Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 15 Part 4, Jika ingin melihat full recapnya ada pada tulisan yang ini ya gaes. Tetapi ada juga bagian part 3 yang bisa kamu temukan link dari Eps sebelumnya ada di sini.
Dal Mi gak bisa tidur, akhirnya sms Sa Ha. Dia tanya, gimana cara Sa Ha mengatasi insomnia.
Sa Ha ngirimin video Chul San.
Dal Mi syok dan langsung nyampakin ponselnya ke kasur.
Dal Mi : Sial. Mataku. Njirr, si Dal Mi. Jadi ingat adeknya Ju Kyung.
Dal Mi lalu memikirkan kata-kata Do San.
Do San : Bagiku, berlayar tanpa peta itu menakjubkan. Aku bisa saja gagal, tapi takkan menyesal. Baik waktu itu, sekarang, ataupun nanti. Aku akan selalu mendukung apa pun keputusanmu. Jadi, jangan biarkan kami menghalangi keputusanmu.
Dal Mi kemudian menyadari hari sudah mulai pagi.
Dal Mi keluar kamar dan terkejut melihat halmeoni nya lagi ngaduk adonan.
Dal Mi pun mendekati halmeoni :
Dal Mi : Halmeoni. Kenapa belum tidur?
Halmeoni : Ibumu membuat kesalahan. Aku berusaha memperbaikinya.
Dal Mi : Kesalahan? Kesalahan apa?
Halmeoni : Katanya dia sudah menyewa ruang komersial. Dia mau buka toko corn dog.
Dal Mi : Ibu begitu? Memang dia bisa?
Halmeoni : Karena itulah. Dia bilang bisa karena ada aku.
Dal Mi : Lantas, karena itu kau tak tidur dan malah buat adonan tengah malam begini?
Halmeoni : Aku bahkan tak bisa tidur karena khawatir. Kenapa lakukan hal yang dia tak bisa? Bisa-bisanya dia tidur nyenyak sekarang.
Dal Mi : Jadi kau akan membantunya?
Halmeoni : Tempatnya sudah telanjur disewa. Mau bagaimana lagi?
Dal Mi senyum-senyum mendengarnya.
Halmeoni lalu tanya gimana adonannya. Dal Mi bilang sudah sempurna.
Dal Mi : Halmeoni, sepertinya tokonya akan sukses.
Halmeoni : Bagaimana bisa dengan mata begini? Tak akan bisa. Meski begitu, harus kulakukan. Tak ada jalan lain.
Mendengar jawaban halmeoni, Dal Mi pun berterima kasih.
Dal Mi bilang halmeoni udah ngasih dia jawaban. Dal Mi lalu memeluk halmeoni.
Direktur Han kita terbangun. Dengan mata masih terpejam, dia nanya ke Yeong Sil sudah jam berapa.
Karena Yeong Sil gak jawab, dia akhirnya bangun dan kaget mendapati dirinya ada di kamar asing.
Ji Pyeong pun akhirnya ingat tadi malam dia minum sama keluarga Do San.
Dia juga ingat kelakuannya pas mabuk saat Do San ngasih dia piyama kotak-kotak/
Ji Pyeong : Baju ini kotak-kotak. Lihat aku. Kotak-kotak! Samsan Check! Kotak-kotak! Sepertinya aku akan muntah.
Ji Pyeong pun kesal karena ingat semuanya. Dia ngomel sendiri, bilang harusnya dia gak ingat apapun karena minum sebanyak itu.
Lalu dia ingat pas Do San bilang Dal Mi suka padanya karena tangannya besar.
Teringat itu, Ji Pyeong melihat tangannya dan akhirnya menyadari yang disukai Dal Mi adalah Do San.
Ji Pyeong keluar dari kamar dan melihat Do San lagi sama ibu di dapur.
Ibu tanya, mau pakai cabe atau enggak di sup ikannya.
Ibu : Direktur Han suka pedas?
Do San : Mungkin dia suka.
Do San sendiri lagi memeriksa kulkas dan tanya apa mereka punya kongjaban.
Ibu : Ada. Di tempat yang tutupnya biru. Memangnya kenapa?
Do San : Direktur Han suka. Aku mau membungkuskan ini untuknya.
Mendengar itu, Ji Pyeong pun balik ke kamar Do San tanpa bersuara.
