Secret Mother Eps 22 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Secret Mother Ep 22 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek Episode sebelumnya disini

Eun Young melepaskan perban yang melilit keningnya. Wakil Direktur masuk. Sebagai dokter, dia marah melihat tindakan Eun Young itu.

Dia lalu menyuruh Eun Young istirahat.

Eun Young bilang dia harus pergi ke suatu tempat.

Wakil Direktur : Itu bisa berbahaya. Pikirkanlah soal kejadian semalam.

Eun Young : Itulah alasanku harus pergi ke tempat paling aman untukku sekarang ini. Terima kasih untuk semuanya.

Chi Yeol memberikan laporannya ke Jung Wan.

Chi Yeol : Seperti dugaanku. Aku menghubungi pemilik kendaraan ini dan dia tinggal di luar negeri.

Chi Yeol lantsa duduk di kursinya.

Jung Wan ingat orang2 yang mencoba menculik Eun Young kemarin. Tapi orang2 itu berhasil lolos dari kejarannya. Lalu Jung Wan menghubungi Chi Yeol, minta dicarikan informasi soal nomor plat mobil yang dikendarai Pak Kang.

Chi Yeol : Dia bahkan tidak tahu namanya digunakan secara ilegal.

Jung Wan : Ke mana mereka akan membawanya secara paksa?

Chi Yeol : Benar juga. Soal Kang Hyun Chul, dia ingin kita menghubungi RS terkait putrinya. Putrinya akan menjalani operasi dua hari lagi dan dia ingin tahu apakah kondisinya baik-baik saja.

Jung Wan : Dia mengatakan hal lain?

Chi Yeol : Tidak.

Yoon Jin mendatangi Direktur Park. Seperti biasa, Direktur Park bersikap seolah tidak ada kejadian apa-apa.

Yoon Jin minta penjelasan, kenapa ibu melakukannya?

Direktur Park : Apa maksudmu?

Yoon Jin : Anggap saja ibu tidak punya pilihan selain menyembunyikannya karena Kim Hyeon Joo adalah simpanan putra ibu. Kenapa ibu berusaha menculik Eun Young? Ibu mencari latar belakang wakil direktur untuk menemukannya. Kenapa ibu mesti menculiknya?

Direktur Park : Apa maksudmu menculik? Ibu cuma ingin bicara dengannya secara langsung dan diam-diam untuk mencari tahu niatnya mendekati keluarga ibu. Apakah itu salah?

Yoon Jin : Ibu!

Direktur Park : Dia menyembunyikan identitasnya dan menyelinap masuk ke keluarga ibu seperti kucing liar untuk mencari sesuatu. Ibu cuma ingin tahu dia mengincar apa. Setidaknya ibu harus melakukan itu sebagai tetua keluarga ini.

Yoon Jin : Apakah Ibu ingin kuberi tahu alasan Ibu terobsesi dengan Eun Young? Demi menyembunyikan fakta kakaknya berselingkuh dengan suamiku? Bukan. Ini pasti karena kebenaran pahit di balik peristiwa yang seharusnya tidak kucari tahu.

Direktur Park mulai tegang, menurutmu peristiwa apa itu?

Yoon Jin : Aku harus mencari tahu mulai sekarang. Aku banyak belajar saat sudah menjadi seorang ibu. Kasih sayang ibu yang membuatnya menutupi dan menyembunyikan kesalahan putranya tidak peduli sebesar apa kesalahannya itu. Di sisi lain, jika ada rahasia tersembunyi di balik kecelakaan putrinya, kasih sayang ibu yang membuatnya mencari tahu dan mengungkap juga walaupun harus melompat masuk ke neraka.

Direktur Park : Jadi, kau cuma akan berpegang pada masa lalu serta mengabaikan Min Joon dan segalanya, hanya untuk mencari tahu sesuatu yang sebenarnya tidak ada?

Yoon Jin : Coba saja tutupi terus sampai akhir. Aku juga akan terus membongkarnya sampai akhir.

Yoon Jin beranjak keluar.

Setelah Yoon Jin keluar, Direktur Park terduduk lemas.

Diluar, Yoon Jin bertemu Se Yeon yang hendak masuk ke ruangan Direktur Park.

Se Yeon pura2 peduli sama Yoon Jin.

Se Yeon : Bagaimana kondisimu?

