Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory 2 Episode 5 Part 1 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA.
Hari itu, hujan turun sangat deras.
Orang2 yang berlalu lalang, menonton rekaman video amatir Sa Ra mabuk yang disiarkan di videotron.
Seong Hee yang juga di sana, tersenyum menonton video Sa Ra.
Rekan2 Yeon Jin membaca unggahan Seong Hee soal perundungan yang dilakukan Penyiar Cuaca A.
Rekan2 dokter di RS Seoul Joo menonton video Sa Ra.
Salah satunya, Seong Heon.
Hyeon Nam di mobilnya, membaca unggahan soal perundungan yang Penyiar Cuaca A lakukan. Unggahan itu sudah dilike 4221 orang. Hyeon Nam membaca unggahan itu sambil makan telur rebus. Lalu dia meninggalkan komentar di unggahan itu.
Hyeon Nam : Ini jelas Park Yeon Jin, jalang yang akan berakhir di got.
Dua pegawai Do Yeong membaca komentar Hyeon Nam. Mereka kaget tahui itu Yeon Jin.
Lalu Do Yeong datang. Mereka langsung berhenti membaca dan berdiri.
Do Yeong berlalu begitu saja. Tapi dia tahu apa yang tengah dibaca dua pegawainya tadi.
Sa Ra mengambil passport nya. Dia berniat kabur tapi saat lagi mengemasi pakaiannya, suara ketukan di pintu terdengar.
“Lee Sa Ra-ssi, ini polisi! Lee Sa Ra-ssi?”
Sa Ra mengumpat, sial!
Dong Eun keluar dari tenda dan melihat Yeo Jeong ada di bawah.
Yeo Jeong yang duduk di bawah, menatap Dong Eun.
Yeo Jeong bilang seluruh negeri gempar.
Dong Eun : Aku tahu.
Dong Eun tersenyum tapi karena terlalu lebar, sakit di pipinya terasa lagi.
Yeo Jeong pun mengobati luka di pipi Dong Eun.
Yeo Jeong : Astaga, kau lupa aku dokter? Bagaimana jika nanti berbekas?
Dong Eun : Kulihat kau sangat ingin mengoleskan salep.
Yeo Jeong : Lihat itu. Kau tahu semuanya. Aku cemas sekali.
Yeo Jeong menempelkan plester ke luka Dong Eun.
Dong Eun : Cemas karena goresan kecil?
Yeo Jeong : Ya, lalu kenapa? Kau mau menuntutku?
Dong Eun tersenyum lagi tapi dia langsung meringis karena lukanya sakit.
Dong Eun : Kau mengobatinya dengan benar?
Yeo Jeong : Kau yang membiarkannya.
Dong Eun : Aku malu. Itu sebabnya. Apa ibuku menelponmu lagi?
Yeo Jeong : Percakapan ini jadi berubah. Kisah ini seharusnya punya akhir yang mengharukan.
Dong Eun : Kau belum sarapan, ya? Aku akan memasak hari ini.
Dong Eun beranjak ke dapur. Yeo Jeong mengejar Dong Eun.
Yeo Jeong : Jangan merusak hari indah.
Dong Eun : Apa masakanku seburuk itu?
Kamera menyorot layar laptop Yeo Jeong.
Do Yeong ke rumah si dukun untuk menjemput Yeon Jin. Yeon Jin nya masih terlelap. Si dukun bilang, Yeon Jin datang basah kuyup karena hujan, menggigil dan kini tidur.
Dukun : Namun ibunya belum bisa datang. Jadi aku cemas.
Do Yeong pun masuk. Dia menyuruh Yeon Jin bangun.
Do Yeong : Kenapa kau disini?
Do Yeong dan Yeon Jin di perjalanan.
Yeon Jin : Aku tak punya tujuan? Apa kau melihat internet juga?
Do Yeong : Mana mungkin tidak? Seisi kantor lihat.
Yeon Jin pun menatap Do Yeong. Wajahnya pucat pasi.
Yeon Jin : Kau mau pisah dariku?
Do Yeong : Mari hadapi masalah yang ada. Kita ke kantor sekarang. Pengacara sedang di sana.
Yeon Jin : Terima kasih, oppa.
Do Yeong : Tak perlu. Itu langkah yang logis. Aku menjaga sahamku untuk semester kedua. Soal pisah denganmu itu belakangan.
Yeon Jin terdiam mendengar kata2 Do Yeong.
Di sebuah ruangan, Yeon Jin ditanyai orang2 dari tim kuasa hukum perusahaan. Do Yeong terlihat menemani Yeon Jin. Orang2 itu meminta penjelasan, apa Penyiar Cuaca A yang ada di unggahan itu Yeon Jin.
