Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 13 Part 4, Simak nih gaes lengkap cerita untuk linknya tersedia secara langsung pada tulisan yang ini. Jika Kalian mencari cerita Eps sebelumnya ada di sini gaes.
Chul San nge-vlog.
Chul San : Hello everyone! Bagaimana para pengikutku? Latar belakangnya tak biasa, ‘kan? Rumah kosong? Bukan, kau salah. Kami di sini sebelum pindah ke 2STO. Di sini adalah awal dari Samsan Tech. Ini tempat bersejarah kami. Jadi, aku nyalakan siaran langsung.
Chul San lalu nunjukin kayak apa kantor mereka dulu.
Setelah itu, dia ngarahin kamera ke Yong San.
Yong San memegang plang nama Samsan.
Yong San : Kami sudah tiga tahun keluar dari sini. Tapi masih belum ada penghuni barunya.
Chul San : Astaga. Itu artinya, kami bisa berhasil meskipun berawal dari tempat seburuk ini. Aku sangat terharu.
Yong San : Ya. Aku juga.
Chul San : Di lantai satu ada restoran daging. Dahulu, kami selalu makan gimbap sambil mencium aroma daging. Lalu, kami berpikir, setelah punya banyak uang mari ke sana dan makan daging, alih-alih hanya menghirup asapnya. Dan itu adalah hari ini.
Yong San : Hari ini!
Chul San dan Yong San lalu minta penonton mengklik tombol subscribe, like dan notifikasi.
Mereka pergi ke restoran daging. Yong San makan dengan lahap.
Chul San bilang, itu bukan yukhoe. Makanlah saat sudah matang.
Yong San : Ini sudah matang. Bukankah ini daging sapi Korea terbaik yang sangat lembut itu?
Chul San : Benar. Ini enak. Sangat enak, tapi bukankah tak seenak aromanya?
Yong San : Kalau begitu, untukku saja.
Chul San langsung menghalangi Yong San yam mau mengambil dagingnya.
Chul San : Tidak. Aku tak bisa terima itu.
Mereka tertawa.
Chul San lalu nanyain Do San. Yong San bilang dia sudah hubungi Do San, tapi Do San bilang mau pergi.
Chul San : Kemana?
Yong San : Tak tahu.
Ji Pyeong menyodorkan kotak kecil yang sudah jelas isinya adalah cincin, dan berkata itu cocok untuk Dal Mi.
Ji Pyeong : Lalu, dia akan tanya maksudku, ‘kan? “Tak ada. Aku hanya suka mengumpulkan barang berkilau.” Apa? Apakah kau burung gagak? “Apa kau harus tahu maksudku?” Tidak. Itu mengajak dia berkelahi. “Maksud? Maksud dari ini Entahlah. Tapi tentu ada maksudnya. Aku mau kau menerima hatiku. Itu maksudku.”
Ji Pyeong lantas merasa geli sendiri dengan kata-katanya.
Ji Pyeong : Aku seperti akan muntah. Sudahlah, jangan dilakukan. Apa yang sedang kulakukan?
Ji Pyeong berbalik, dia mau membatalkan niatnya tapi ingat kata-kata Yeong Sil bilang dia pemukul yang penakut.
Yeong Sil : Kau takut bolamu keluar, jadi, kau tak memukulnya. Jika terus ragu, pada akhirnya kau akan kalah.
Ji Pyeong lalu menatap kotaknya.
Tak lama kemudian, Ji Pyeong pun putar arah dan bergegas ke dalam.
Tapi sampai di dalam, dia ketemu Do San.
Baik Ji Pyeong dan Do San sama-sama terkejut.
Do San : Han Timjangnim.
Ji Pyeong menghela nafas.
Di kantor, Dal Mi teleponan sama seseorang dan mengucapkan selamat. Dal Mi bilang, mereka juga akan di tes bulan depan dan minta gambaran kayak apa tes kemudi mobil otomatisnya.
Dari raut wajah Dal Mi, sepertinya yang bicara dengannya menolak memberi kisi-kisi kayak apa tesnya.
Hyun melihat Dal Mi.
Hyun : Tak boleh?
Dal Mi : Ya. Katanya itu rahasia perusahaan.
