Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 10 Part 3, List cerita dan pahami dulu part kedua Episode sebelumnya baca di sini. Sedangkan list lengkap spoiler ada pada tulisan yang ini.
Dal Mi tanya ke Ji Pyeong, apa Ji Pyeong beneran pergi ke Gapyeong tiap pekan untuk makan kalguksu kacang pinus.
Sambil mengaduk mie, Ji Pyeong bilang dia pertama kali makan itu saat Dal Mi bawakan.
Dal Mi tambah kecewa dan bilang dia melakukan hal berlebihan lagi.
Ji Pyeong memberikan mie yang sudah diaduknya ke Dal Mi. Dia bilang Dal Mi tak berlebihan.
Ji Pyeong mengaduk mie yang satunya. Sambil mengaduk mie, dia bilang dia menyukai Dal Mi.
Ji Pyeong : Tak kusangka akan akan mengatakan ini sambil mengaduk mi.
Ji Pyeong lalu berhenti mengaduk mie dan menatap Dal Mi.
Ji Pyeong : Seo Dal Mi-ssi, aku menyukaimu. Aku hanya mau berkata jujur, bukan mau membebanimu. Ini hanya perasaanku sendiri. Aku tak minta kau menjawabnya. Jadi, lupakan saja Aku tak mau kita menjadi tak nyaman dan saling menghindari karena hal ini.
Ji Pyeong lalu menyuruh Dal Mi makan sebelum mie nya kembang.
Dal Mi diam saja menatap Ji Pyeong.
Ji Pyeong mulai makan. Setelah itu, dia bilang ke Dal Mi kalau kalguksu yang Dal Mi kasih sangat enak.
Sa Ha duduk di kafetaria. Tak lama, Yong San dan Chul San datang bawa makanan dan minuman. Yong San sambil teleponan sama Do San.
Setelah itu mereka duduk.
Chul San tanya, Do San tak datang.
Yong San : Ya, tak berselera makan.
Chul San : Aku sebenarnya tak mau bicara begini. Apa hanya aku yang merasa aneh?
Yong San : Apa?
Chul San : Sebenarnya, apa Do San membuat kesalahan besar? Dia berbohong demi Nona Seo, dan Nona Seo senang karena itu.
Yong San : Aku juga tak paham. Kenapa dia tak paham perasaan Do San?
Chul San : Ya, dia tak mencoba mengerti itu. Aku akan sangat sedih jika menjadi Do San.
Sa Ha tiba-tiba bilang sangat sedih jika seseorang tak memahami perasaan mereka dan mengaku pernah merasakannya.
Chul San pun kaget dan tanya apa Sa Ha suka seseorang.
Sa Ha : Lihat. Kau masih belum paham.
Chul San : Tunggu. Aku?
Chul San melonjak senang karena Sa Ha suka padanya selama ini. Lalu dia minta maaf karena tak peka perasaan Sa Ha selama ini.
Chul San lantas tanya, apa mulai hari mereka pacaran.
Sa Ha bilang enggak.
Chul San gak ngerti, tidak?
Sa Ha : Aku hanya berbohong.
Chul San langsung kecewa.
Chul San : Nona Jung, kau mempermainkanku.
Sa Ha : Kenapa? Aku berbohong demi kau. Kau juga senang karena itu. Ini persis seperti yang Pak Nam lakukan.
Mendengar itu, Yong San pun mengaku paham sekarang dan bilang Do San memang salah.
Yong San : Nona Jung, kau memang hebat.
Yong San bertepuk tangan.
Chul San kesal, apa ini menyenangkan? Kau senang?
Nyonya Cha mencabut selebaran halmeoni. Tanpa dia sadari, ada halmeoni di belakangnya. Ternyata sudah banyak selebaran halmeoni yang dia cabut.
Pas mau pergi, halmeoni melabraknya.
Nyonya Cha kaget denger suara halmeoni.
Halmeoni : Siapa kau! Aku sedang mencari pekerja paruh waktu. Kenapa kau selalu mengambilnya? Lihat ke arahku.
Nyonya Cha menutupi wajahnya dengan selebaran halmeoni yang dia pegang. Dia lalu berbalik, dan menujukkan wajahnya.
Nyonya Cha :Eommoni.
Halmeoni kaget, ada apa ini? Kau masih membenciku?
Nyonya Cha : Aku tak mungkin membencimu. Aku tak punya malu, ya?
Halmeoni : Kau tahu itu, tapi masih mengganggu bisnisku? Perkataan dan perbuatanmu jauh berbeda!
Nyonya Cha : Bukan begitu, Ibu.
Nyonya Cha lalu minta halmeoni menerimanya sebagai pekerja part-time.
Mendengar itu, halmeoni ketawa.