Do San masuk ke kamarnya dan melihat Ji Pyeong sudah rapi.
Do San : Sudah sadar sepenuhnya? Makanlah sebelum pergi.
Tapi Ji Pyeong jutek. Ji Pyeong bilang dia tak perlu makan.
Do San : Kalau tidak, bawa pulang kongjaban. Kongjaban kami sangat enak.
Ji Pyeong : Aku tak suka itu.
Do San : Waktu itu kau bilang…
Ji Pyeong : Kenapa kau sangat tak peka?
Do San kaget Ji Pyeong marah-marah.
Do San : Kenapa kau tiba-tiba marah?
Ji Pyeong : Aku ambil surat dan tumbuhannya.
Do San : Apa? Itu tak adil. Kita sudah sepakat untuk saling tukar.
Ji Pyeong bilang tetap saja dia kalah.
Do San : Kalah? Apa maksudmu?
Ji Pyeong : Nam Do San-ssi, tadinya aku mau coba bertahan karena kau tak peka. Tapi tak bisa lagi. Dengarkan aku. Tak akan kuulangi.
Sekarang, Do San berlari di jembatan penyebrangan.
Di mobilnya, Ji Pyeong menatap tumbuhan Dal Mi dan surat-surat Dal Mi dengan sorot mata pedih.
Ji Pyeong lalu bilang, itu sudah cukup. Maksudnya memiliki tumbuhan dan surat Dal Mi sudah cukup baginya.
*Kasihan Ji Pyeong.
Dal Mi lagi di papan memo, pas Do San datang. Dal Mi bilang dia lagi mengenang saat mereka pertama kali masuk Sand Box.
Dal Mi : Kau juga menulisnya, ‘kan?
Do San : Ya. Aku menulisnya.
Dal Mi : Berapa peluangku bisa menemukan tulisanmu?
Do San : Entahlah. Sepertinya ada 5.000 kertas. Mungkin peluangnya 0,0002 persen?
Dal Mi : Apa peluang kita bisa menang tender juga sebesar itu?
Dal Mi lalu bilang mereka akan ikut tender jika dia berhasil menemukan memo Do San dalam 1 jam.
Dal Mi mulai mencari. Do San teringat kata-kata Ji Pyeong tadi sebelum Ji Pyeong pergi dari rumahnya.
Ji Pyeong minta Do San berhenti merasa rendah diri.
Ji Pyeong : Percayalah kepada dirimu dan lihatlah Dal Mi lagi. Lantas kau akan tahu siapa yang Dal Mi suka sebenarnya.
Ji Pyeong lalu melihat tangan Do San. Dia bilang, Do San berhasil mengalahkan kenangan mereka dengan satu tangan itu.
Flashback end…
Dal Mi masih mencari tulisan Do San.
Do San pun akhirnya ngasih tulisannya ke Dal Mi dan ngajak Dal Mi mengikuti tender.
Dal Mi : Kenapa kau yang menemukannya? Harusnya aku.
Do San lalu tanya kenapa Dal Mi menyukainya. Dia bilang dia bukan cinta pertama Dal Mi, bukan juga orang yang mengirimi Dal Mi surat. Dia udah membohongi Dal Mi dan melukai Dal Mi. Harusnya Dal Mi gak menyukainya.
Dal Mi bilang dia tak tahu dan minta Do San gak terus bertanya soal itu.
Tapi Do San terus bertanya.
Dal Mi pun bilang dia hanya menyukai Do San. Kenapa dia butuh alasan untuk menyukai Do San.
Terakhir, Dal Mi bilang karena itu Do San. Do San lah alasannya.
Do San pun tersenyum mendengarnya. Lalu dia mencium Dal Mi.
Yong San mendekati Sa Ha yang baru datang. Dia bilang dia mencoba membuat itu di rumah.
Yong San nunjukin anagramnya. Chul San yang cemburu, langsung menjatuhkan buku Yong San.
Yong San dan Sa Ha kaget.
Chul San minta maaf. Lalu dia bertingkah akan mengambil buku Yong San, tapi malah menendang buku Yong San.
Yong San : Kau sedang apa?
Chul San : Bukan apa-apa. Biar kupungut.
Tapi Chul San terus menendang buku Yong San.
