The Glory 2 Eps 4 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory 2 Episode 4 Part 2 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA.

Dong Eun mengacak-ngacak tong sampah, mencari sesuatu, di tengah hujan deras.

Tak lama, dia menemukan sebuah kotak berlabel, “Dari ibu Kim Si Woo’. Dong Eun geram.

Dia langsung pulang ke rumahnya. Sang ibu yang lagi membongkar belanjaannya pun kaget.

Nyonya Jung : Kau seharusnya menelpon jika mau datang.

Dong Eun melihat semua belanjaan ibunya.

Nyonya Jung langsung memegangi seluruh barangnya.

Nyonya Jung : Biarkan ini. Aku bahkan belum melepas labelnya.

Dong Eun membongkar isi dari salah satu paper bag.

Isinya, baju dan tas mewah.

Dong Eun kecewa berat, itu hal terakhir yang seharusnya kau lakukan. Kau bisa melacakku dan tetap menjadi orang tak tahu malu, tetapi teganya kau memihak jalang penghancur hidup anakmu! Teganya kau meninggalkanku lagi! Teganya kau meninggalkanku begini lagi! Itu satu hal yang seharusnya tak kau lakukan walau itu membunuhmu!

Nyonya Jung : Kau tahu berapa harganya? Ini mahal!

Emosi, Dong Eun mengambil gunting dan menggunting tas baru ibunya.

Sang ibu marah dan memukulinya tetapi Dong Eun terus merusak tas ibunya.

Sang ibu marah dan memukul pipi Dong Eun dengan gantungan baju.

Dong Eun terkejut dan menatap sang ibu dengan tatapan nanar. Pipi Dong Eun terluka.

Dong Eun yang kian emosi, merobek baju2 baru ibunya.

Sekarang, Dong Eun menangis sejadi2nya di dalam mobilnya sambil menekan luka di pipinya dengan sapu tangan. Di tengah tangisannya yang pilu, seseorang datang

Dong Eun pikir siapa, ternyata Jae Joon.

Dong Eun mengklakson Jae Joon dengan emosi.

Jae Joon : Hei, untuk apa itu? Keluarlah. Ha Do Yeong datang ke kantor polisi. Kau bilang hanya mengirimnya kepadaku. Kau mengkhianatiku?

Dong Eun pelan2 melajukan mobilnya.

Jae Joon menertawakan Dong Eun, menyuruh Dong Eun menabraknya tapi Dong Eun tak berani.

Jae Joon terus tertawa.

Tiba2, Yeo Jeong datang dengan mobilnya ke arah Jae Joon. Jae Joon kaget dan terjatuh.

Yeo Jeong pun turun dan memakai payung Jae Joon yang tadi jatuh.

Yeo Jeong : Kau tak apa-apa? Aku baru dapat mobil ini. Aku belum terbiasa kemudikan. Kau tak apa-apa?

Jae Joon kesal dan melihat tangannya yang kena becek.

Jae Joon : Kau mabuk?

Yeo Jeong : Kenapa kau berdiri didepan mobil saat hujan deras? Berbaju serba hitam. Jika bukan karena mobil bagusku, kau bisa tertabrak. Cobalah lebih berhati-hati. Kau tak mau mati muda.

Jae Joon, shibal. Kau gila?

Yeo Jeong memberikan kartu namanya ke Jae Joon. Jae Joon makin kesal.

Yeo Jeong nyelipin kartu namanya ke saku Jae Joon.

Yeo Jeong : Jika kau mau melaporkanku atau minta uang, ke nomor itu.

Yeo Jeong mengembalikan payung Jae Joon dan kembali ke mobilnya tapi Jae Joon masih di depan mobil.

Yeo Jeong : Aku akan putar balik mobilnya. Jika kau berdiri di sana, pasti tertabrak.

Yeo Jeong mulai melajukan mobilnya mendekati Jae Joon. Jae Joon sontak melangkah mundur. Yeo Jeong terus mendekati Jae Joon dengan mobilnya. Kini, Jae Joon terjepit diantara mobilnya dan mobil Yeo Jeong.