Dal Mi berpikir sejenak, lalu tak lama ia pun beranjak.
Hyun tanya Dal Mi mau kemana.
Dal Mi bilang mau melihat tes nya secara langsung.
Dal Mi : Itu tak berarti membocorkan.
Hyun : Kenapa harus sampai seperti itu?
Dal Mi : Tentu harus.
In Jae tersenyum bangga menatap usaha Dal Mi.
Dal Mi berlari menuju lift. Tanpa ia sadar, ia baru saja melewati Ji Pyeong dan Do San yang duduk di kafetaria.
Ji Pyeong tanya, kenapa Do San dimana.
Do San bilang, 2STO memberinya liburan.
Ji Pyeong senyum-senyum.
Ji Pyeong : Begitu. Jadi, kau bukan kembali?
Do San : Ya.
Do San juga senyum menatap Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Kau terlihat baik.
Do San : Kau juga, Pak Han.
Ji Pyeong : Aku sudah menjadi direktur.
Do San : Begitu. Ternyata kau sudah naik pangkat. Selamat Direktur Han.
Do San lalu melirik kotak yang dipegang Ji Pyeong.
Do San : Kau hendak beri hadiah untuk seseorang?
Ji Pyeong : Ya, benar.
Lalu Ji Pyeong ingat lagi kata-kata Yeong Sil.
Yeong Sil : Jadi, kumpulkan keberanian dan pukul. Bolamu bisa keluar lapangan, tapi bisa juga home run.
Ji Pyeong lalu meletakkan kotaknya di atas meja dan bilang itu hadiah buat Dal Mi.
Wajah Do San langsung berubah mendengar itu.
Ji Pyeong bilang Dal Mi sering membantunya jadi ia menyiapkan hadiah kecil.
Ji Pyeong lalu berdiri dan tanya apa Do San mau menemui Dal Mi.
Ji Pyeong : Kantor di sini banyak berubah.
Do San menolak dan bilang dia ada janji.
Ji Pyeong tak memaksa dan beranjak pergi.
Mata Do San langsung berkaca-kaca.
Dal Mi menuju mobilnya tapi dia baru sadar kunci mobilnya tertinggal. Akhirnya, dia balik lagi buat ngambil kunci mobilnya.
Ji Pyeong ke kantor Dal Mi tapi Dal Mi tak ada.
Jung bilang Dal Mi keluar. Lalu dia tanya ada apa.
Ji Pyeong bilang akan datang lagi nanti.
Sampai diluar, Ji Pyeong memandangi kotaknya.
Tak lama, dia beranjak pergi.
Komputer salah seorang pegawai In Jae bermasalah. Aksesnya terputus dan juga lambat.
Hyun mendekatinya.
Rekannya yang lain juga mendekatinya.
Hyun : Biar kuperiksa.
Do San di depan papan memo, teringat saat Ji Pyeong memintanya menjadi Do San yang ada di surat.
Do San juga ingat saat ia bilang ke temen-temennya kalau mereka harus berhasil agar Dal Mi tak kecewa.
Do San ingat juga saat Dal Mi memutuskan hubungan mereka. Dal Mi bilang Do San bukanlah Do San yang menulis surat 15 tahun lalu.
Terakhir Do San ingat hadiah yang akan diberikan Ji Pyeong ke Dal Mi.
Do San menghela nafas, lalu dia mengambil memo yang ditulisnya dulu. Memo yang bertuliskan kalau dia ingin membuat salah paham menjadi kenyataan.
Do San beranjak pergi.
Bersamaan dengan itu, Dal Mi keluar dari lift. Do San lewat di depan Dal Mi dan terus berjalan dan tak melihat Dal Mi.
Dal Mi menghentikan langkahnya dan menoleh ke Do San. Merasa itu Do San, Dal Mi pun mengejar Do San.
Ia menarik seorang pria, tapi itu bukan Do San. Pria itu sedang memegang kopi saat ditarik oleh Dal Mi dan kopinya pun langsung tersiram ke baju Dal Mi.
Dal Mi minta maaf.
Dal Mi : Bagaimana ini? Kopimu tumpah.
Pria itu bilang dia tak apa tapi baju Dal Mi..
Pria itu kemudian pergi.
Dal Mi hampir menangis.