Yoon Jin : Kau dipekerjakan sebagai dokter di rumah sakit ini, bukan sekretaris direktur.

Yoon Jin beranjak. Se Yeon gak peduli dan masuk ke ruangan Direktur Park.

Direktur Park yang merasa terancam, menyuruh Se Yeon menyiapkan laporan medis Yoon Jin secara mendetail. Dia bilang, dia akan mengajukan pemecatan Yoon Jin sebagai dirut pada rapat dewan direksi nanti.

Direktur Park : Kecuali kesaksian keluarganya, informasi yang lain harus lebih mendetail dan objektif.

Se Yeon yang membenci Yoon Jin, menyanggupinya.

Se Yeon : Aku akan mengamankan rekaman CCTV di acara peringatan pendiri RS atau kesaksian pegawai kita.

Direktur Park : Lakukan diam-diam.

Eun Young menggeret kopernya di jalanan. Dia menuju kantor polisi. Eun Young teringat kata-kata tukang kunci yang membobol rumahnya dengan paksa.

“Kami tidak bisa menghubungi anda. Tidak ada cara selain membuka ruangan itu dengan kunci induk. Kami sudah memasukkan semua barang anda di koper.”

Bersamaan dengan itu, Jae Yeol keluar dari kantor polisi. Dia hendak pergi. Tapi kemudian dia terkejut melihat Eun Young berjalan ke arahnya.

Eun Young : Untungnya kau tidak menyentuh koper ini.

Kita diperlihatkan flashback saat Jae Yeol dan tim nya menggeledah rumah Eun Young.

Jae Yeol juga memeriksa koper Eun Young. Dia melihat foto Hyeon Joo dan Eun Young. Jae Yeol memegang foto dan terdiam sejenak. Tapi tak lama, dia menjatuhkan foto itu sampai kacanya pecah.

Flashback end…

Eun Young : Kurasa tidak ada apa pun yang bisa diambil di dalamnya.

Jae Yeol : Kenapa kau di sini?

Eun Young : Hanya ada satu alasan bagi tersangka untuk menemui polisi seorang diri.

Eun Young mau masuk tapi ditahan Jae Yeol.

Jae Yeol : Apa yang kau rencanakan?

Eun Young : Aku akan menyerahkan diri. Katamu aku pembunuh putrimu. Kenapa? Kau akan menyerangku sendiri kali ini?

Dua polisi datang memberi hormat pada Jae Yeol. Terpaksalah Jae Yeol melepaskan Eun Young.

Eun Young lantas masuk.

Jung Wan melihat Eun Young, sedang apa kau disini?

Eun Young : Aku akan menyerahkan diri. Aku harus pergi ke mana untuk diinterogasi?

Kepala Park : Anda siapa?

Eun Young dengan santainya mengakui dirinya sebagai tersangka kasus tabrak lari di Namyangju.

Eun Young : Namaku Kim Eun Young.

Kepala Park kaget, wanita yang dimasukkan ke DPO

Eun Young duduk di kursi.

Jae Yeol masuk. Kepala Park melapor pada Jae Yeol bahwa Eun Young baru saja menyerahkan diri.

Jae Yeol : Lakukan prosedur standar dan bawa dia ke ruang interogasi.

Jae Yeol masuk ke ruangannya.

Jung Wan mendekati Eun Young.

Dia berbisik, kenapa kau melakukan ini?

Eun Young : Aku tidak bisa memikirkan tempat yang lebih aman ketimbang di sini.

Di ruang tengah rumahnya, Yoon Jin duduk, menatap surat permohonan cerainya.

Omo… mau cerai dia..

Tak lama kemudian, Jung Wan menghubunginya. Yoon Jin memasukkan surat cerainya ke amplop dan meletakannya begitu saja di atas meja. Jung Wan memberitahu bahwa Eun Young mendatangi kantor polisi.

Sontak Yoon Jin kaget.

Min Joon pulang bersama Joo Hee. Yoon Jin langsung menyudahi teleponnya.

Yoon Jin : Kau senang-senang dengan bibi dan sepupumu?

Min Joon : Ya, aku bersenang-senang.

Min Joon masuk.

Joo Hee memberikan Yoon Jin sekantung tomat. Dia bilang, Min Joon memetik banyak tomat.

Joo Hee : Katanya kau menyukainya.

Yoon Jin : Terima kasih.

Joo Hee : Di mana Kak Jae Yeol? Apakah dia bekerja saat akhir pekan?