Chul San : Kenapa buku catatannya kabur terus? Mungkin dia punya kaki.
Sa Ha menatap kesal Chul San.
Chul San bahkan menendang buku Yong San keluar.
Yong San : Apa kau kesal padaku?
Chul San bilang enggak, dia bahkan kekeuh bilang dia gak kesal.
Sa Ha yang kesal, akhirnya pergi.
Bersamaan dengan itu, DoDal datang. Dal Mi memungut buku Yong San dan tanya apa itu.
Sa Ha bilang Yong San membuat anagram karena mau menangkap peretas waktu itu.
Sa Ha pergi.
Do San melihatnya dan membaca nama Apollon dan Artemis di sana.
Do San : Apa ini?
Pimpinan Won bilang ke Sang Soo kalau dia udah dapat persetujuan pembatalan adopsi dari In Jae.
Sang Soo : Perceraian sudah selesai, dan adopsinya juga sudah dibatalkan. Mereka bukan keluarga lagi. Jadi, anggap saja tak ada.
Pimpinan Won : Dia bahkan menamai perusahaannya dengan nama ayahnya. Yang benar saja.
Sang Soo : Maksud Ayah Cheongmyeong Company? Ayah tak perlu pedulikan itu. Itu bahkan tak sebesar lalat.
Pimpinan Won : Apa kau menangkap lalat karena lalat besar? Kau menangkapnya karena dia mengganggumu.
Pimpinan Won lalu bilang kalau dia mau melihat In Jae sekeluarga tak bisa melakukan apapun lagi.
Sang Soo : Lantas, kita harus apa?
Pimpinan Won : Seo Dal Mi pernah mengancam kita, kan? Kurasa kita harus lakukan hal yang sama.
Flashback…
Dal Mi bilang ke Pimpinan Won kalau citra perusahaan bisa hancur karena tulisan wartawan.
Pimpinan Won memberikan Sang Soo kartu nama Reporter Choi.
Pimpinan Won : Temui Reporter Choi dari Harian Hyungju. Kita sudah pakai banyak kolom iklan di sana, jadi, dia akan membantu kita.
Ji Pyeong sendiri sedang menuju ruangannya sambil bicara dengan Dong Cheon di telepon.
Ji Pyeong : Sudah hampir sampai. Akan segera kuperiksa.
Dong Cheon : Tapi Nona Seo sudah menunggumu.
Ji Pyeong pun melihat Dal Mi dari depan pintu.
Ji Pyeong lalu bilang ke Dong Cheon kalau dia mau memeriksa di tempat yang lebih tenang dan minta Dong Cheon mengirimkan ke emailnya.
Ji Pyeong memutus teleponnya dan beranjak pergi.
Ya, Ji Pyeong menghindari Dal Mi untuk melupakan perasaannya.
Dong Cheon pura-pura masih bicara di telepon. Dong Cheon bilang dia lupa kalau Ji Pyeong dinas keluar dan akan memberitahu Dal Mi.
Dong Cheon pun bilang ke Dal Mi kalau Ji Pyeong dinas diluar.
Dal Mi : Ya, aku sudah dengar semuanya. Tak apa-apa.
Dal Mi pun pergi.
Ji Pyeong di ruang rapat sendirian. Dia sibuk dengan ponselnya,, tapi telepon dari Dong Cheon masuk.
Ji Pyeong : Ya, kenapa?
Dong Cheon : Nona Seo sudah pergi. Dia sangat tahu kau menghindarinya.
Ji Pyeong : Aku segera ke ruangan.
Ji Pyeong beranjak ke pintu. Tapi kemudian dia bersender di pintu dan merasa dirinya jahat.
Tiba-tiba, Dal Mi membuka pintu.
Ji Pyeong langsung jatuh dan Dal Mi memegangi Ji Pyeong.
Ji Pyeong kaget dan bergegas berdiri,
Dal Mi : Ternyata kau disini, Direktur Han.
Ji Pyeong : Ya, ada yang harus kuperiksa dengan tenang. Masuklah. Aku memang mau keluar.
Ji Pyeong pergi.
Dal Mi tanya, apa Ji Pyeong menghindarinya.
Langkah Ji Pyeong langsung berhenti.
Ji Pyeong : Aku tahu apa yang akan kau katakan.
Ji Pyeong akhirnya berbalik, menatap Dal Mi.