Dal Mi : Kau sudah gila Dal Mi-ya. Do San di Amerika. Kenapa cari dia di sini?
Tak lama, ponsel Dal Mi berbunyi. Telepon dari seseorang. Dan dia pun terkejut dan langsung pergi.
Yong San dan Chul San meninggalkan restoran. Yong San sambil nge-vlog, mengucapkan terima kasih pada Chul San atas traktirannya.
Chul San melihat bill.
Chul San : Harga makanan di restoran ini sangat mahal.
Yong San : Artinya kita sudah sukses. Kita bisa makan di sana sepuasnya.
Chul San : Ya, kau benar.
Mereka lalu bertemu Sa Ha.
Kamera menyorot Chul San yang kaget.
Sa Ha : Kenapa kalian di sini? Tak di Amerika?
Yong San : Kami dapat libur dari kantor. Namun, kenapa kau di sini?
Sa Ha : Aku tadi minum miras dengan teman-temanku di dekat sini.
Chul San : Astaga. Apa ini masuk akal?
Yong San : Benar. Jika bicara peluang, apa ini masuk akal?
Chul San : Tentu tidak. Seoul sangat luas. Kita kembali ke Korea, datang untuk makan, dan keluar dari sana pukul 21.11. Peluang Nona Jung lewat sini pada pukul 21.11. Jauh lebih kecil daripada mendapat lotre.
Sa Ha : Banyak hal yang terjadi saat menjalani hidup.
Chul San : Tapi, apa kau sedang menunggu seseorang?
Sa Ha : Aku menunggu sopir pengganti. Tadi aku minum miras.
Yong San menyuruh Chul San mengantarkan Sa Ha. Yong San bilang Chul San tadi tak minum miras.
Chul San : Katanya dia sudah panggil sopir.
Sa Ha : Aku belum panggil.
Langsung senenglah itu si Chul San.
Chul San mengantarkan Sa Ha.
Dalam perjalanan, mereka tak saling bicara dan nampak canggung. Hingga akhirnya, Chul San mulai bicara.
Chul San : Apa insomnia mu sudah sembuh.
Sa Ha : Ya. Itu berkat kau.
Chul San : Syukurlah kalau begitu.
Sa Ha : Dahulu kau khawatir dengan Bahasa Inggris. Bagaimana? Sudah lebih baik?
Chul San : Bahasa Inggris? Ya, sekarang aku masih tak bisa.
Chul San lalu cerita kalau dia jarang bicara di 2STO. Jadi, aku hanya diam seperti bermeditasi. Kuharap ada seseorang yang mengajariku dengan intensif.
Sa Ha : Di sini sampai kapan?
Chul San : Aku? Sekitar sepuluh hari lagi? Kurasa tersisa sepuluh hari lagi.
Sa Ha : Mau kuajari selama itu?
Chul San langsung menatap Sa Ha, benarkah?
Sa Ha : Lihat ke depan saat menyetir.
Chul San : Ya. Baik. Aku harus lihat ke depan saat menyetir. Tentu aku mau. Aku akan sangat berterima kasih.
Sa Ha : Kapan kau ada waktu?
Chul San : Kapan saja. Mengikuti jadwalmu.
Sa Ha : Benarkah? Kalau begitu…
Ponsel Sa Ha berbunyi. Telepon dari ‘preman’.
Chul San melihatnya bingung dan bertanya, preman?
Sa Ha bilang itu telepon dari Dal Mi.
Dal Mi nelpon Sa Ha dari kantornya. Ia terlihat panic. Ternyata, perusahannya diserang perangkat pemeras.
Dal Mi : Dia pasang kode kunci di berkas kami.
Sa Ha : Lantas, mereka minta apa?
Dal Mi : Mereka akan hapus kunci dekripsinya jika tak diberi 300 juta dalam 12 jam. Jika begitu, semua dokumen kami akan hilang.
Sa Ha : Sudah lapor ke polisi?
Dal Mi : Ya. Tapi mereka bilang sulit ditangani sekarang. Kau pernah pegang kasus perangkat pemeras begini, ‘kan? Apa kau kenal ahli keamanan TI?
Sa Ha : Matikan dulu. Biar aku cari tahu.
In Jae juga menghubungi temannya.
