Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 11 Part 3, Kamu bisa simak Part Ep sebelumnya ada di sini lho gaes! Sedangkan tersedia juga bagian full eps pada tulisan yang ini.
Bu Yoon meminta Dong Cheon membiarkan Pak Nam bertanya.
Dong Cheon akhirnya melepaskan Pak Nam.
Pak Nam mulai bertanya.
Pak Nam : Inovasi yang kalian buat adalah kenyataan dan masa kini untuk kami. Demi memotong sedikit pengeluaran. Sebesar 3,6 miliar won.
In Jae : Itu tak sedikit.
Pak Nam : Ya, 3,6 miliar won. Lantas, bagaimana orang-orang yang hidup dengan uang itu bisa melanjutkan hidup? Bisnis kalian mendorong orang ke dalam jurang. Bagaimana bisa kalian menyebutnya panggilan jiwa?
In Jae : Panggilan jiwa?
In Jae lalu teringat percakapan Bu Yoon dan Ji Pyeong yang tak sengaja di dengarnya.
Bu Yoon : Nona Won tahu betul harus berbuat apa dan bagaimana. Tapi sepertinya dia belum tahu kenapa dia melakukannya.
Flashback end…
In Jae lalu menjawab pertanyaan Pak Nam.
Sementara Do San masuk dan membeku menatap ayahnya.
In Jae : Beberapa ratus tahun lalu, banyak orang yang berkata sama denganmu. Para pengemudi angkot berdemo sepertimu waktu taksi pertama diciptakan. Jika dunia ini berjalan seperti perkataanmu dan mengabaikan inovasi, kita sekarang masih naik angkot bukan taksi. Kita juga tak pakai ponsel, tapi masih pakai telepon dengan kabel. Apa kau mau dunia yang begitu?
Pak Nam terdiam.
In Jae : Tidak, kan? Para penerus juga berpikiran begitu. Tak mau hidup di dunia yang seperti sekarang. Pasti mau hidup di dunia yang lebih baik. Dan membuat dunia yang lebih baik itu adalah panggilan jiwaku.
Bu Yoon senyum mendengar jawaban In Jae.
Bu Yoon : Dia menemukan jawabannya.
In Jae : Itu juga panggilan jiwa putramu. Aku penasaran. Putramu juga ada di dalam program Sand Box. Dia juga membuat ide pengurangan pegawai dengan kecerdasan buatan seperti kami. Namun, kenapa kau menyerangku yang berjalan sejalan dengan putramu?
Pak Nam pun menatap ke arah Do San.
Pimpinan Won mencari ke arah mana tatapan Pak Nam. Dan dia kaget melihat Pak Nam menatap Do San.
Pimpinan Won : Ada apa ini? Mereka ayah dan anak?
Chul San kesal. Dia bilang, In Jae curang karena membawa-bawa keluarga.
Pak Nam : Ya, benar. Putraku juga berjalan di jalan yang sama denganmu. Jika ada orang seperti kau dan putraku di dunia ini, inovasi dunia ini akan makin cepat. Tapi tak berguna jika terlalu cepat. Banyak orang yang terluka karena kecepatan itu. Banyak yang kehilangan hidup dan tak bisa beradaptasi di dunia baru. Setidaknya orang sepertiku harus berusaha mengontrol kecepatan itu. Agar orang-orang bisa beradaptasi dan hidup bersama. Demi kecepatan itu, aku akan terus berjuang.
Pak Nam lalu menatap Do San dan berkata, jalannya dan putranya berbeda. Dia adalah dia dan Do San adalah Do San.
Pak Nam : Putraku berjalan menuju masa depan, dan aku akan berusaha melindungi masa kini. Mungkin di tengah itu akan muncul kecepatan tepat untuk inovasi.
Pak Nam lalu meletakkan mikrofon yang dia pegang, lalu turun dari bangku penonton dan berjalan ke arah Do San.
Do San berkaca-kaca menatap ayahnya.
Do San : Ayah.
Pak Nam : Ternyata kau bisa menatapku dengan baik. Kenapa menghindari ayah selama ini?
Pak Nam lalu pergi.
Dal Mi bilang ayah Do San sangat keren.