Yeon Jin : Apa ada bukti bahwa ini aku? Jika tak ada bukti, maka ini bukan aku.
Pengacara tanya, maksud Yeon Jin, unggahan itu bukan mengenai Yeon Jin.
Yeon Jin : Bagaimana menurutmu? Jika bereaksi soal ini, berarti kita buat makin menyebar. Tak bertindak adalah jawaban yang tepat. Aku lebih mengenal soal massa dibanding kalian.
Do Yeong terkejut dengan jawaban Yeon Jin.
Sa Ra gelisah. Dia ada di ruangan interogasi bersama ayah dan tim pengacaranya.
Pengacaranya bilang, dia hanya perlu melewati 48 jam.
Pengacara : Kau bisa lakukan tes urine dan rambut setelah surat perintah keluar.
Sa Ra makin resah.
Pak Lee : Meski dapat hukuman, pelanggar pertama dapat masa percobaan. Jadi diamlah saja, ya?
Sa Ra : Aku tahu! Aku korbannya, ayah! Hak potretku dilanggar. Kau harus pakai empat atau lima pengacara, bukan hanya satu atau dua. BIsa apa dengan mereka berdua!
Lalu polisi wanita masuk dan menyuruh Sa Ra tes urine.
Sa Ra : Ada surat perintah?
Si polisi kesal, kau belajar banyak untuk pelanggar pertama.
Sa Ra membelakangi si polisi, pergilang, jalang PNS rendahan.
Pak Lee dan tim pengacaranya pusing dengan kelakuan Sa Ra.
Jae Joon ke toko reparasi. Si pegawai toko bilang, dia pikir Jae Joon tak akan datang setelah memburu-burunya.
Jae Joon : Hidup memang tak bisa diduga. Coba kulihat kau dapat apa.
Pegawai bilang, tak ada yang perlu diperiksa. Tak ada yang dihapus.
Pegawai toko : Cakram keras ini sangat baru.
Jae Joon : Apa maksudmu? Aku sudah memakainya empat tahun.
Pegawai toko : Berarti ditukar orang. Bisa ditemukan jika dihapus, tetapi tidak jika ditukar. Apa yang kau cari?
Ponsel Jae Joon berbunyi. Pesan dari Hye Jeong.
Hye Jeong : Dimana kau? Kau luang hari ini? Ini bukan soal Sa Ra atau Yeon Jin. Aku tahu sesuatu soal Son Myeong O.
Sekarang, Jae Joon bersama Hye Jeong di kamar mandinya yang luas. Jae Joon.
Hye Jeong memperdengarkan rekaman suara Myeong O yang ada di tablet.
Myeong O : Aku menyetir untuknya, mengobrol dengannya, minum dengannya dan jadi temannya. Kau pasti juga tahu ini. Bahwa aku hanya lulusan SMA, tetapi aku seperti lulus kuliah karena aku yang ikut kelasnya. Harga diriku terluka disebut sopir.
Lalu suara Yeon Jin yang terdengar. Yeon Jin meminta Myeong O to the point saja.
Hye Jeong : Terdengar seperti Myeong O mengancam Yeon Jin, ya?
Jae Joon menyuruh Hye Jeong diam.
Suara Myeong O terdengar lagi.
Myeong O : Kalau aku jadi dia, aku akan menghabiskan waktuku lebih baik dan menjadi direktur di Jaepyeong daripada tidur denganmu.
Rekaman selesai.
Jae Joon heran rekaman berhenti.
Hye Jeong : Berakhir disitu. Rekamannya pasti berhenti.
Jae Joon : Putar dari awal lagi.
Hye Jeong : Dia hanya bahas minuman.
Hye Jeong memutar dari awal.
Suara Myeong O terdengar.
Myeong O bersiul.
Lalu dia berkata, Pommard.
Jae Joon mencoba berpikir, Pommard…
Kita diperlihatkan flashback, saat Myeong O memeriksa miras Jae Joon.
Myeong O : Pommard.
Lalu dia menaruh botol Pommar dan memeriksa yang lain.
Myeong O : Sauvi. Sial, aku bahkan tak bisa baca ini. Mana yang termahal? Aku akan kesal jika minum yang murah.
Tapi Myeong O tak tahu yang mana yang mahal.
Myeong O mengambil miras yang menurutnya aman.
Jae Joon ingat saat memilihkan miras untuk Yeon Jin, setelah mereka bercinta di sofa.
Jae Joon : Pommard, Sauvignon, Almaviva.
