Tentangsinopsis.com – Sinopsis Rose Mansion Episode 1 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.
Pasutri tengah bercinta. Tak lama kemudian, mereka berhenti melakukannya karena mendengar sesuatu diluar. Si suami menyuruh istrinya mengenakan pakaian sementara dia akan mengecek keluar. Begitu keluar, dia melihat seorang pria sudah masuk ke rumahnya.
“Siapa kau?”
Tapi, pria itu langsung menggores lehernya dengan pisau. Tentu saja, dia kaget. Pria itu kemudian mendorong si suami ke belakang. Si suami mencoba melawan. Dia balas mendorong pria itu. Si suami mau masuk ke kamar tapi pria itu menangkapnya dan menikamnya. Darah pun muncrat ke foto pernikahan yang tergantung di dinding. Si suami tewas seketika.
Si istri membuka pintu kamar dan terkejut melihat suaminya sudah tewas.
Si pelaku juga menyerang si istri.
-Episode 1-
Song Ji Na lari pagi di tepi pantai.
Tak lama kemudian, dia berhenti berlari dan menatap lurus ke depan.
Sekarang kita Harrington Hotel, Song Ji Na rupanya pegawai di sana.
Ketika sedang bersiap2 bersama pegawain lain, Team Leader nya datang.
Team Leader Kim : Kalian tidak tahu ini jam berapa? Apa yang kalian lakukan? Cepat keluar.
Seluruh pegawai langsung keluar, mengikuti Team Leader Kim.
Sementara itu, kakak Song Ji Na, Song Ji Hyun, bekerja di Institut Pengembangan Ekonomi.
Begitu dia datang, salah satu staf nya langsung mendekatinya.
“Kementerian Ekonomi dan Keungan menelpon untuk bertanya, bisakah kau hadir dalam pertemuan kebijakan paruh kedua sore ini?”
“Mereka tidak bisa menjadwalkan pertemuan tiba-tiba seperti itu. Siapa yang menelpon?”
“Seketaris kantor utama.”
“Oke, aku akan bicara dengan mereka.” jawab Ji Hyun, lalu beranjak ke mejanya. Staf pria nya tadi juga ke mejanya.
“Hampir lupa, Tim Leader Song. Kau mendapatkan kiriman paket. Ini sangat berat.” ucap staf nya yang perempuan, lalu meletakkan paket itu di atas meja Ji Hyun.
“Apa ini?” tanya Ji Hyun.
“Kurasa, adikmu yang mengirimnya.”
Ji Na bertugas sebagai Front Office. Seorang pengunjung datang. Ji Na bertanya, apakah si pengunjung butuh bantuan untuk check-in. Si pengunjung bilang dia sudah memesan kamar tadi. Ji Na memberikan kertas dan pulpen, meminta si pengunjung menuliskan nama dan informasi di sana.
Tiba2, Ji Na disuruh menyiapkan sampanye dan buah untuk kamar VIP.
Sekarang, Ji Na lagi menuju kamar VIP sambil membawa sampanye dan buah. Kakaknya menelpon.
Ji Hyun : Hei, Song Ji Na! Kenapa kau tiba-tiba mengirimiku pakaian dalam?
Ji Na : Ulang tahunmu. Aku tidak bisa datang tapi selamat. Itu adalah hadiah dari VIP dari hotel kami.
Ji Hyun : Begitulah dirimu.
Ji Na : Itu gratis. Jangan kenakan itu! Kenapa kau memilihku untuk memberimu hadiah?
Ji Hyun : Aku tidak memilihmu. Aku hanya bahagia.
Ji Hyun menyentuh hadiah bra-nya. Dia bilang, itu lembut.
Ji Na : Desainer yang kami undang ke hotel kami, merancang itu. Itu adalah karyanya yang paling oke.
Ji Hyun : Bagaimana hal semacam ini bisa berakhir di tangan kentang kecil sepertimu?
Ji Na : Apa? Kentang kecil? Kau bertingkah seperti kau sangat elegan, tapi apa rekanmu tahu kau berbicara seperti itu?
Ji Hyun : Tentu saja tidak, ini caraku untuk menunjukkan kasih sayang kepadamu. Adik perempuanku, terima kasih untuk ini.
Ji Na : Jangan memakainya, aku sudah menyesali ini.
Ji Hyun : Ngomong-ngomong, kau tidak akan kembali ke rumah? Ada banyak hotel di Seoul.
Ji Na : Aku tidak akan pulang sebelum kau mati.
Ji Hyun : Oh, tidak. Aku akan hidup selama ribuan tahun. Aku menyayangimu, adikku.
Ji Hyun menyudahi teleponnya.