Acara terus berlanjut. Pimpinan Won bertanya, dia harus apa jika mau investasi di In Jae Company.
In Jae : Tak bisa untukmu, Pak Won. Aku tak di sini untuk mendapat investasi. Pendapatan kami sudah cukup untuk biaya operasi. Aku di sini untuk mencari partner global Injae Company.
Alex pun bicara.
Alex : Terima kasih. Aku merasa terhormat. Presentasimu sangat hebat. Aku merasa kau sangat pantas menjadi partner global 2STO. Namun, aku punya tim lain yang aku suka. Boleh kuputuskan setelah presentasi mereka?
Mendengar itu, Chul San menatap Yong San.
Chul San : Apa itu kita?
Yong San gak jawab.
Tibalah giliran untuk Samsan.
Samsan menunggu di belakang panggung.
Sa Ha bilang, haruskah kita ubah angka di presentasi kita.
Dal Mi tanya, angka apa.
Sa Ha : Ketepatan pengenalan orang mereka lebih tinggi. Naikkan saja sedikit data kita.
Chul San dan Yong San setuju dengan ide Sa Ha.
Mereka semua lalu menatap Do San.
Do San menatap Dal Mi.
Bu Yoon mengenalkan tim selanjutnya.
Ji Pyeong menonton dari ruang rapat.
Bu Yoon bilang, tim ini dimentori oleh Ji Pyeong. Tapi Ji Pyeong gak bisa datang karena urusan pribadi.
Sa Ha dan Dal Mi heran Ji Pyeong gak datang.
Sa Ha : Tadi kita bertemu dia.
Dal Mi : Urusan pribadi? Ada apa dengannya?
Do San menatap Dal Mi yang mengkhawatirkan Ji Pyeong.
Yong San langsung bilang kalau urusan mereka lebih penting dari Ji Pyeong.
Dal Mi pun kembali fokus pada urusan mereka.
Begitu naik panggung, pandangan Dal Mi langsung tertuju pada kursi Ji Pyeong yang kosong.
Dal Mi lalu mengenalkan dirinya pada juri.
Dal Mi : Annyeong hasimnika. Samsan Tech Daepyo, Seol Dal Mi imnida.
Dal Mi mulai mempresentasikan produknya.
Dal Mi : Teknologi seharusnya membawa kita ke dunia yang lebih nyaman. Namun, ada juga orang-orang yang merasa tak nyaman karena teknologi. Salah satunya para tunanetra. Jika kita terus berinovasi tanpa memikirkan mereka, mungkin akan banyak orang yang terluka karena tak bisa beradaptasi. Kami dari Samsan Tech berpikir bahwa teknologi tak hanya sekadar inovasi, tapi juga harus berguna bagi orang seperti mereka. Aku akan perlihatkan teknologinya.
Pak Nam di lobby, berhenti melangkah dan menonton presentasi Dal Mi.
Dal Mi mengarahkan kamera ponselnya ke layar di belakangnya.
Dal Mi : Yeong Sil-ah, bisa bacakan tulisan yang ada di depanku?
Yeong Sil : NoonGil adalah layanan pemandu kecerdasan buatan khusus tunanetra yang dibuat untuk membantu orang-orang yang tak bisa melihat, terinspirasi dari hewan pemandu tunanetra.
Lalu Yeong Sil mengarahkan kameranya ke para juri.
Dal Mi : Yeong Si-ahl, ada apa di depanku?
Yeong Sil : Ada dua wanita, dan empat pria sedang duduk.
Alex dan Bu Yoon tampak kagum.
Alex bahkan memuji aplikasi NoonGil buatan Samsan.
Ji Pyeong terus menonton.
Waktunya sesi tanya jawab.
Bu Yoon : Jumlah tunanetra di Korea sekitar 250.000 orang, ‘kan? Karena solusi ini terbatas dalam satu komunitas, kupikir pasarnya akan sangat kecil. Bukankah begitu?
Dal Mi : Pasar kami 40 juta tunanetra dari seluruh dunia. Kini, layanan kami berbahasa Inggris dan Mandarin. Ke depannya, kami akan tawarkan dalam bahasa-bahasa lainnya.
Ji Pyeong mengangguk2 mendengarkannya.