In Jae : Bisa hubungi manajer keamanan TI-mu yang menghapus perangkat pemeras? Baiklah. Hubungi aku.
Selesai nelpon, In Jae tanya ke Dal Mi bukankah asuransi mereka menanggung peretasan juga.
Dal Mi : Tak bisa. Itu hanya untuk peretasan mobil.
In Jae : Ini membuatku gila.
Dal Mi mendekati I Su.
Dal Mi : Belum ada telepon lagi, ‘kan?
I Su : Ya.
Si kembar juga pusing.
Jung : Basis data kuncinya sangat panjang. Sulit diselesaikan.
Hyun : Pasti perlu beberapa hari.
Hyun lalu menyuruh Dal Mi memberikan uang saja agar dapat kunci dekripsinya.
Hyun : Lantas, bisa diselamatkan.
Dal Mi menolak.
Dal Mi : Belum tentu diberi meski sudah ditransfer.
Tiba-tiba, ada ancaman dari si peretas yang mana kalau uangnya tak ditransfer sekarang, mereka akan naikkan harga jadi dua kali lipat.
Dal Mi : Dua kali lipat? Jadi, 600 juta?
In Jae : Sinting.
Hyun pun mendesak Dal Mi memberikan uang.
Hyun : Coba pikirkan. Dua miliar habis untuk buat algoritma dan mobil ini. Tiga ratus juta itu murah.
Jung setuju, ya. Cepat transfer agar dapat kuncinya.
In Jae : Semua dana dialirkan ke bisnis baru. Sulit mendapat uang tunai. Bagaimana ini?
Semua pusing.
Dal Mi lalu beranjak pergi.
Dal Mi masuk ke ruang rapat dan menghubungi seseorang.
Dal Mi : Halo, aku Seo Dal Mi. Maaf mengganggu selarut ini. Kami terkena perangkat pemeras. Ya, baiklah. Kalau begitu, meskipun larut, tolong telepon ke nomor ini. Ya, ahli keamanan TI atau peretas topi putih juga tak apa.
Selesai menelpon, Dal Mi mencari nomor yang bisa dia mintai bantuan di daftar kontaknya.
Lalu dia melihat nomor Ji Pyeong dan teringat kata-kata Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Kuharap aku bisa menjadi orang yang kau pikirkan saat kau kesulitan. Orang yang pertama.
Dal Mi mau menghubungi Ji Pyeong, tapi telepon lain keburu masuk.
Dal Mi : Halo, ini aku Seo Dal Mi. Kau manajer keamanan TI Konstruksi Taeram?
Ternyata yang menelpon Do San.
Do San : Dal Mi-ya, ini aku. Do San. Di mana kau sekarang?
Dal Mi membeku. Tangisnya seketika menyeruak keluar.
Do San : Dal Mi-ya. Kau baik-baik saja?
Dal Mi : Tentu. Kau ada di mana? Dari nomormu, sepertinya kau di Korea.
Do San : Aku ke sana sekarang.
Dal Mi : Aku baik-baik saja. Kenapa kau ke sini?
Do San : Aku sudah dengar semua dari Sa Ha. Kau di kantor, ‘kan? Aku akan sampai dalam 20 menit. Jangan khawatir. Tunggu aku.
Do San pun bergegas, menambah laju mobilnya menuju Sand Box.
Do San akhirnya tiba di Sand Box.
Begitu tiba, dia langsung menuju In Jae Company.
In Jae dkk kaget mantan rival mereka mendadak datang.
Dal Mi : Do San-ah.
Pandangan Do San langsung tertuju ke Dal Mi.
Do San : Dal Mi-ya, apa portanya terbuka?
Do San mulai bekerja.
Hyun gak senang melihat Do San.
Hyun : Sedang apa kau?
Dal Mi menjelaskan, kalau pegawai baru mereka bekerja dari luar dan membiarkan porta 22 terbuka.
Hyun menegur Dal Mi, Seo Daepyeonim!
Do San : Rekam cadangnya?
Gantian Jung yang marah.
Jung : Hei. Kenapa kau tanya itu?
Salah seorang pegawai bilang, mereka tak sempat lakukan itu karena sibuk siapkan demo.
