia dan Da Jung keluar dari ruangan dokter.
Flashback…
Da Jung duduk di lobby. Tak lama, Chang Wook datang membawa secangkir kopi.
Chang Wook : Apakah minum secangkir kopi akan baik-baik saja?
Da Jung : Aku mendengar kopi baik untuk kanker kolorektal.
Chang Wook : Bagus. Kau minum kopi seperti air.
Da Jung : Tapi aku yakin gula tidak baik.
Chang Wook kemudian duduk. Da Jung berterima kasih karena Chang Wook sudah mau menemaninya ke RS.
Chang Wook : Jadi aku bilang jangan terlalu memaksakan diri atau terlalu stres.
Da Jung : Kau pasti senang mendapat kesempatan untuk mengomel padaku. Aku ingin kau menjagaku.
Chang Wook : Apa?
Da Jung : Aku harus pindah ke panti jompo suatu hari nanti, tapi sampai saat itu, aku tidak mau hidup seperti orang sakit. Dan ada banyak hal yang harus aku selesaikan. Jika kau tidak mau, kau tidak perlu melakukannya.
Chang Wook : Astaga. Begitukah caramu meminta bantuan? Apakah karena kau tidak ingin menelan harga dirimu atau apa?
Da Jung : Bukan karena itu. Tidak pernah. Kau memiliki hidupmu sendiri, tapi sekarang aku memintamu untuk menghentikannya untuk sementara waktu. Tapi itu tidak akan terlalu lama.
Chang Wook : Ya ampun. Bisakah kau tidak berbicara seperti itu, kumohon?
Da Jung : Kau tidak harus memberiku jawaban segera.
Da Jung lalu mengajak Chang Wook pergi menjemput Jae Ho.
Jae Ho menunggu di tepi jalan. Tak lama, mobil Da Jung datang. Jae Ho membuka pintu depan. Dia terkejut melihat ada ayahnya di dalam mobil. Jae Ho pun akhirnya duduk di belakang. Di mobil, Jae Ho masih sibuk dengan ponselnya.
Da Jung : Jae Ho-ya, sudah lama sejak terakhir kali kau melihat ayah. Katakan Hai.
Jae Ho : Lama tidak bertemu.
Da Jung : Kau pasti sibuk karena kau seorang senior. Aku sangat sibuk bekerja sehingga aku tidak bisa mengurus studimu jadi aku meminta bantuan ayahmu.
Chang Wook : Aku akan diam sampai SATmu selesai, jadi jangan khawatir.
Flashback end….
Da Jung akhirnya pulang. Chang Wook yang duduk di sofa, langsung berdiri menyambut Da Jung.
Chang Wook : Kau pasti lapar. Haruskah aku mengatur meja?
Da Jung : Tidak terlalu. Aku akan makan dengan Jae Ho saat dia kembali.
Da Jung mau ke kamar, tapi dia teirngat tes Jae Ho.
Da Jung pun menoleh, menatap Chang Wook.
Da Jung : Benar, kau tidak mendengar apa-apa dari Jae Ho?
Chang Wook menggeleng.
Chang Wook : Jangan terlalu menekannya. Dia pasti orang yang paling cemas. Pergi mandi. Aku akan membuat japchae.
Da Jung : Dia harus pulang lebih awal pada hari seperti ini.
Da Jung pun masuk ke kamarnya.
Jae Ho ingin menyalakan ponselnya karena dia melihat Yeo Jin sedang fokus menonton film.
Tapi biar pun mata Yeo Jin ke film, dia tahu Jae Ho mau melakukan apa.
Yeo Jin : Jangan berani-berani mengambilnya.
Jae Ho : Baik. Tonton saja filmnya.
Chang Wook tengah membuat japchae.
Narasi Chang Wook terdengar tentang bagaimana dia membuat japchae itu.
Chang Wook : Aku menumis bahan dengan sedikit minyak, jadi aku harus terus memeriksa bagaimana bahan dimasak. Jika sulit untuk mengatakannya, aku hanya bisa merasakannya. Namun jika aku buntu lagi, aku bisa mencarinya di internet.
Saat menumis soun, mereka cenderung saling menempel, jadi tidak dapat dihindari untuk menggunakan sedikit minyak wijen. Dan jika mie masih lengket, kau bisa langsung menambahkan bahan lain dan mencampurnya. Japchae tanpa garam tanpa daging dan minyak.
Chang Wook : Mengapa itu tidak terlihat begitu menggugah selera?
Chang Wook mencicipi japchae nya tapi rasanya hambar karena dia tidak memakai kecap atau pun garam.
Lalu Chang Wook ingat kalau tadi dia membeli cabai rawit.
Maka Chang Wook pun menambahkan irisan cabai rawit ke dalam japchae nya.
Chang Wook : Saat memasak tidak begitu menggugah selera, bumbu pedas adalah solusi terbaik.
Japchae pun jadi. Chang Wook pun memotret japchae nya untuk dia unggah di blog nya.
Narasi Chang Wook : Makanan enak tidak hanya memuaskan mulut kita tetapi juga mata kita.
Da Jung keluar dari kamar dan sempat melihat Chang Wook memotret.
Chang Wook pun langsung menyuruh Da Jung makan.
Da Jung : Ketika aku memintamu untuk merawatku, kenapa kau mengatakan ya?