Alex bilang dia sangat tertarik dengan teknologi Samsan.
Lalu Alex tanya soal ketepatan Samsan.
Dal Mi terdiam dan menatap rekan-rekannya yang sudah siap di panggung.
In Jae dan tim nya menonton di ruang tunggu dengan muka penasaran.
Dal Mi teringat di belakang panggung tadi, soal ide Sa Ha menaikkan angka ketepatan mereka.
Do San bilang mereka harus jujur.
Chul San bilang mereka bisa kalah jika jujur.
Do San : Karena sedikit itu, 92,4 persen yang ada juga menjadi kebohongan. Tak apa-apa, 92,4 juga cukup baik.
Flashback end…
Dal Mi menjawab jujur dengan wajah tanpa ragu.
Alex : Angka kalian sedikit lebih rendah dari tim sebelumnya.
Do San mengambil alih menjawab.
Do San : Tidak begitu. Ketepatan tak bisa dibandingkan hanya dari angka. Keadaan juga sangat berpengaruh. Seperti yang diketahui, NoonGil adalah aplikasi ponsel. Jadi, baterai yang digunakan tak boleh terlalu besar agar bisa dipakai seharian oleh tunanetra. Karena itu, kami mencari titik temu antara tingkat ketepatan tinggi dan pengurangan ukuran aplikasi.
Mendengar itu, Hyun dan Jung menghina Samsan.
Hyun : Kami juga sudah temukan titiknya.
Jung : Orang bodoh memang banyak omong.
Alex lalu menyuruh In Jae Company naik ke panggung.
Ternyata Alex mau mengadu teknologi mereka.
Dong Chan membagikan minuman pada juri.
Dong Chan lalu berbisik pada Bu Yoon.
Dong Chan : Itu komputer papan tunggal, ‘kan? Apa dia mau mereka jalankan program IA-nya di situ?
Bu Yoon : Entahlah. Apa akan berhasil?
Dong Chan : Sepertinya tak akan bisa.
Bu Yoon lalu bicara sama Alex. Dia bilang keadaannya terlalu ekstrem.
Alex : Kedua teknologi tentang proses ringan dan pengenalan orang. Jika tes dengan spesifikasi yang sama, kita akan tahu mana yang lebih baik.
Bu Yoon : Kurasa akan ada tanding ulang.
Dal Mi tampak tegang.
Do San bilang, dia ragu bisa menjalankannya.
Yong San : Tak pernah dites dengan spesifikasi rendah begini.
Dal Mi : Apa bisa dijalankan di sini?
Yong San : Tentu tidak. Tetris pun tak bisa di sini.
In Jae juga ragu.
In Jae : Teknologi kita pasti tak bisa, ‘kan?
Hyun : Ya. Tak akan bisa. Mereka juga tak akan bisa.
In Jae : Lantas, kenapa dia melakukan tes ini?
Jung : Untuk mematahkan alasannya.
Dae Myung : Apa maksudmu?
Hyun : Mereka beralasan ketepatan yang kurang itu karena proses ringan. Untuk buktikan bahwa itu bukan alasan tepat, dia menyuruh kita melakukan ini.
I Su : Jadi, Alex sudah memutuskan untuk memilih kita?
Jung : Sepertinya begitu.
Alex lalu bilang di diska lepas ada video kamera pengawas Sand Box.
Alex : Lakukan pengenalan orang di video itu. Adil, ‘kan?
Do San mengetik enter. Semua menatap ke layar di belakang mereka, tapi enggak dengan Do San. Do San tegang.
Dan hasilnya, Samsan berhasil! Video rekaman pengawas yang menggunakan teknologi Samsan, tampak stabil dan jelas.
Sementara milik In Jae Company, goyang.
Para juri kagum.
Chul San tak percaya, asstaga. Ini tak masuk akal.
Do San pun langsung menatap ke layar.
Dal Mi : Kita berhasil, kan? Program kita berhasil dijalankan?
Yong San : Kenapa itu berhasil?
Hyun : Tak masuk akal.
Do San lalu bilang, dia sudah tahu itu akan berhasil.
Samsan Tech menang! Bu Yoon memberikan hadiah utama pada mereka.
Bersambung ke part 4…