Do San kesal, harusnya kau tetap melakukannya. Apakah sulit menyinkronkan fail antara dua server?
Tak lama, Chul San datang bersama Sa Ha.
Chul San : Apa ada rekam cadangnya? Apa yang terjadi?
Do San : Mereka masuk lewat porta yang dibuka untuk akses SSH. Tak ada rekam cadangnya.
Chul San : Kenapa bisa tak ada? Itu hal yang sangat penting.
Do San lalu menyuruh Chul San memeriksa aktivitas log.
Do San : Cek apa ada IP dari luar yang masuk.
Chul San mengerti.
Lalu Yong San datang.
Yong San : Ada apa ini?
Do San : Kita harus pulihkan dulu. Penjelasannya nanti. Cek apa ada fail aneh terdaftar di penjadwalan pekerjaan.
Yong San : Baiklah.
Si kembar yang kesal, beranjak keluar.
Samsan Tech bekerja.
In Jae, Dae Myung dan I Su membiarka mereka bekerja dan pergi keluar.
Chul San : Hei. Dari catatan penjadwalan pekerjaan, ada fail aneh yang dijalankan tiga jam lalu. Namun, failnya sudah tak ada.
Do San : Sepertinya sudah dihapus. Sudah dihentikan setengah jalan. Sistem pelindung mengasingkannya. Beri padaku setelah ketemu.
Do San akhirnya menangkap file yang aneh.
Do San : Rasanya seperti dejavu. Ini seperti…
Chul San : Ya, benar. Seperti enam tahun lalu, waktu kau selamatkan aku dari perangkat pemeras.
Do San : Ya, benar. Kodenya juga mirip. Apa pelakunya sama?
Chul San : Mustahil.
Yong San : Sudah kutemukan. Ada di tempat penyimpanan lokal.
Yong San langsung memberikannya ke Do San.
Semua berkumpul. Do San mulai bekerja. Tak lama, Do San menemukan kunci deskripsi yang mereka butuhkan.
Dan…. In Jae Company selamat!
Dal Mi yang sudah stress sejak tadi pun langsung lemas.
Sa Ha memegangi Dal Mi.
Do San berdiri dan menggendong Dal Mi dan bilang ke mereka kalau dia mau ambil air dulu.
Yong San yang mengerti pun beranjak pergi.
Chul San gak ngerti-ngerti.
Chul San : Hei, air ada di sana.
Sa Ha gemes, dia menggandeng Chul San dan membawa Chul San keluar.
Chul San senyum2 digandeng Sa Ha.
Do San mendudukkan Dal Mi di kursi santai.
Lalu Do San membuka kulkas, mengambil dua botol air dan memberikan botol yang satu ke Dal Mi.
Do San : Kau tak apa?
Dal Mi : Ya. Aku tadi hanya sangat lega. Kapan kau kembali?
Do San : Sepekan lalu.
Dal Mi : Kau kembali ke Korea?
Do San : Tidak. Hanya liburan.
Dal Mi sedikit kecewa mendengarnya, ternyata begitu. Dal Mi lalu tanya, kapan Do San balik ke Amerika.
Do San bilang pekan depan.
Dal Mi menganggu-angguk. Lalu hening sejenak, sebelum Dal Mi mulai bicara lagi.
Dal Mi : Tadinya aku khawatir soal NoonGil. Terima kasih. Kudengar itu diakuisisi yayasan terkenal yang bagus. Namanya K. Jonse?
Do San : Ya. Kami bertemu di pesta relasi. Dan dia menyukai visi NoonGil.
Dal Mi : Kau hebat. Sampai bisa bertemu orang terkenal. Pasti menyenangkan.
Do San mengiyakan. Tapi wajahnya tampak sedih.
Do San : Hingga aku merasa bosan.
Dal Mi lalu menyadari penampilannya yang kacau.
Dia pun kesal dan berkata kenapa mereka harus ketemu lagi disaat begitu.
Do San bilang Dal Mi masih sama.
Dal Mi : “Masih tetap sama”? Benar. Aku memang tak pernah berubah. Selalu berantakan dan kacau.
Do San : Bukan itu maksudku.
Dal Mi : Terima kasih untuk hari ini.
Do San : Aku juga. Setelah sekian lama aku berusaha keras lagi.