Yoon Jin : Tampaknya ada urusan mendesak.

Joo Hee : Kakak sedikit pucat.

Yoon Jin : Aku baik-baik saja.

Yoon Jin beranjak ke dapur.

Joo Hee melihat surat di atas meja. Melihat itu, Yoon Jin langsung mengalihkan perhatian Joo Hee.

Yoon Jin : Bukankah suamimu menunggu di luar?

Joo Hee : Andai bisa menunggu kakak dan makan malam bersama, tapi kami ada rencana malam ini.

Yoon Jin : Pergilah kalau begitu.

Eun Young duduk di ruang interogasi bersama Jae Yeol.

Jung Wan mengawasi dari luar.

Jae Yeol mematikan tombol mic.

Eun Youung : Saat itu aku tidak berada di TKP di Namyangju, jadi, tidak bisa memberikan kesaksian apa pun. Tapi aku korban kasus percobaan pembunuhan saat seseorang menyerangku di atap sebuah hotel. Apakah sebaiknya aku bersaksi soal itu?

Jae Yeol terdiam menatap Eun Young.

Eun Young : Aku bukan gadis kaya. Kenapa Kang Hyun Chul mengikutiku sampai ke atap hotel dan mencuri tasku? Aku sangat penasaran soal itu. Kau tidak?

Jae Yeol : Kang Hyun Chul sudah memberi tahu kami alasannya.

Eun Young : Mungkin dia sudah memberimu barang yang ada di dalam tasku.

Jae Yeol : Apa maksudmu?

Eun Young : Biarkan aku bicara dengannya. Aku ingin menanyakannya sendiri kenapa dia mengatakan aku tersangka kasus tabrak lari itu. Aku juga ingin bertanya ke mana dia membuang tasku. Dia mengambil ponsel dan dompetku. Aku tidak punya tempat tujuan. Kau tidak tahu di mana tasku?

Jae Yeol : Kenapa kau menanyaiku?

Eun Young : Karena kau pasti penasaran apa yang kubawa di tasku hari itu.

Jae Yeol : Kau harus mengarang ceritamu berdasarkan bukti. Kesaksian tanpa bukti konkret tidak berguna sama sekali.

Eun Young : Adakah bukti yang menunjukkan aku pelaku tabrak lari?

Jae Yeol tertawa, kami punya kesaksian. Tinggal dipastikan saja. Kumohon bekerja samalah dengan menyatakan semua yang kau ingat soal peristiwa itu.

Jae Yeol mau pergi, tapi Eun Young terus bicara.

Eun Young : Kenapa kau tidak mengingat juga? Kapan kali terakhir kau menemui kakakku? Kenapa aku menemukan sepatu haknya di vilamu? Apa yang sebenarnya kau lakukan kepada kakakku?

Jung Wan yang mengawasi dari luar, penasaran melihat ekspresi mereka berdua.

Jae Yeol minta Eun Young tidak menuduhnya tanpa bukti.

Eun Young : Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Di hari kejadian tahun lalu, kau mendatangi rumah kakakku. Kau berusaha membunuhku karena takut aku mengetahuinya.

Jae Yeol menatap sengit Eun Young. Dia bahkan mengepalkan tangannya saking kesalnya.

Eun Young melihat Jae Yeol mengepalkan tangan.

Eun Young : Ayolah, bunuh aku.

Jae Yeol pun mendekati Eun Young.

Jae Yeol : Kami akan memulangkanmu jika bersih dari segala tuduhan. Tapi Bu Kim Eun Young. Sebaiknya kau pergi diam-diam karena ini kesempatan terakhir yang akan kuberikan kepadamu.

Eun Young : Aku terlalu takut jalan di jalanan. Mungkin saja ada orang yang memukul kepalaku lagi.

Jae Yeol : Biar kukatakan lagi. Ini kesempatan terakhirmu.

Hye Kyung baru saja pulang belanja. Dia menaiki tangga, menuju teras rumahnya tapi turun lagi dan melihat Sung Hwan lagi bicara sama seorang pria di depan rumah. Pria itu lalu pergi dan Sung Hwan masuk ke rumahnya. Hye Kyung penasaran siapa pria itu.

Sung Hwan di rumah Hye Kyung. Dia tengah menemani Soo Min belajar. Hye Kyung sibuk di dapur.