Yeon Jin tengkurap di sofa.
Yeon Jin : Aku bertemu Do Yeong untuk makan malam.
Jae Joon kesal dan menaruh lagi mirasnya.
Flashback end…
Jae Joon mendekati Hye Jeong.
Hye Jeong : Ada apa? Bajingan itu juga ambil alkoholmu?
Jae Joon : Ada orang lain yang dengar ini?
Hye Jeong : Tidak, kau yang pertama.
Jae Joon : Kau bisa asuh anak delapan tahun?
Hye Jeong : Tiba-tiba? Anak siapa?
Jae Joon melepas baju handuknya dan masuk ke bathup.
Jae Joon : Anakku.
Hye Jeong : Kau punya anak?
Jae Joon : Ya, dia di rumah Yeon Jin.
Hye Jeong : Maksudmu Ye Sol? Ha Ye Sol?
Jae Joon : Jeon Ye Sol.
Hye Jeong terdiam.
Jae Joon : Apa? Kau tak mau?
Hye Jeong : Itu cara unik untuk melamar. Kita tak punya pilihan lain, kan? Tentu saja, kita harus membawanya kemari. Dia anakmu.
Jae Joon : Mau masuk?
Hye Jeong melepas mantelnya. Jae Joon tersenyum.
Setelah itu, Hye Jeong melepas semua bajunya dan masuk ke bathup.
Jae Joon memeluk Hye Jeong.
Hyeon Nam di meja kasir di toserba dekat rumahnya. Dia membeli banyak barang.
Pemilik toserba : Kau membuat kimchi? Kau agak terlambat tahun ini.
Hyeon Nam : Ya. Aku agak sibuk belakangan ini.
Ponsel Hyeon Nam berbunyi. Pesan dari Dong Eun.
Dong Eun : 16 Juni 1987. Pukul 01.10. Yoon So Hee.
Pemilik toserba bilang semuanya 43.800 won.
Lalu dia kaget melihat Hyeon Nam memakai riasan.
Pemilik toserba : Hei, kau memakai riasan?
Hyeon Nam merasa malu dan bertanya apa terlalu merah lipsticknya.
Hyeon Nam : Suamiku memutuskan untuk jadi lebih baik. Dia bilang akan berhenti minum dan bekerja keras, aku akan percaya.
Pemilik toserba : Sungguh? Wah, aku turut senang untukmu! Dia selalu mengutang, tetapi dia tetap pelanggan, jadi aku cemas setelah dia berhenti datang. Omong-omong, kenapa aku tak lihat Sun A belakangan ini?
Hyeon Nam : Dia bersama ibuku.
Pemilik toserba : Apa karena ayahnya? Ya, itu lebih baik.
Hyeon Nam memberikan uang tapi kelebihan 1000 won.
Hyeon Nam mengambil satu barang lagi senilai 1000 won.
Hyeon Nam : Aku akan ambil ini juga.
Pemilik toserba : Kau tak perlu begitu! Kau cantik! Pakailah riasan setiap hari!
Hyeon Nam buru2 pergi.
Dong Eun di mobilnya, tengah memperhatikan sebuah tempat. Tak lama, dia melihat Kyeong Ran keluar dari salah satu toko dari spionnya. Dong Eun turun dan mendekati Kyeong Ran. Kyeong Ran kaget melihat Dong Eun.
Dong Eun : Kau mengenaliku saat aku pertama kali bertemu Myeong O di Siesta?
Kita diperlihatkan flashback, saat Myeong O bertemu Dong Eun di Siesta.
Myeong O mengajak Dong Eun bicara di ruangan Jae Joon.
Myeong O : Alkohol, air, atau kopi. Mau yang mana?
Dong Eun berjalan melewati Kyeong Ran sambil menjawab Kopi.
Kyeong Ran terkejut melihat Dong Eun.
Flashback end…
Dong Eun : Kenapa kau tak beri tahu Yeon Jin?
Kyeong Ran : Apa perlu? Langsung saja. Kenapa kau kemari?
Dong Eun : Unggahan soal So Hee. Kau lihat?
Kyeong Ran diam.
Dong Eun : Kita berdua tahu siapa pelakunya. Setelah So Hee, aku. Setelah itu…
Kyeong Ran : Lalu kenapa? Kau mau aku bersaksi?
Dong Eun : Tidak. Aku memintamu untuk tak melakukan apa pun. Aku sudah lama mengawasi Siesta. Makanya aku tahu kau dahulu tinggal di sana. Namun, tanggal 20 Oktober, kau pindah dari Siesta ke kamar kecil ini. Saat itulah Yeon Jin berhenti mengepas baju di sana. Son Myeong O juga menghilang sekitar saat itu.