Staf nya yang cewek merasa iri.
Ji Hyun : Mau kah kau mengambil adikku?
Staf nya langsung menolak.
Staf yang pria memberitahu Ji Hyun lagi kalau Kementerian Ekonomi menelpon lagi.
Ji Na menggerutu. Dia bilang, kakaknya sangat menyebalkan.
Rekannya langsung menyuruhnya diam. Dia bilang, tamu VIP ada di sana.
Ji Na mengintip si tamu VIP. Dia melihat si tamu VIP lagi mengomeli salah satu rekannya.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Apa mereka tahu siapa aku? Apa kau melakukan pekerjaan dengan baik? Ini sangat kacau. Aku tidak percaya aku membayar untuk ini. Lihat. Periksa suhu air!
Si tamu VIP semakin marah saat melihat bunga kaktus anggreknya tidak mekar, padahal dia sudah minta disiapkan bunga kaktus yang mekar. Team Leader Kim kemudian datang, ada apa, Nyonya?
“Apa kau yang bertanggung jawab? Kaktus Anggrek Merah belum mekar. Aku akan menghabiskan uangku untuk 10 tahun pernikahan di sini, tapi itu telah hancur karenamu!”
“Nyonya, beri kami waktu sebentar. Kami akan segera menyelesaikan masalah ini.”
Team Leader Kim keluar. Sementara si tamu VIP masih mengomel.
“Ya ampun. Menyelesaikannya? Mengapa kau meletakkan sesuatu seperti ini di sini? Kau perlu melakukan pekerjaan ini dengan lebih baik. Apa kau tahu berapa banyak yang kukeluarkan untuk ini? 14 juta won!
Diluar, Team Leader Kim menghubungi Kepala Yang dan melaporkan kejadian itu.
Kepala Yang : Kamar yang mana? Siapa tamunya?
Tapi kemudian, dia mendengar suara Ji Na tengah membujuk si tamu VIP.
Team Leader Kim langsung menyudahi teleponnya dan kembali ke dalam.
Ji Na : Anggrek merah dikenal karena kecantikannya. Bukankah mereka disebut “ratu malam”? Bagaimana pas untuk ulang tahun pernikahan. Tapi satu hal yang mengecewakan adalah, itu mekar di malam hari dan layu di pagi hari. Kami melakukan yang terbaik untuk mempersiapkannya, tapi sayangnya, kami gagal kali ini.
Tamu VIP : Jadi kau tidak melakukan persiapan dengan baik!
Ji Na : Anda benar. Kami tidak melakukannya dengan baik. Nyonya, bagaimana dengan ini? Pegawai yang bertanggung jawab atas aroma hotel kami mengekstrak semua aroma alami dari kaktus anggrek merah, sehingga kami dapat mengubah aroma kamarmu menjadi seperti itu.
Dan pada saat anda kembali ke rumah anda, kami akan mencari semua toko bunga jika perlu untuk anda. Kami tahu itu tidak cukup untuk membuat anda merasa lebih baik, tapi kami akan memberimu kami karya parfumier sebagai hadiah. Tolong maafkan kami dan jangan marah.
Tamu VIP melunak, lalu, lanjutkan dan persiapkan itu. Aku akan mencoba untuk mendapatkan mood dengan itu setidaknya.
Team Leader Kim mengajak Ji Na bicara.
Mereka bicara di kamar mandi.
Team Leader Kim : Ji Na-ya, bukankah wangi parfum kita adalah freesia? Aku belum pernah dengar aroma kaktus anggrek merah. Tidak peduli seberapa sedikit waktu yang kau miliki, apakah tidak salah membohongi tamu?
Ji Na : Aku akan kembali padanya dan minta maaf.
Team Leader Kim : Kau adalah karakter yang cukup menarik.
Ji Na pun beranjak keluar.
Kepala Yang menghubungi Team Leader Kim, untuk menanyakan situasinya.
Teamd Leader Kim bilang masalah udah beres.
Para staf sedang membersihkan lantai kolam renang.
Lee Yoon Ji kesal, dia bilang harusnya cleaning service lah yang melakukannya. Kenapa harus mereka.
Ji Na : Mereka sedang mogok kerja.
Yoon Ji : Ini membuatku kesal. Sangat sulit untuk mencari nafkah.
Ji Na : Tidak sulit untuk mencari nafkah. Sulit karena kau berusaha untuk memiliki kehidupan yang baik.
Young Ji : Aku kira wanita itu berbicara dengan sombong kemanapun dia pergi karena orang-orang sepertiku ada di sana untuk mengambilnya. Aku merasa seperti aku adalah tong sampah dari orang-orang itu.