Nyonya Cha malu.
Halmeoni membawa Nyonya Cha ke kedainya.
Halmeoni : Jadi kau kabur dari rumah dan tak punya tempat tinggal?
Nyonya Cha : Bukan kabur, hanya meninggalkan rumah. Aku masih punya tempat tinggal. Aku bermalam di warnet, atau sauna. Aku tinggal di sana sekarang.
Halmeoni : Lantas, kau mau menumpang karena tak punya tempat tinggal?
Nyonya Cha : Bukan menumpang. Kau sedang butuh orang, dan aku butuh pekerjaan. Bagaimana jika kita anggap ini simbiosis mutualisme antara kau dan aku?
Halmeoni : Tak mau. Tetap saja kita mertua dan menantu. Maksudku, mantan mertua dan menantu.
Nyonya Cha : Lantas, mari kita jadikan hubungan kita menjadi bos dan pekerja.
Halmeoni : Aku tak sebaik itu sampai bisa menerimamu. Aku sangat marah tiap ingat putraku yang malang. Jadi, mari kita hidup tanpa saling kenal seperti sebelumnya.
Kita ke Samsan sekarang. Semua bersiap untuk pulang, kecuali Dal Mi.
Sa Ha pun tanya, apa Dal Mi tak mau pulang.
Dal Mi : Kalian lebih dulu saja. Aku mau selesaikan presentasi Hari Demo.
Do San : Ayo lakukan bersama.
Dal Mi : Tidak. Pulanglah lebih dulu. Aku juga ada janji dengan temanku nanti.
Chul San : Teman? Siapa?
Dal Mi : Ada, temanku.
Do San menatap Dal Mi dengan tatapan sedih.
Chul San dan Yong San keluar. Chul San bilang pada Yong San, tak mungkin teman yang dimaksud Dal Mi itu Ji Pyeong kan.
Yong San bilang tak mungkin.
Eeeh Ji Pyeong nya datang.
Chul San dan Yong San pun langsung merasa kalau Dal Mi mau hangout sama Ji Pyeong.
Chul San : Harus bagaimana? Kiper kita sudah diberi kartu kuning.
Yong San : Tak ada jalan lain. Bek tengah harus beraksi.
Chul San dan Yong San langsung menghalangi jalan Ji Pyeong.
Ji Pyeong bingung dia dihalangi.
Chul San bilang, Dal Mi lagi sibuk jadi ngomong saja sama mereka.
Bersamaan dengan itu, Do San keluar.
Ji Pyeong bilang dia datang untuk bertemu Do San.
Di ruang rapat, Ji Pyeong memberikan Do San sejumlah pertanyaan seperti dalam 6 bulan terakhir, apa ada penghasilan NoonGil. Model pendapatan NoonGil karena bisnis berpaku pada angka. Apa ada hak paten dari teknik utamanya? Beri tahu rencana tentang titik impas dan pembiayaan. Seberapa besar pasarnya? Bukankah itu terlalu kecil? Apa senjata andalan Samsan Tech?
Do San menulis semua pertanyaan yang dikatakan Ji Pyeong di laptop.
Ji Pyeong : Sudah kau tulis semua?
Do San : Ya. Apa ini semua?
Ji Pyeong : Contoh pertanyaan untuk Nona Seo pada Hari Demo. Aslinya akan lebih sulit. Mereka akan berkata bisnismu tak dibutuhkan jika kau bilang tak punya pesaing. Tapi jika punya, mereka bertanya tentang hak paten dan hambatan teknis. Tetap diserang apa pun jawabannya. Jadi, persiapkan dengan baik agar Nona Seo tak terluka.
Tapi Do San nya malah terlihat kesal. Dia bilang, sekarang bukan waktunya untuk memberi saran.
Ji Pyeong bilang dia hanya mencoba menjadi kakak yang baik untuk terakhir kalinya.
Do San : Terakhir?
Ji Pyeong : Aku bilang kepada Nona Seo bahwa aku menyukainya. Jadi, aku tak bisa berperan menjadi kakak baik lagi. Takkan beri saran dan pinjamkan barang. Mobil, baju, jam…
Do San bilang dia sudah tak butuh itu.
Ji Pyeong : Juga masa laluku.
Do San : Aku juga tak butuh itu.
Ji Pyeong : Sebenarnya, aku juga belum yakin.
Do San melihat Dal Mi duduk di halte dari kejauhan. Lalu dia teringat kata-kata Ji Pyeong tadi.
Ji Pyeong : Sebenarnya aku juga belum yakin. Siapa yang lebih kuat antara Do San yang ada sekarang dan Do San yang ada dahulu bagi Nona Seo.
Bus lewat tapi Dal Mi gak naik.