Ji Pyeong : Kukira aku bisa tetap tenang dan biasa saja dalam keadaan seperti ini. Nyatanya aku menjadi jahat. Aku tidak baik-baik saja.
Dal Mi : Direktur Han.
Dal Mi terlihat sedih Ji Pyeong menghindar darinya.
Ji Pyeong : Tapi memang jika aku baik-baik saja itu artinya aku tak sesuka itu kepadamu.
Dal Mi : Maafkan aku.
Ji Pyeong : Maafkan aku juga. Sepertinya untuk sementara waktu aku akan begini kepadamu.
Dal Mi memberitahu Ji Pyeong kalau dia akan ikut tender itu.
Ji Pyeong tersenyum dan bilang keputusan yang bagus.
Ji Pyeong lalu pergi.
Dal Mi hanya bisa terdiam memandangi Ji Pyeong pergi.
*Nyeseknya sampai sini,,, sy pernah ngerasain di posisi Ji Pyeong. Suka sama seseorang tapi orang yang kita suka menyukai orang lain.
In Jae berdiri di depan logo Sand Box.
Dal Mi kemudian datang.
In Jae : Jadi, kau sungguh akan ikut tender?
Dal Mi : Ya. Aku akan ikut, tapi tak yakin akan berhasil.
In Jae : Lebih aneh jika kau yakin akan berhasil.
Bu Yoon lewat dan melihat mereka.
In Jae : Anggap saja proses mengikuti tender ini adalah tes MVP.
Dal Mi : Eonni, beri tahu aku semua berkas dan pengalamanmu waktu ikut tender.
In Jae : Jangan khawatir.
Bu Yoon tersenyum melihat mereka.
Bu Yoon mau pergi, tapi berhenti melangkah karena mendengar mereka bicarakan logo Sand Box.
In Jae : Kau percaya? Katanya itu kau.
Dal Mi : Tidak percaya. Dia terlalu jelek.
In Jae : Tidak. Dia lebih cantik daripada kau.
Dal Mi : Tidak. Sangat berbeda dengan aslinya.
In Jae : Tidak. Waktu kecil kepalamu sangat besar.
Dal Mi : Memang aku serangga?
In Jae : Ya, kepalamu.
Dal Mi : Kepalamu yang lebih besar dulu.
In Jae : Benar, kepalaku dulu memang besar. Hidungmu juga besar.
Dal Mi : Apa maksudmu hidungku besar? Hidungku mancung.
In Jae : Tidak mancung, tapi lebar ke samping.
Bu Yoon tertawa mendengarnya.
Trio San mencoba lagi mobil kemudi otomatis mereka. Chul San heran kecepatan mobil mendadak turun padahal gak ada mobil lain di depan.
Yong San : Sepertinya logika pendeteksinya salah mendeteksi.
Do San : Coba lewati jalan tadi lagi. Jika sama, kita perbaiki logikanya.
Sa Ha mendekati Dal Mi.
Sa Ha : Kau bisa dapatkan data DQ Group? Aku belum tahu bagaimana harus memperbaiki tampilan produknya.
Dal Mi : Mungkin sulit. Itu data perusahaan. Tapi akan aku cari tahu. Biar kucari.
Sa Ha : Baik.
Chul San dan Yong San kecapek-an. Mereka bobok dengan laptop masih terbuka di pangkuan mereka.
Sa Ha datang dan menyelimuti Chul San.
Mereka lalu bekerja lagi, tak kenal lelah.
Pagi kembali datang. Nyonya Cha lagi bersiap untuk jualan.
Dal Mi memberikan halmeoni obat yang bagus untuk sendi.
Halmeoni tanya, kenapa Dal Mi membelinya.
Dal Mi : Ini sangat bagus untuk lututmu. Jika kau mau berjualan, lututmu harus kuat. Kau harus rajin minum ini setiap hari.
Halmeoni : Baiklah, aku paham.
Nyonya Cha : Apa hari ini kau ada janji penting?
Dal Mi : Benar. Adonannya sudah siap semua?
Nyonya Cha :Ya.
Halmeoni : Ini hari pertama berjualan, entah apakah akan ada pembeli. Astaga. Jantungku berdebar.
Nyonya Cha : Ibu, tadi pagi kau minum kopi dengan espreso tambahan. Makanya kau berdebar.