Ji Na : Itu terlalu jauh. Bergembiralah.
Young Ji : Kehidupan wanita itu dan hidupmu tidak jauh berbeda. Pikirkan tentang itu. Pernahkah kau melihat seorang wanita bersiap untuk ulang tahun pernikahan?
Ji Na : Kau benar.
Manajer Ma muncul bersama Kepala Yang.
Kepala Yang menyoraki mereka berdua karena mengobrol.
Mereka berhenti mengobrol dan lanjut bekerja.
Kepala Yang dan Manajer Ma pergi.
Yoon Ji : Jika kau ingin, kau dapat bertindak superior seperti dia, bukan? Kau adalah putri direktur rumah sakit.
Yoon Ji lalu tanya kenapa Ji Na bekerja di hotel.
Yoon Ji : Apa kau mencoba mendapatkan pengalaman hidup?
Ji Na : Bukan seperti itu.
Yoon Ji : Lalu, apa itu?
Ji Na : Itu mudah. Ayahku direktur rumah sakit dan aku bukan.
Yoon Ji : Aku iri padamu. Kau memiliki perlindungan yang dapat dipercaya. Aku tidak punya tempat untuk pergi jika aku dipecat.
Ji Na : Mengapa kau begitu pesimis hari ini? Apakah ada sesuatu yang terjadi?
Yoon JI : Aku secara resmi melaporkan Manajer Ma untuk asosiasi karyawan wanita.
Ji Na : Kenapa?
Yoon Ji : Untuk pelecehan seksual. Kau tahu, bukan? Tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Jadi aku memberi tahu asosiasi karyawan wanita.
Ji Na : Ini akan menjadi pertempuran yang sulit.
Manajer Ma melirik Ji Na dan Yoon Ji. Entah siapa yang mereka bicarakan, tapi kayaknya Yoon Ji karena cuma Yoon Ji yang selalu membicarakannya.
Manajer Ma : Itu dia bukan? Yang selalu membicarakanku. Dia seperti putriku. Astaga.
Kepala Yang : Anak-anak hari ini menakutkan.
Manajer Ma : Jaga dia.
Yoon Ji meminta bantuan Ji Na. Ji Na tanya bantuan apa.
Yoon Ji : Asosiasi Karyawan Wanita akan mengajukan masalah ke perusahaan. Bisakah kau berdiri sebagai saksi?
Ji Na : Aku?
Yoon Ji : Mereka bertanya kepadaku apakah ada orang lain yang menyaksikannya, jadi aku menyebutkanmu. Kau akan bersaksi, bukan? Aku putus asa, kau tahu. Tolong bantu aku, Ji Na-ya. Katakan saja kepada mereka apa yang kau lihat.
Ji Na : Nah, apa yang aku lihat adalah … Mari kita bicara nanti.
Ponsel Ji Na berdering, telepon dari Dong Hyun.
Dong Hyun, seorang petugas farmasi. Dia bertanya, kapan Ji Na akan selesai karena dia akan menjemput Ji Na.
Dong Hyun mengerti, baik. Sampai jumpa nanti.
Dong Hyun selesai menelpon. Rekannya meliriknya.
“Putri Direktur Rumah sakit?”
Dong Hyun bilang iya dan dia serius memikirkan soal pernikahan.
Hari sudah senja. Ji Hyun mengambil barang2 di mobilnya lalu beranjak ke lift.
Dia menekan lantai 8, tapi saat pintu lift mau menutup, sebuah tangan tiba2 menahan pintu lift.
Ji Hyun terkejut. Pintu lift terbuka. Ternyata seorang wanita setengah baya.
Ji Hyun : Kau mengejutkanku.
Wanita itu tiba2 tertawa.
Seorang pria bernama Charlie muncul. Charlie minta maaf dan menjelaskan kalau ibunya sakit jiwa.
Ji Hyun : Kelihatannya dia sering berkeliaran seorang diri. Aku cemas dia mungkin akan terluka.
Charlie : Terima kasih atas perhatianmu. Sampai jumpa.
Charlie membawa ibunya pergi.
Ji Hyun menutup pintu lift.
Charlie dan ibunya ke tangga, tapi mereka melihat ke lantai mana Ji Hyun pergi.
Dan ibunya, terlihat normal.
Setelah tahu Ji Hyun ke lantai mana, Charlie senangnya minta ampun.
Dia lalu beranjak keluar, diikuti ibunya. Tapi kemudian melihat lagi ke arah lift.
“Melihat apa?” tanya sang ibu.
“Bukan urusanmu.” jawab Charlie, lalu beranjak pergi.
Bersambung ke part 2…