Sinopsis Unsung Cinderella: Midori, The Hospital Pharmacist Episode 1 Part 2 (Recap), Tayang di VIU dan Fuji TV – Episode sebelumnya baca di sini. Sedangkan untuk daftar lengkap Kalian bisa lihat selengkapnya di tulisan yang ini. Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk disimak langsung.
Aoi dan Aihara menemui dokter Hayashi untuk melakukan rapat resep.
Aihara : Bolehkah kita mengadakan rapat resep di sini? Aihara keheranan
Aoi tak menjawab ia langsung bicara pada Dokter Hayashi.
Aoi : Maaf mengganggu waktu makan siangmu.Dokter Hayashi aku Aoi dari Departement Farmasi. Aku ingin mengonfirmasi resep Shiori Yajima.
Dr Hayashi : Kamu akan mengadakan rapat resep di sini? Dr Bertanya dengan nada tinggi membuat semua orang di kantin menoleh padamereka.
Aoi : Pasiennya menunggu obatnya. Lanzoprazole untuk tukak lambung. Anda meresepkan tiga pil tiga kali sehari setelah makan.
Dr Hayashi : Kumohon ini hal remeh. Kamu bisa mengubahnya sendiri.
Aoi : Resep hanya bisa diresepkan dokter. Apoteker tidak bisa melakukan apapun tanpa persetujuan dokter.
Dr Hayashi : Baiklah kalau begitu aku akan memberikan persetujuaan sebagai dokter.
Aoi : Aku akan mengganti resepnya. Terima kasih banyak. Makananmu tampak lezat.
Aoi berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Ia tampak menahan kesal.Aihara yang mengekor dibelakangnya tanya apa yang terjadi. Aoi kamu sangat sabar. Aoi cuma diam sambil mencap kertas resepnya dengan keras dan cepat. Aihara mengeluh.
“Aoi…”
“Apapun yang terjadi kita harus memastikan bahwa pasien diberikan obat yang tepat. Apoteker adalah pertahanan terakhir dalam melindungi pasien. Kita tidak boleh mengabaikan atau membuat kesalahan.
Di ruang farmasi. Aoi dan Kariya sedang membaca grafik perkembangan penyakit Nao sambil olahraga ringan.
Aoi : Nao yang didiagnosis dengan Diabetes tipe satu hanya dalam kondisi baik untuk saat ini.
Kariya : Tingkat glukosanya tidak masuk pada tingkat yang stabil. Perubahan di tingkat glukosanya berantakan. Aku tak tahu harus bagaimana.
Hakura menyuruh Aihara untuk bersiap berolahraga. Aihara mengerti.
“Rata rata aku berjalan 30.000 langkah perhari sekitar 20 meter. Aku menaiki sekitar 20 tangga sehari. Aku sungguh ingin menangis.
Hakura tiba tiba menyahut dengan ceria. “ Aku tahu alasannya,mungkin dia orang yang riang. Itu sebabnya dia tidak menyuntik insulin dengan benar.
Aoi menyahut, “ Tidak. Nao orang yang serius. Yuuka adalah orang yang mementingkan pacar dan teman temannya. Telinganya ditindik meski tahu pemulihannya lambat. Sebagai perbandingan Nao menjalani perawatan dengan sangat serius. Dia gadis yang baik.”
Di kamar Nao ibunya bilang dia harus pergi.
Ibu : Berapa kadar gula darahmu?
Nao : Normal.
Ibu : Bagus. Kenapa tingkat glukosamu tidak stabil?jika gadis lain memberitahumu sesuatu,kamu harus memberitahuku. Dia mungkin bilang tidak apa apa melewatkan pengobatan.
Nao : Dia tidak pernah memberitahuku.
Ibu : Benarkah? Kamu bisa kembali hidup normal setelah dipulangkan. Tolong jangan membuatku khawatir
Nao mengangguk. Kamu benar.
Malam hari di ruang farmasi tinggal Aoi dan Aihara berdua.
“Kamu makan apa saat istirahtmakan siang?”tanya Aihara.
“Aku sering membeli makanan dari toserba tapi aku membawa nasi kepal untuk makan siang hari ini. Aku membawakan ini untukmu.” Jawab Aoi sambil mengangkat barang.
“Maaf. Aku tidak makan makanan yang disiapkan orang lain.”