Kyeong Ran : Dia tak pantas hidup. Kenapa kau membahas soal ini?
Dong Eun : Karena kurasa kau sudah tahu Son Myeong Osudah mati.
Kyeong Ran tak menyangka Dong Eun tahu sejauh itu.
Dong Eun : Ini peluang terakhir kita untuk menyelamatkan diri dari masa lalu. Jangan ikut campur. Apa pun yang kau lihat, tahu, atau dengar, jangan lakukan apa pun. Pembunuh Myeong O pasti Park Yeon Jin.
Kyeong Ran pun terhenyak.
Yeo Jeong tengah sibuk dengan komputernya saat Jong Heon datang.
Jong Heon membawa selembar kertas.
Jong Heon melihat2 klinik Yeo Jeong.
Jong Heon : Kenapa butuh sertifikat karier padahal ada tempat ini?
Yeo Jeong melepas jasnya.
Yeo Jeong : Traktir aku. Aku melamar kerja. Ayo pergi. Kau mau makan apa?
Jong Heon : Dasar gila. Daging sapi, tentunya!
Yeo Jeong : Aku sering dengar itu. Apa ada surat yang dikirim ke rumah sakit? Ada alamat yang tak bisa kuubah.
Melihat ekspresi Jong Heon, Yeo Jeong kira surat itu datang.
Yeo Jeong : Astaga, seharusnya sekalian kau bawa.
Jong Heon : Surat-surat itu tak datang lagi. Direktur tahu
Yeo Jeong : Jadi, Ibu tahu. Seharusnya aku hati-hati.
Yeo Jeong lalu meminta Jong Heon merahasiakan kalau dia meminta sertifikat kerja.
Jong Heon : Serius, ada apa? Apa itu? Aku harus tahu sesuatu.
Yeo Jeong : Nanti saja, ya? Nanti akan kuceritakan semua. Mau minum di siang hari?
Jong Heon : Silakan, Sobat.
Yeo Jeong dan Jong Heon ke warung steak.
Yeo Jeong : Minum siang hari di Semyeong yang terbaik. Mari kubuat satu untukmu.
Jong Heon : Baiklah.
Sambil minum, Yeo Jeong tak henti bercerita.
Hari sudah malam. Yeo Jeong yang berjalan-jalan di Taman Go, tak sengaja melihat Do Yeong di sana, lagi bermain. Setelah bermain beberapa menit, Do Yeong mengalihkan pandangannya dan melihat Yeo Jeong.
Do Yeong : Kita bertemu lagi.
Yeo Jeong : Ya.
Yeo Jeong dan Do Yeong main Go. Namun, Do Yeong terdiam melihat gaya bermain Yeo Jeong.
Yeo Jeong : Apa gaya permainanku mengingatkanmu pada seseorang?
Do Yeong tertegun mendengar pertanyaan Yeo Jeong.
Yeo Jeong : Pemain itu pandai menaruh dan menekuk batu. Mereka juga tenang dan pendiam. Kau jadi mengikutinya tanpa berpikir, sebelum kau sadar rumahmu hancur. Aku belajar main Go dari ayahku. Itulah yang kuajarkan pada Dong Eun. Dia bilang mau mengalahkan seseorang.
Do Yeong : Kau membantunya balas dendam?
Yeo Jeong : Tak ada alasan mencegahnya.
Do Yeong : Aku tak paham.
Yeo Jeong : Bagian mana?
Do Yeong : Entah apa hubungan kalian, tetapi jika peduli padanya, seharusnya kau coba cegah? Terobsesi hal yang tak bisa diubah tampak seperti kerugian dibandingkan buah balas dendam.
Yeo Jeong : Di antara hal-hal yang hilang dari korban, menurutmu apa saja yang bisa mereka dapatkan kembali?
Do Yeong terdiam mendengar pertanyaan Yeo Jeong.
Yeo Jeong : Hanya kemuliaan dan kehormatan mereka. Tak lebih. Sebagian mendapatkannya lagi lewat pengampunan, sedang yang lain lewat balas dendam. Barulah mereka bisa mencapai titik awal. Saat itulah hidup Dong Eun sebagai gadis 19 tahun akhirnya dimulai. Aku membantu Dong Eun mencapai titik awal itu. Dia hanya mencoba agar tak lebih terpuruk.
Do Yeong : Entah bagaimana kau menafsirkan ucapanku. Namun, aku juga ingin dia bahagia.
Yeo Jeong : Aku bisa memahaminya.