Mereka lalu diam-diaman lagi.
Chul San, Yong San dan Sa Ha lewat di depan kantor In Jae dan mereka mendengar In Jae lagi marah-marah di telepon.
In Jae marah. Dia bilang tesnya sebentar lagi.
In Jae : Kami harus bagaimana jika dua pengembang utama keluar? Tunggu, Shin Hyun-ssi! Shin Hyun-ssi!
Hyun mutusin panggilan In Jae.
I Su bilang, Jung juga gak bisa dihubungi. Ponselnya mati.
In Jae resah.
Yong San tanya ke Chul San, waktu mereka di Korea berapa hari lagi.
Ji Pyeong yang baru datang, berpapasan dengan 3 petugas TI.
Ji Pyeong bingung, lalu dia memanggil Dong Cheon yang lagi ngasih pengarahan ke peserta Sand Box.
Ji Pyeong : Apa ada yang diretas? Kenapa ada tim keamanan TI?
Dong Cheon : Mereka dipanggil oleh Nona Won dan Nona Seo. Semalam, Cheongmyeong Company terkena perangkat pemeras. Sangat kacau. Mereka bergadang dan hubungi semua tim keamanan yang…
Ji Pyeong langsung pergi padahal Dong Cheon belum selesai bicara.
Dong Cheon ngelus dada.
Dong Cheon : Tak apa-apa. Dia bukan mengabaikanmu. Dia memang selalu begitu.
Dal Mi lagi melihat penampilannya yang kacau di cermin. Dia lalu melihat kancingnya yang hampir putus.
Dal Mi : Harusnya aku tidak pakai baju ini.
Lalu Ji Pyeong datang.
Ji Pyeong : Dal Mi-ya, maksudku, Seo Daepyeonim, apa yang terjadi? Terkena perangkat pemeras?
Dal Mi : Sudah selesai. Kunci dekripsinya ditemukan dan semua dipulihkan.
Ji Pyeong : Bagaimana bisa?
Dal Mi pun cerita kalau kemarin, Do San datang.
Dal Mi : Chul San, Sa Ha, juga Yong San. Mereka semua datang membantuku.
Ji Pyeong lantas menatap jaket Do San yang tergantung di kursi Dal Mi. Dia pun sedikit kesal mendengar Do San yang membantu Dal Mi, tapi dia juga lega masalah Dal Mi udah beres.
Trio San sedang menikmati street food. Chul San bilang, dia seperti hidup lagi.
Chul San : Aku sangat merindukan ini saat di Amerika.
Yong San : Melebihi daging sapi?
Chul San : Sejuta kali lipat.
Yong San : Sepertinya Shin Hyun dan Shin Jung berhenti dari kantor.
Do San : Apa? Kenapa?
Chul San : Mereka melarikan diri. Mereka tak bisa menyelesaikan masalah, tapi malah kabur.
Yong San : Tesnya sebentar lagi. Aku khawatir.
Do San terdiam mendengarnya.
Chul San lalu menyuruh mereka mengikutinya.
Chul San : Jangan pikirkan orang lain lagi. Ayo lakukan pemungutan suara.
Do San : Untuk apa?
Yong San : Kenapa masih tanya? Mau beli apartemen di mana jika saham sudah cair. Pemandangan Sungai Han atau San Francisco.
Tapi Chul San bilang bukan itu.
Chul San : Terus bekerja di Amerika dan dapat saham dari 2STO, atau merelakan saham dan kembali hidup di Korea.
Yong San kaget, apa?
Chul San : Setelah di sini beberapa waktu, aku sadar. Cuaca dan udara di San Francisco memang bagus, tapi, entah kenapa, aku merasa bosan. Dan aku sadar setelah kembali ke sini. Aku lebih suka yang menantang.
Yong San : Jadi, kau mau kembali selamanya ke Korea?
Chul San : Ya. Jika kalian semua setuju. Do San-i, aku mau tanya, kau mau kembali ke Amerika atau disini? Kau pemegang suara penentu.
Yong San : Kenapa begitu?