“Tapi aku membungkusnya dengan pembungkus.”
“Kamu tidak sendirian dalam hal itu.
Selanjutnya Aoi membaca di layar komputer permintaan resep Yajima Shiori.
“Resep Bangsal Yajima Shiori”
“Ada apa?” tanya Aihara.
“Loxoprogen sudah diresepkan. Wanita hamil tidak boleh mengonsumsinya.” Aoi mengetahui itu diresepkan Dokter Michiba. Aoi lalu meneleponnya. “Aku Aoi dari Departemen Farmasi…Aku ingin memastikan resep Bu Yajima. Obatnya bukan untuk wanita hamil.”
Seorang bidan berperawakan gemuk datang ke sana. Bidan Kuramoto namanya.Ia datang untuk mengambil obat. Aihara memintanya menunggu.
“Kamu datang untuk mengambil obat Bu Yajima? Aku sudah memastikannya dengan dokter. Loxoprofen harus diganti menjadi paracetamol. Apa yang terjadi kepadanya?”tanya Aoi.
“Dia mengaku tidak bisa tidur karena sakit kepala parah.”
“Bukankah dia pasien yang akan melahirkan bayinya secara prematur?
Aoi kembali membaca catatannya.
“Diagnosis untuk Yajima Shiori”
“Diagnosis Melahirkan prematur pada usia kehamilan 33 pekan”
Sementara itu Yajima shiori di kamarnya terlihat kesakitan sambil memegang kepalanya.
Sedangkan Aoi seperti mencurigai sesuatu ia mencari informasi tentang keluhan yang dirasakan Yajima. Hasil kemarin adalah Rasio AST dan ALT meningkat menjadi plus minus 100. PLT sedikit lebih rendah daripada niali referensi standart.Aoi menemukan gejala
“ SINDROM HELLP “
Aoi menghubungi Seno. “Ini Aoi. Sykurlah kamu menjawab telepon. Sano ini mengenai pasien yang melahirkan prematur. Aku ingin membahasnya denganmu.” Sano diem. “ Sano?”
“Sebelum konsultasi denganku kamu harus konsultasi dengan dokter.”
“Namun Dokter Hayashi Dokter yang bertugas tidak mendengarkan orang lain.”
“Ini bukan urusan pasien. Aku harus pergi.” Aoi lalu turun dan aihara memberitahu ada yang mencarinya.
“Halo. Ini Departemen Farmasi.”
“Aku Michiba,menelepon dari Departemen OBGYN. Ini mengenai BuYajima. Dia mengalamai sakit kepala parah. Paracetamol tidak berfungsi itu sebabnya ia meminta obat lain.”
“Apa ada gejala lain selain sakit kepala?”
“Selain lambung yang sudah lama mengganggunya dia juga mengeluh tentang matanya yang sakit.”
“Itu bisa lebih dari sekedar migrain. Tolong bangunkan dokter Hayashi. Aku akan ke sana sekarang.” Aoi menutup telepon dan segera berlari. Aihara mengikutinya.
Aoi seperti biasa bergerak cepat menuju kamar pasien yajima shiori. Sesampainya di depan kamar Yajima.
“Kuramoto.”
“Aoi”
“Di bangsal mana Yajima shiori berada? Tolong pinjami aku Sfigmomanometer.”
“Dia di kamar 353. Ada apa?”
“Itu mungkin sesuatu yang lebih serius daripada migrain. Tolong siapkan infus juga.”
“Baiklah.” Setelah itu Aoi lari lagi.
Aoi mengetuk kamar Yajima. Aoi masuk. “ Maaf mengganggu. Bu yajima aku akan membuka tirainya. Aoi melihat bu yajima duduk di atas ranjang dengan kepala terkulai. Aoi menyuruhnya mengangkat kakinya. Aoi akan mengukur tekanan darahnya. Juga akan memeriksa perutnya sebantar. Bidan kuramoto akan menyiapkan infusnya. Dokter Michiba berterima kasih pada Aoi.
Aoi mengukur tekanan darahnya. 170 per 100. “ Bukankah itu terlalu tinggi? ST dan LT juga tidak dalam jangkauan normal.”