Halmeoni : A Hyeon-ah, kau pasti akan panjang umur.
Nyonya Cha : Kenapa?
Halmeoni : Aku sering mengumpatmu dalam hati.
Nyonya Cha : Ibu bisa saja.
Dal Mi : Musim gugur sudah tiba.
Nyonya Cha : Benar. Bau daun ginkgo sangat menyengat, ‘kan?
Dal Mi : Tidak. Nenek sudah mekar dengan cantik. Nenek adalah bunga kenikir.
Halmeoni : Yang benar saja.
Dal Mi lalu melirik jamnya dan bilang dia sudah terlambat.
Tapi sebelum pergi, Dal Mi memeluk ibunya dan mengucapkan terima kasih.
Nyonya Cha bahagia.
Sang Soo dan si kembar sudah berada di tender.
Mereka lalu melihat DoDal.
Sang Soo : Aku memang sudah menduga. Ternyata mereka sungguh ikut tender.
Hyun : Bukankah mereka terlalu berambisi?
Jung : Mereka tak paham kedudukan mereka.
Malam harinya, Sang Soo menemui Reporter Choi. Sang Soo minta Reporter Choi untuk menjatuhkan Cheong Myeong Company.
Besok paginya, Reporter Choi pergi ke Cheongmyeong Company.
Dia bilang, dia mau membuat artikel soal perusahaan rintisan.
“Boleh aku wawancara?”
DoDal cs mengizinkan.
Reporter Choi bilang dia sudah bertanya pada banyak perusahaan.
“… dan semua bilang Cheongmyeong Company adalah yang terbaik di bidang ini.”
Chul San nyombong, apa kabarnya sudah menyebar?
Lalu mereka tertawa.
Reporter Choi ingat saat Sang Soo memberitahunya soal Cheongmyeong Company yang terkena perangkat pemeras.
“Kalian bisa sampai di sini meskipun baru. Pasti kalian alami banyak kesulitan. Apa ada hal yang masih kalian ingat?” tanya Reporter Choi.
“Tentu saja banyak kesulitan. Namun, kami bisa selesaikan itu semua dan ada di tingkat aman sekarang.” jawab Dal Mi.
“Waktu itu, ada perusahaan yang kena perangkat pemeras dan harus bayar lebih dari 200 juta untuk dapat kunci.” ucap Reporter Choi.
Pegawai Cheongmyeong bilang mereka juga kena.
Flashback ke Sang Soo, seharusnya dari awal Cheongmyeong gak boleh kena perangkat pemeras.
Sang Soo : Dan perusahaan itu juga tak pantas mendapatkan proyek besar ini.
Reporter Choi : “Perusahaan Rintisan Kemudi Otomatis Terkena Retas.” Hidup Pengemudi Juga Bisa Diretas!” Jika berita ini tersebar, mereka akan sulit memenangkan tender itu, ‘kan? Jika berita ini tersebar, perusahaan rintisan seukuran ini juga bisa hancur.”
Beralih ke Ji Pyeong yang bergegas menuju suatu tempat. Wajahnya tampak cemas dan dia berusaha menghubungi seseorang.
Bersambung…
EPILOG :
Dal Mi memberikan memo yang ditulisnya ke Do San.
Di memo itu tertulis, Dal Mi ingin naik ke lantai atas.
Dal Mi : Aku berhenti bekerja agar bisa mengikutimu berbisnis. Jika dipikir lagi, dulu aku sangat berani.
Do San lalu mengaku kalau di 2STO dia bukan ditugaskan memegang kemudi otomatis.
Do San : Aku memintanya.
Dal Mi : Kenapa?
Do San : Siapa tahu kau masih ingat hari itu seperti aku. Jika kau memulai proyek kemudi otomatis dengan ingatan itu… Aku ingin melakukannya bersamamu. Jadi, aku akan menjadi piala, harga dirimu, juga mimpimu. Aku mau jadi sumber semangat dan sayapmu. Dengan menjadi diriku sendiri. Karena itu aku memulainya. Bagaimana denganmu?
Dal Mi : Aku juga.
Dal Mi lalu mengajak Do San mengikuti tender itu.
Dal Mi : Aku memutuskan ini setelah memikirkan semua kemungkinan.
Do San : Baiklah.