Kesempatan itu langsung digunakan Dong Eun untuk pergi.

Setelah memastikan Dong Eun benar2 pergi, barulah Yeo Jeong pergi.

Jae Joon teriak kesal, HEI! Apa masalahnya?

Kamera menyorot tenda Dong Eun di rumah Yeo Jeong.

Di dalam, Dong Eun termenung sambil memegangi pipinya.

Dong Eun ingat kata2nya tadi ke ibunya.

Flashback…

Dong Eun : Kuserahkan surat permohonan berhenti sewa. Waktumu satu minggu. Kuharap hari ini, terakhr kalinya aku melihatmu selama sisa hidupku.

Nyonya Jung : Berhenti bicara dan pergilah. Berapa kali harus kubilang. Darah lebih kental dari air. Aku dapat satu dokumen dari kantor komunitas. Itu akan memberitahuku lokasimu.

Nyonya Jong mengambil miras di kulkas, lalu melirik Dong Eun.

Nyonya Jung : Pergiah sembunyi. Lihat apa aku bisa menemukanmu atau tidak.

Flashback end…

Dong Eun menahan tangisnya sambil mengompres pipinya dengan handuk.

Lalu dia melihat bayangan Yeo Jeong yang mondari mandir di depan tenda. Yeo Jeong terlihat memegang sesuatu. Dong Eun pun mengatakan dia baik-baik saja. Yeo Jeong berhenti mondar mandir.

Yeo Jeong : Aku juga.

Dong Eun : Kau sibuk apa?

Yeo Jeong : Aku hanya…. hanya menunjukkan bahwa aku ada disini. Apa terlihat?

Dong Eun terdiam sejenak. Menahan rasa sakitnya.

Dong Eun : Bagaimana kau tahu aku ada di sana?

Yeo Jeong : Ibumu menghubungiku. Park Yeon Jin pasti memberinya nomorku.

Dong Eun masih mengerem tangisnya.

Yeo Jeong : Sekedar informasi, aku berniat lebih awal dan tidur sampai siang. Jadi yang nyaman saja. Selamat malam.

Dong Eun : Selamat malam.

Ternyata Yeo Jeong memegang kotak obat. Dia hanya bisa berdiri terpaku memegang kotak obatnya karena Dong Eun tidak mau keluar.

Yeo Jeong beranjak ke jendela dan menaruh kotak obat di atas meja.

Lalu dia melihat pesan Nyonya Jung di ponselnya.

Nyonya Jung : Dimana klinikmu? Bisa kutemui? Kudengar kau dokter, aku mau berterima kasih dan mengajak makan….

Yeo Jeong menghela nafas dan menatap keluar jendela.

Hujan masih deras.

Besoknya, Dong Eun ke gereja. Tangannya memegang alkitab.

Dia terus menaiki tangga menuju ke gereja. 3 orang preman yang kemarin, sudah menunggu. Mereka menyelipkan sebuah ponsel ke tangan Dong Eun dan berkata itu ponsel sekali pakai, berisi foto-fotonya.

Hyeon Nam yang melihat Dong Eun masuk gereja, menghubungi Yeon Jin. Dia memberitahu Yeon Jin kalau Dong Eun ada di gereja.

Yeon Jin : Gereja? Apa dia akan mendadak bertobat dan mencari keselamatan?

Hyeon Nam : Kurasa. Entah apa Tuhan sedang di rumah.

Yeon Jin lalu tanya, memangnya kenapa kalau Dong Eun ke gereja.

Hyeon Nam bilang gereja yang didatangi Dong Eun milik Sa Ra. Yeon Jin kaget.

Sa Ra di ruang ganti, menerima pesan dan sebuah foto dari seseorang.

Foto itu adalah fot narkoba, lengkap dengan alat hisapnya.

Pesannya tertulis, bahwa Sa Ra diundang ke taman eden.