“Bu Yajima mengalami Preeclampsia saat hamil.mungki tingkat enzim alami aminotranferase meningkat karena lansoprazole yang diresepkan untuk tukak lambung.” Kata dr michiba.
“Di mana dokter Hayashi?”
“Dia bilang dia tidak bisa bertindak jika obatnya tidak berdungsi.”
“Tolong bawa dia kemari.”
“Tapi…”
“Jika mulai mengalami eclampsia dia akan membutuhkan bedah cesar.”
“Bedah cesar?”
“Tolong bawa dia kemari.”
“Ya.”
“Dokter akan segera datang. Jangan khawatir. Maaf sudah menyentuh tanganmu.”Aoi pada Yajima.
Dokter Hayashi tiba di sana.
“Mengapa kamu memberikan instruksi tanpa ijin dokter?”DrHayashi memarahi Aoi dan bahkan mengusirnya.Aoi tetep tabah.
“Kurasa itu bukan migrain biasa.” Kata Aoi teguh.
“Kamu pikir kamu siapa?” tanya hayashi marah.
“Bukankah itu Sindrom Hellp?”
“ Kamu tahu apa yang kamu lakukan? Hanya dokter yang bisa merawat pasien. Kamu punya izin praktek dokter?”
“ Selama sakit kepala mata bu yajima juga sakit. Ini sesuai gejala utama HeLLP yang merupakan gangguan visual dan sakit perut.”
“Itu sebabnya aku mendiagnosisnya dia menderita tukak lambung.
“Dia juga muntah. Bukankah itu gejala khas Hellp? Apa dia membutuhkan asam sulfat? Pasiennya kesakitan.”
“Dia butuh magnesium sulfat.Michiba magnesium sulfat. Ambilsempel darah untuk tes.”
“Baik.”
Aoi dengan berani menentang dokter demi keselamatan pasien. Sano diam diam mengawasinya.
Masalah pasien yajima selesai. Paginya di ruang Farmasi. Rekan rekan Aoi bekerja sambil bergosip. Aoi mendengarkan dalam diam.
“ Sudah dipastikan dia mengidap Sindrom Hellp.”
“Kudengar dia dikirim ke kamar operasi untuk operasi darurat.”
“Bagaimana dengam bayinya?”
“Bayinya lahir dengan selamat. Kondisi kesehatan ibunya stabil.”
Aoi senang mendengarnya.
“Itu bagus.”
“Itu tidak bagus.”sahutBu Handa. Ia menghampiri Aoi.
“Aoi Dokter Hayashi dari Departemen OBGYN datang untuk mengeluh lagi. Tolong berhenti membuat masalah.”
“Maafkan aku.”kata Aoi
“Kudengar itu akan dibahas dalam rapat Komite Keselamatan Medis Mendatang.” Semua orang terkejut.
“Apa maksudnya?”tanya Aihara.
“Jika berkaitan dengan kasus malapraktek rapat pasca kematian akan diadakan untuk mengulas kasus. Lagilupa ini hanya akan menjadi sidang sepihak. Ginekolog sangat berharga di rumah sakit ini. Bahkan managemen rumah sakit tidak bisa mengabaikan keluhannya.Sebaiknya kamu bersiap.” Jelas Kariya.
“Bukankah itu berlebihan?” protes Aihara.
“Benar. Namun kamu tidak perlu khawatir. Aku akan melindungi semua orang jika sesuatu terjadi.” Kata Bu Handa.
Aoi : Nona Handa.
Nona Handa : Aku tidak bisa melakukan apapun dalam kasusmu. Aku hampir membahayakan diriku karena tanggung jawab bersama. Suamiku tidak punya banyak uang. Anak anakku sedang mengikuti ujian. Mereka kembar.
Aoi : Tidak…tapi…
Nona Handa : Aku pasti akan berusaha…aku akan berusaha sebaik mungkin. Tolong jangan membuat masalah baru. Mengerti. Baiklah terima kasih semuanya.
Seorang lelaki setengah tua menghampiri Aoi.
“kadang aoi agak impulsif. Tidak diragukan lagi kesehatan pasien sangat penting. Tapi apoteker harus berfokus pada obat. Yang menyembuhkan penyakit bukan kita melainkan obatnya.”
“Terima kasih atas nasihatmu yang berharga.” Kata Aoi.
“ Ada apa dengan orang itu?” tany a Aihara.