Dal Mi kemudian beranjak pergi.
Do San terus mengikuti Dal Mi.
Do San melihat Dal Mi main di mesin capit. Dal Mi berusaha mengambil boneka dari dalam mesin capit, tapi terus gagal.
Karena gagal berkali-kali, Dal Mi akhirnya pergi.
Do San membalikkan badannya begitu Dal Mi keluar.
Dal Mi pergi tanpa melihat Do San ada di sana.
Dal Mi pergi ke restoran.
Dal Mi : Bibi, aku mau satu soju dan tulang muda.
Do San mau deketin Dal Mi, tapi tiba-tiba ada wanita yang mendekati Dal Mi.
Wanita itu lantas duduk di depan Dal Mi.
Do San langsung duduk di belakang Dal Mi.
Dal Mi : Siapa kau?
Wanita itu bilang dia duduk karena melihat Dal Mi butuh teman.
“Aku juga datang sendiri. Tak apa kan?”
Dal Mi pun ceritain masalahnya ke wanita itu.
Wanita : Astaga, masalah besar. Jadi, orang yang kau pikir sama itu, ternyata orang yang berbeda? Kau pasti bingung.
Dal Mi pun bilang, dia gak tahu Do San yang mana yang dia suka. Do San 15 tahun lalu yang mengiriminua surat apa Do San yang sekarang.
Dal Mi : Aku jahat, ya?
Wanita : Kenapa kau jahat? Mereka yang jahat. Tak apa-apa. Wajar kau bingung. Sangat wajar.
Dal Mi : Dan yang paling membuatku tersiksa adalah aku tak bisa memercayai diriku lagi. Belakangan ini, aku merasa seperti berdiri di atas sebuah tali. Aku harus meyakinkan orang-orang tentang usahaku yang tak berpendapatan. Tapi aku tak percaya diri.
Wanita itu : Tak boleh begitu. Kau harus percaya diri agar orang lain juga yakin.
Dal Mi : Kini setelah tahu semuanya palsu, aku juga merasa palsu. Taliku terus bergoyang karena aku bingung, seperti akan jatuh. Bagaimana ini? Harusnya CEO tak boleh begini.
Wanita itu : Kau CEO?
Dal Mi : Jabatanku saja begitu. Tapi aku tak pantas. Semua membuatku tak yakin.
Mendengar itu, Do San ingat kata-katanya ke ayahnya.
Do San : Tidak. Dia orang yang lebih pantas menjadi CEO daripada aku. Aku tak bisa apa-apa. Aku yang payah ini berlagak bisa berbisnis. Maafkan aku.
Dal Mi terus cerita, dia tak percaya diri.
Wanita itu menuangkan soju terus-terusan ke gelas Dal Mi.
Wanita itu : Kau akan makin tak percaya diri jika terus bingung begini. Meskipun sulit, kau harus buat keputusan agar bisa lalui ini semua. Kau pasti bisa.
Dal Mi : Bagaimana caranya?
Wanita itu : Kau harus minta tolong.
Dal Mi : Kepada siapa?
Wanita itu : Kepada leluhur. Buat upacara penghormatan kepada leluhur, dan minta tolong agar dibantu. Dengan begitu, keberuntunganmu akan kembali.
Dal Mi mulai percaya, benarkah?
Do San yang mendengar kata-kata wanita itu ngawur, langsung pindah ke sebelah Dal Mi.
Do San tanya gimana wanita itu bisa yakin.
Dal Mi kaget ada Do San di sana.
Wanita itu bilang Do San juga butuh membuat upacara penghormatan yang besar.
Do San : Atas dasar apa kau bisa bicara seperti itu?
Wanita itu bilang dari pengalamannya. Dia lalu nunjukin lehernya dan bilang dulu dia kena sindrom leher kura-kura dan bisa sembuh setelah ngadain upacara penghormatan.
Do San : Kau bisa sembuh tanpa upacara penghormatan.
Wanita itu : Aku sembuh karena melakukannya. Aku beri tahu ini dari hasil dataku sendiri. Upacara penghormatan bukan takhayul, tapi ilmu sains.
Do San : Namun, data yang diuji tanpa pengontrolan variabel sama saja tak berarti. Bagaimana dengan peneliti dan kontrol ilmiahnya? Kau tak tahu, ‘kan? Kau belum membandingkannya? Lantas, datamu tak berarti. Sudah bandingkan dengan uji coba kontrol ilmiah acak? Pasti belum, ‘kan?
Wanita itu tanya ke Dal Mi, siapa dia.
Dal Mi : Nam Do San.
Lalu Dal Mi yang kurang sadarkan diri pun menyandarkan dirinya ke bahu Do San.
Bersambung ke part 4…