Chul San : Aku mau tetap di sini, dan kau mau kembali. Satu lawan satu. Jadi Do San yang punya suara…
Yong San : Siapa bilang aku mau ke sana lagi? Aku juga mau tetap di sini. Jadi, dua lawan satu. Kau tak punya pilihan Do San-ah. Terima saja. Kalian ke Amerika bukan karena kalian mau. Tapi terpaksa karena salahku. Terima kasih tak pernah menyalahkanku.
Yong San merentangkan tangannya, mau meluk mereka tapi Chul San langsung mendorongnya.
Chul San : Sedang apa kau? Menggelikan.
Yong San : Sudah selesai makan?
Do San : Ya.
Yong San : Kalau begitu, cepat kembali ke Sand Box. Bajumu tertinggal di kantor Nona Seo.
Do San : Dasar berengsek. Bilang dari tadi. Harusnya bilang dari tadi.
Do San pergi tapi kemudian dia berbalik, menatap dua temannya lagi.
Do San : Dari awal sudah tiga lawan nol.
*Ikut seneng lihat Do San seneng, tapi dia masih insecure ya kalau udah ketemu sama Ji Pyeong.
Do San balik ke Sand Box dan menempelkan lagi memonya yang sempet dia ambil.
Di memo itu, ia menulis kalau ia pengen membuat salah paham jadi kenyataan.
Dal Mi masih di ruangannya. Penampilannya masih kacau. Omo, dia bahkan nangis.
Dal Mi lalu melihat jas Do San yang ketinggalan dan teringat pertanyaan Do San pas Do San nganterin dia pulang.
Do San tanya, apa yang Dal Mi sukai dari dirinya.
Saat itu, Dal Mi teringat pas di pesta relasi In Jae. In Jae tanya, mereka sedang menyiapkan bisnis, kan?
Dal Mi yang menggandeng lengan Do San, bingung menjawabnya.
Do San yang menjawab sambil terus menjaga tangan Dal Mi tetap di lengannya.
Dal Mi pun bilang, dia suka tangan Do San yang besar.
Do San berdiri di depan lift.
Lift membawa Do San ke atas. Tapi begitu pintu lift terbuka, Ji Pyeong sudah berdiri di depannya.
Do San berusaha tidak mempedulikan Ji Pyeong. Dia mau keluar tapi Ji Pyeong menahannya dan mendorongnya masuk ke lift.
Do San kesal dan menepis tangan Ji Pyeong darinya.
Ji Pyeong mengajak Do San bicara.
Nyali Do San langsung ciut pas Ji Pyeong ngajak dia bicara. Do San merasa insecure lagi.
Bersambung…
EPILOG :
Malam itu, malam saat In Jae Company diretas, Do San lagi nganterin ibunya.
Ibu : Padahal sudah sangat dekat. Kenapa mengantar ibu?
Do San : Aku harus melayani ibu saat aku di Korea. Ibu latihan menyetir, ‘kan?
Ibu : Ya, mulai kemarin.
Do San : Kalau begitu, saat ke bandara nanti antarkan aku dengan mobil ini.
Ibu : Baiklah. Ibu akan berlatih keras.
Ibu lalu nanyain Dal Mi. Ibu tanya, apa Do San udah nemuin Dal Mi.
Do San bilang belum.
Ibu : Tak mau temui dia.
Do San : Tidak.
Chul San menghubungi Do San.
Chul San bilang dia lagi sama Sa Ha.
Do San seneng denger Chul San ketemu lagi sama Sa Ha.
Chul San bilang ada telepon dari Dal Mi.
Chul San : Sistem kemudi otomatis yang segera dites terkena perangkat pemeras. Keadaannya sangat kacau sekarang. Jika tak bayar, mereka akan hapus kunci dekripsinya.
Do San : Dimana Dal Mi?
Chul San : Pasti di kantor. Aku sedang menuju ke sana. Aku tak bisa selesaikan sendiri. Bisakah kau segera ke sana?
Do San lalu bilang pada ibunya kalau dia harus segera pergi.
Ibu ngerti. Do San pun nurunin ibunya di pinggir jalan.
Do San lalu pergi.
Dalam perjalanan dia menghubungi Dal Mi.
Dal Mi : Halo, ini aku Seo Dal Mi. Kau manajer keamanan TI Konstruksi Taeram?
Do San : Dal Mi-ya, naya. Do San-ah.