“Nanao Taku bertugas untuk manajemen penelitian.” Jawab Hakura
“ Manajemen penelitian?”
“Ya.”
“Dia sangat berpengalaman dalam uji klinis obat yang baru ditemukan. Karena itu dia menikmati kekebalan hukum.”
“Watanabe Nao sesuai dugaan tingkat glukosanya tidak turun setelah sarapan. Kadar glukosanya cukup stabil dalam pengamatan tapi naik saat kita tidak memperhatikannya.”
“Kurasa dia tidak menyuntik insulin dengan benar saat sendirian. Lagipula dia hanya murid smp.”
Aoi melihat Yuuka lewat. Ia menghampiri yuuka.
“Yuuka Ada apa? Ini sudah jam makan siang.”
“Iya. Tapi Nao belum kembali.”
“Aku akan mencarinya.”
“Tidak apa apa kami akan mencari. Mari bekerja sama.” Kata dua perawat.
“Yuuka kembali ke kamarmu.”
Di ruang Farmasi.
Kariya : Kamu mencari pasien?
Aihara : Watanabe Nao menghilang.
Kariya : Kenapa ini terjadi saat kita sibuk?
Mereka sibuk meracik obat dalam bentuk kapsul
Membuat obat dalam bentuk sirup
Obat dalam bentuk pil sudah dikemas.
Ruang farmasi begitu sibuk meracik obat sesuai resep ditambah perginya Aoi karena mencari Nao membuat tenaga apoteker jadi berkurang. Di tambah lagi Hakurapanik saat memberitahu ada hal buruk karena pak Tatsukawa Shuzo menunggu resepnya. Aihara bertanya siapa itu.
Pak Tatsukawa adalah pasien terkenal. Dia akan marah jika harus menunggu.
Di ruang tunggu pengambilan obat.
Pak Tatsukawa marah marah. “ kenapa belum siap? Berapa lama aku harus menunggu? Aku sudah menunggu selama 30 menit.
Aihara : Siapkan resep pak Tatsukawa dahulu.
Hakura : Tidak mungkin kita harus menyiapkan resepnya secara berurutan.
Kariya : Semuanya cepatlah.
Kariya menelepon : Tolong kirim pak Aragami untuk membantu kami. Ya. Kami butuh bantuan Pak Aragami.
Aihara : Aragami kanji.Pesulap resep
Aoi berlari lari ke sana kemari naik turun tangga demi mencari Nao.
Aihara diajari Kariya. Bersiaplah dengan tanda tangan dan kantong resep. Masukkan obatnya ke dalam kantong.setelah mengecek lalu over obatnya ke kantor.
“Satu Ethinylestradiol lagi”
“Apa kita harus mengecek ulang dalam situasi ini?”
“Ya.”
Hakura mengintip lagi Pak Tatsukawa yang sudah tidak sabar menunggu obatnya.
Seorang pria tua keluar dari ruang DI. “ kurasa aku dipanggil” katanya. Dia adalah Aragami Kanji pesulap resep. Pak Aragami menemui pak tatsukawa.
“Bagaimana harimu? Jaga dirimu jangan sampai kena flu.jika kamu mulai batuk. Kamu harus berhati hati.” Pak Aragami lalu pura pura batuk. “ Lihat merpati terbang” katanya. “Bayinya sudah lahir. Ibu dan bayinya sehat.”
Aihara dan Hakura mengintip mereka lalu memberitahu rekan rekannya Pak Tatsukawa sudah tenang. Kariya menyuruh semuanya cepat sebelum ada masalah lagi.
Rupanya Pak Aragami bermain sulap di depan konter untuk pasien yang menunggu obat.
Kembali ke Aoi yang mencari Nao. Aoi terlihat naik turun tangga dengan gesit. Padahal tangganya tinggi banget. Aoi menemukan Nao pingsan di anak tangga.
“Ini Eros. Aku ada di tangga sekitar lantai 3 tolong kirim bantuan.”
Nao dibawa ke kamarnya dan saat ini sudah siuman. Ibu Nao tampak panik.
Ibu : Kenapa kamu tidak menyuntik insulin sebelum makan?
Perawat : Jika kamu tidak menyuntik insulin sebelum makan tekanan darahmu akan turun.