Sung Hwan : Soo Min-ah, ayah tidak tahu kau bisa mengerjakan soal sulit seperti ini.

Soo Min : Ayolah, Ayah. Ada temanku yang jauh lebih pandai.

Sung Hwan : Begitu rupanya. Tidak masalah selama kau suka belajar, tapi tidak perlu memaksakan diri jika memang tidak mau.

Soo Min : Tapi ini yang semua temanku lakukan.

Hye Kyung menoleh ke belakang, menatap Sung Hwan.

Sung Hwan menutup buku Soo Min.

Sung Wan : Ayo keluar dan main bulu tangkis.

Soo Min : Aku harus menyelesaikan ini sebelum makan malam.

Sung Hwan : Tidak apa-apa. Ini akhir pekan.

Soo Min : Baiklah, aku akan berganti baju.

Soo Min lari ke kamarnya.

Begitu Soo Min pergi, Hye Kyung mengajak Sung Hwan bicara.

Soo Min menunggu Sung Hwan di kamar. Tak lama, Sung Hwan datang. Mereka canggung.

Hye Kyung : Tadi aku melihat seorang pria keluar dari rumahmu. Siapa dia?

Sung Hwan : Kau tidak perlu mencemaskan itu. Itukah yang ingin kau tanyakan?

Hye Kyung : Siapa dia?

Sung Hwan : Aku menjual rumahku. Dia agen perumahan yang datang melihat rumahku. Kita tidak perlu terus tinggal berseberangan. Kau saja tidak suka melihatku.

Hye Kyung : Jika rumahmu dijual, kau akan tinggal di mana?

Sung Hwan : Aku melamar ke kantor cabang di luar negeri. Aku akan segera pergi begitu mereka menunjukku. Keadaan kita tidak bisa diperbaiki. Sudah lama aku merasa frustrasi. Aku tidak tahu berapa lama lagi harus merasa menyesal dan bersalah kepadamu.

Hye Kyung : Kau masih menikmati hidupmu, melakukan hal yang kau sukai.

Sung Hwan : Bahkan saat aku mampir usai bekerja, kau dan Soo Min menjadikan waktu belajarnya alasan demi menghindari berbicara denganku. Saat kita bertatapan, kau langsung berpaling dariku. Aku lelah. Aku yakin kau juga lelah. Aku ingin kehidupan yang damai mulai sekarang.

Hye Kyung terdiam mendengarnya.

Soo Min memanggil ayahnya.

Sung Hwan : Ya, ayah akan ke sana.

Sung Hwan beranjak ke pintu, tapi sambil menatap Hye Kyung.

Sung Hwan teriak lagi, ya, ayah datang. Hye Kyung nya masih diam.

Sung Hwan bergumam, begini, aku cuma…

*Ciee,, ada yang ngarep dicegah niii…. Sung Hwan pake ngarang cerita mau pergi… Berharap dicegah Hye Kyung. Hye Kyung nya juga gengsi.

Hye Kyung minum2 di taman. Dia kesal.

Hye Kyung : Aku tidak percaya dia menjual rumah tanpa memberitahuku dan bahkan melamar jabatan di luar negeri. Apa? Dia pikir hubungan ini sudah tidak bisa diperbaiki? Dia bahkan tidak pernah ingin memulihkan hubungan ini. Baik. Pergilah. Selamat tinggal, Jung Sung Hwan.

Hye Kyung mau minum lagi tapi mirasnya dah habis.

Hye Kyung berniat menaruh kalengnya di kursi tapi gak sengaja menjatuhkannya. Kesal, Hye Kyung menendang kalengnya. Tepat saat itu, Tae Hwan datang dan memungut kaleng bekas minum Hye Kyung.

Tae Hwan : Anda tidak boleh membuang sampah seperti ini. Aku akan pergi jika anda ingin sendirian.

Hye Kyung : Jangan pergi.

Tapi berikutnya, Hye Kyung menyuruh Tae Hwan pergi.

Tae Hwan mau pergi.

Hye Kyung marah, kau tidak bisa pergi hanya karena aku menyuruhmu.

Tae Hwan berbalik melihat Hye Kyung. Hye Kyung mendadak teler.

Tae Hwan langsung mendekati Hye Kyung.

Hye Kyung meracau, jangan pergi. Suamiku.

Tae Hwan terdiam mendengarnya.

Bersambung ke part 2…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like