Dong Eun di kursi gereja. Mengirimi Sa Ra pesan dari ponsel sekali pakai yang diberikan si preman. Dialah yang mengirim foto2 narkoba ke Sa Ra.

Dong Eun : Kau terekam kamera. Jangan malu-malu dan senyum, Sa Ra.

Sa Ra pun teler di dalam gereja yang lagi dibangun.

Orang2 di gereja Sa Ra, menerima kiriman foto Sa Ra yang lagi teler.

Satu per satu mereka pergi. Ayah Sa Ra yang memimpin doa, heran melihat itu.

Sa Ra mulai berhalusinasi. Dia menatap lukisan sebuah pohon apel di depannya. Buah apel di dalam lukisan jatuh ke bawah. Ular yang melingkar di pohon, mendadak turun dan mendekati Sa Ra.

Sa Ra mendengar suara Myeong O ketika ular itu menatapnya.

Myeong O : Kau hanya pencandu yang sok seniman, Sa Ra-ya. Kau iblis terkutuk.

Sa Ra marah dan menyuruh si ular balik ke lukisan.

Ular itu kemudian berubah menjadi Myeong O.

Sa Ra : Lihat, kau tahu cara merangkak.

Myeong O : Kau pandai merangkak juga hari itu. Pikirkan. Coba ingat Sa Ra-ya, betapa kau merangkak seperti anjing.

Kita diperlihatkan flashback, ketika Sa Ra merangkak ke Myeong O di studionya.

Sa Ra teler.

Flashback end…

Sekarang, Sa Ra juga merangkak ke Myeong O.

Dia naik ke panggung tempat Myeong O berdiri.

Kita kembali diperlihatkan flashback, ketika Sa Ra merangkak ke Myeong O.

Sa Ra membuka celana Myeong O dan mulai menjilati bibirnya.

Flashback end…

Sa Ra : Sekarang, aku ingat.

Myeong O tersenyum padanya.

Sa Ra memegangi rok nya.

Orang2 mulai berkumpul dan memotret Sa Ra.

Dua detektif datang dan beranjak masuk ke dalam.

Dong Eun ada diluar, melihat Sa Ra.

Tak lama, Yeon Jin datang dan melihat Dong Eun.

Dong Eun melihat Yeon Jin.

Yeon Jin : Apa itu kau? Kau lakukan ini?

Dong Eun pun beranjak ke Yeon Jin.

Dong Eun : Aku berusaha keras. Kau suka?

Yeon Jin : Sia-sia kau melakukan ini. Sa Ra pelanggar pertama. Langsung bebas. Kau tak bisa jatuhkan kami dengan hal begini.

Dong Eun : Benarkah? Maka cobalah sekuat tenaga agar tak jatuh, Penyiar Cuaca A.

Yeon Jin bingung maksud Dong Eun.

Seong Hee mengunggah tentang Yeon Jin di internet. Dia menyamarkan nama Yeon Jin dengan nama ‘Penyiar Cuaca A’.

Seong Hee sendiri ada di kediaman So Hee. Dia memakai laptop So Hee. Ibu So Hee ada di balkon.

Ponsel Yeon Jin berbunyi. Yeon Jin langsung membukanya. Ada pesan di grup chat rekan-rekannya sesama penyiar.

“Lihat artikel kekerasan sekolah?”

“Narkoba? Penyiar siapa?”

Yeon Jin juga melihat ada unggahan foto tulisan tentang kelakuan Penyiar Cuaca A di grup chatnya.

Yeon Jin marah, apa yang kau lakukan!

Dong Eun : Sa Ra mungkin segera bebas, tetapi kau tak bisa. Kau pembunuh dan bukan pelanggar pertama.

Yeon Jin mendekati Dong Eun.

Yeon Jin tanya apa Dong Eun punya bukti.

Dong Eun : Kau tak bisa bayangkan.

Dong Eun tersenyum lebar menatap Yeon Jin.

Yeon Jin makin syok.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like