Aoi : Nao kamu sengaja melakukan itu bukan? Semua menoleh pada Aoi. Kamu sengaja menyuntik insulin di waktu yang salah agar tingkat gula darahmu tidak stabil. Nao menangis.
Aihara : Kenapa? Jika kamu menyuntikkan insulin dengan benar kamu bisa hidup normal.
Ibu : Ada apa Nao? Jangan diam saja. Nao menangis. Katakan sesuatu.
Yuuka yang kelihatan cuek buka suara.
Yuuka : Berhentilah menyalahkan dia. Ibu Nao menoleh padanya.
Ibu : Kamu…Apa yang kamu katakan pada Nao?jangan ajari anakku semua hal yang salah. Nao tetiba marah dan membuang kotak di atas meja yang ada suntikan pena insulinnya.“cukup” pintanya.
Yuuka : Nao tidak ada gunanya bicara dengan orang seperti mereka. Mereka pikir semuanya akan kembali normal jika kita menyuntikkan insulin dengan benar. Mereka tidak memahami perasaan kita.
Nao menangis terisak isak. Semua orang dewasa terdiam.
Kilas balik saat Nao masih SD.Saat ia di kelas olahraga voli. Nao terduduk dan memberikan bolanya pada salah satu temannya. Nao terlihat kecewa. Temannya bertanya, “ Nao kamu sungguh sakit? Kamu tampak seperti orang biasa.”
Saat Nao masih SD dia sangat terpukul saat teman temannya mengatakan itu.
Di SMP selain gurunya dia tidak memberitahu siapapun tentang kondisi kesehatannya. Karena itu saat waktunya untuk suntikan insulin dia harus pergi ke ruang medis diam diam untuk melakukannya. Karena itu ada jarak antara dia dan teman sekelasnya. Perlahan dia kehilangan arah di sekolah. Namun saat dia di rumah sakit dia tidak perlu menyembunyikan kesehatannya. Suasana hatinya menjadi lebih baik dan punya teman untuk diajak bicara. Dia berusaha memperpanjang masa masa perawatannya.
Semua jadi terharu mendengar cerita Yuuaka.
Kembali ke ruang farmasi. Para apoteker sibuk seperti biasa tapi masih sempat ngobrol.
Hakura : Nao diselamatkan oleh Yuuka.
Aoi : Aku bodoh sekali. Aku tidak bisa memahami perasaan mereka.
Kariya sambil memeriksa kantong kantong infus : Kamu harus mengkhawatirkan dirimu dahulu. Besok saat rapat Komite Keselamatan Medis Dokter Hayashi pasti akan membahas masalah ini untuk membuat Aoi bertanggung jawab. Bagi pasien hamil yang terpaksa melahirkan secara prematur kamu menempatkan dirimu dalam masalah kamu berkeliling RS untuk pasien Diabetes tipe satu namun kamu ditolak karena tidak memahami perasaan mereka. Kamu juga membuat rekan kerjamu dalam masalah. Jika kamu dihentikan karena itu apa gunanya berkorban?
Aihara : Tidak ada yang akan berterima kasih bukan?
Aoi hanya diam.
Malam hari selepas kerja Aoi pergi ke restoran Pak Tatsukawa untuk makan ramen.Aoi mengaku dari departemen RSU Takatsu . Pak Tatsukawa terkejut(ini pasien yg marah2 saat kelamaan nunggu obat) minta maaf membuatnya menunggu . Ada seorang pria yang duduk agak jauh di deretan Aoi.
Pria : Apa kamu apoteker?
Aoi : iya.
Pria : Maaf tiba tiba memulai percakapan. Orangtuaku juga apoteker itu sebabnya aku merasa dekat denganmu.Aoi menggangguk. Kamu bekerja di RS ?
Aoi : Ya.
Pria : Bekerja di Rs? Kenapa kamu bekerja di sana? Hidup akan lebih mudah jika kamu bekerja di apotek bukan? Sejujurnya gajinya juga lumayan.
Aoi : Aku suka bekerja di RS. Itu impianku sejak aku kecil.
Pria : Impian?
Aoi : seorang apoteker di RS merawatku. Aku diselamatkan olehnya.
Pria : kedenagarannya bagus
Aoi :Aku selalu berterima kasih kepadanya.
All images credit, content copyright Fuji TV, VIU