Chang Wook : Pertanyaan macam apa itu?
Da Jung : Ini tidak seperti kita begitu mencintai satu sama lain. Kita lebih seperti…
Chang Wook : Karena aku tahu kau bukan tipe orang yang bisa meminta bantuan seseorang dengan mudah.
Da Jung : Aku tidak berbicara tentangku, tetapi mengapa kau membuat keputusan seperti itu.
Chang Wook bicara dalam hati alasannya.
Chang Wook : Seorang suami dan seorang istri. Hubungan mereka tidak harus istimewa.
Chang Wook lalu bertanya, jika dia sakit, Da Jung akan melakukan hal yang sama.
Da Jung mengerti dan tidak mempermasalahkan itu lagi.
Dia lalu mencicipi japchae Chang Wook dan kepedesan.
Da Jung : Astaga, apa yang kau masukkan ke dalam ini?
Chang Wook : Ini.
Da Jung : Ini lada.
Chang Wook : Benar.
Da Jung : Berapa banyak yang kau masukkan.
Chang Wook : Tiga, tapi yang kecil.
Da Jung : Aku butuh air. Air dingin.
Chang Wook pun langsung mengambilkan air es untuk Da Jung.
Selesai minum, Da Jung mau lanjut makan lagi tapi dilarang Chang Wook. Chang Wook bilang dia akan memasak yang lain.
Da Jung : Aku baik-baik saja. Ini baik.
Chang Wook : Kau tidak perlu berpura-pura baik-baik saja untuk membuatku merasa lebih baik.
Da Jung : Aku benar-benar baik-baik saja. Aku hanya makan makanan hambar dan rata, dan hidangan panas ini membangkitkan nafsu makanku secara tiba-tiba.
Chang Wook mencobanya. Dia pun sama, kepedesan.
Chang Wook : Tapi terlalu pedas.
Da Jung membagi air es yang tadi diminumnya ke Chang Wook.
Da Jung : Aku pikir kau menaruhnya lebih dari tiga.
Da Jung kemudian tertawa karena mereka sama-sama kepedesan.
Chang Wook : Kenapa kau tertawa?
Lalu Chang Wook ikut tertawa.
Ponsel Chang Wook berdering.
Da Jung : Kurasa kau mendapat pesan teks.
Chang Wook membaca pesan teks yang baru masuk.
Da Jung : Apa itu Jae Ho?
Chang Wook mengiyakan.
Da Jung : Biar kulihat.
Da Jung membaca pesan teks dari Jae Ho. Di sana, Jae Ho menulis kalau dia lolos.
Da Jung : Dia anak yang tidak tahu berterima kasih! Aku telah membesarkannya dengan sangat hati-hati, dan dia mengirimumu pesan terlebih dahulu, bukan aku. Saat dia pulang, aku akan memberitahunya untuk mencoba japchae buatan ayahnya.
Da Jung membalas pesan teks Jae Ho.
Da Jung : Selamat anakku, aku membuat japchae.
Jae Ho heran membaca pesan teks dari ayahnya.
Yeo Jin menatap heran Jae Ho, ada apa?
Jae Ho nunjukin pesan teks ayahnya ke Yeo Jin.
Jae Ho : Ini tidak seperti ayahku.
Yeo Jin : Aku sudah bilang. Kau seharusnya mendengarkanku dari awal! Mengetik beberapa kata tidak terlalu sulit! Kau mengetik sebuah kata dan kemudian menghapusnya. Astaga.
Jae Ho : Tetap saja, kau tidak dapat mengambil ponselku dan mengirim pesan teks seperti itu.
Yeo Jin : Itu karena kau bertindak frustrasi.
Yeo Jin kemudian melihat Jae Ho tidak menyentuh makanannya.
Yeo Jin : Kenapa kau tidak makan?
Jae Ho : Mungkin sekarang setelah aku merasa lega, aku kehilangan nafsu makan.
Yeo Jin : Apakah kau sudah mencoba menurunkan berat badan karena kau akan kuliah?
Jae Ho : Tidak mungkin. Itu terlalu pedas.
Yeo Jin : Kau masih bayi, bukan? Aku masih sangat gugup, jadi aku perlu makan makanan pedas dan menghilangkan stres. Aku akan makan semuanya!
Chang Wook di ruangannya, tengah menulis blog.
Chang Wook : Meski pedasnya super duper, tapi sangat menggugah selera makan kami. Istriku hampir menelan japchaeku dengan mata berkaca-kaca, meski pedasnya mengalahkan redupnya rasa asin. Aku, yang tidak terlalu bisa makan makanan pedas, juga sangat menikmatinya.
Chang Wook kemudian mendengar suara Da Jung menyambut Jae Ho.
Dia membuka pintu dan melihat Da Jung bicara dengan Jae Ho.
Da Jung : Aku turut bahagia untukmu. Sepertinya kau lebih takut mengulang setahun daripada aku. Ayah membuat japchae. Apa kau mau? Akan kuatur meja untukmu.
Jae Ho mengangguk.
Chang Wook kembali lagi ke mejanya dan menulis.
Chang Wook : Ngomong-ngomong, istriku menikmati makanan untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Lalu Chang Wook mendengar teriakan Jae Ho.
Jae Ho : Astaga, ini terlalu pedas!
Chang Wook tertawa mendengar itu.
Bersambung………………