Nyonya Park hampir sampai di rumahnya. Dia menyetir sambil bicara di telepon.
Nyonya Park : Kubilang bukan Yeon Jin. Kau tahu bagaimana tabloid. Aku sedang menyetir. Sudah dahulu.
Nyonya Park berpapasan dengan Pak Lee. Dia terkejut.
Pak Lee tersenyum, dia baru mengenaliku.
Nyonya Park bergegas ke garasinya.
Dia panic, bajingan itu tahu rumahku?
Tak lama, dia menerima pesan baru. Dari Pak Lee.
Pak Lee : Tampaknya putrimu membunuh dua orang, bukan hanya satu Senang melihatmu.
Nyonya Park kaget, dua?
Yeon Jin berjalan menuju mobilnya saat sang ibu menelponnya. Dia mau menjawab tapi para reporter datang menghampirinya.
Reporter Kim : Kim Bu Seong dari Post Daily. Kau Park Yeon-jin? Kau lihat unggahan itu? Ada yang bilang kau yang dimaksud “A”. “Bukan aku.” Itu pernyataan resmimu? Jaepyeong akan beri pernyataan? Kau lulusan SMA Sunghan, bukan? Lihat video Lee Sa-ra?
Yeon Jin masuk ke mobil dan pergi.
Yeon Jin ke ruangan Jae Joon.
Rupanya dia terganggu sama jawaban Dong Eun saat dia tanya apa Dong Eun punya bukti.
Dong Eun tersenyum evil saat itu.
Dong Eun : Kau tak bisa bayangkan.
Yeon Jin pun mencari sesuatu di sofa.
Lalu Kyeong Ran masuk.
Kyeong Ran : Sedang apa?
Yeon Jin terkejut dipergoki Kyeong Ran.
Kyeong Ran : Jae Joon baru menelepon dan bertanya siapa yang mengganti cakram keras untuk CCTV. Kurasa dia membawanya untuk diperiksa.
Yeon Jin ingat saat dia menyuruh Kyeong Ran mengganti cakram keras.
Kyeong Ran kaget, kau mau ganti cakram keras?
Yeon Jin : Jangan sampai aku mengulang. Aku mampir sebentar kemarin dan Do Yeong mungkin segera datang. Konon diganti lebih baik daripada dihapus. Kau tahu betapa telitinya Do Yeong. Jangan beri tahu Jae Jun.
Kyeong Ran : Baik.
Yeon Jin juga ingat kata2 Kepala Shin.
Kepala Shin : Rekaman CCTV hilang, waktu sudah berlalu, dan mayatnya sudah dikubur.
Yeon Jin lantas yakin kalau Dong Eun gak akan bisa buktikan apa-apa.
Kyeong Ran : Aku harus bilang apa pada Jae Joon?
Yeon Jin : Katakan aku yang mengganti. Ayo mengepas lagi di sini. Bawakan bajuku mulai besok.
Hyeon Nam menemui dukun yang biasa didatengi Nyonya Park.
Dukun : Kang Hyeon A. 16 Juni 1987. Hidup yang malang. Semua begitu asing dan aneh. Seperti perahu kecil terapung di lautan abadi. Menyedihkan sekali.
Hyeon Nam : Ya. Dia dirundung habis-habisan pada usia muda. Aku harus memperbaikinya. Karena takdirnya seperti ini.
Dukun : Namun, ini bukan takdirmu. Takdir siapa?
Hyeon Nam : Kurasa dukun pun tak tahu banyak.
Dukun : Jenderal ingin aku membuang wanita konyol yang membantahnya.
Hyeon Nam : Yoon So Hee. Dia pemilik takdir ini.
Dukun : Namanya Yoon So Hee, lahir tahun 1987. Tolong lakukan yang kau bisa.
Dukun mulai beraksi.
Dukun : Astaga! Berat sekali! Pekerjaanmu buruk dan keluargamu menyulitkanmu. Hati-hati dengan dokumen tahun ini. Kau mungkin ditipu.
Hyeon Nam : Wah, kau hebat sekali.
Dukun : Dia mau melakukannya. Jenderal ingin melakukan ritual. Dia ingin ritual yang sangat besar. Ritualnya harus sangat besar. Kau tak keberatan?
Hyeon Nam : Tentu saja. Jika bisa memperbaiki takdirnya, akan kulakukan ratusan kali. Tolong lakukan yang sangat besar.
Hyeon Nam beranjak keluar. Namun di gerbang, dia tak sengaja menabrak Nyonya Park yang baru datang. Dokumen yang dibawa Nyonya Park jatuh. Hyeon Nam melihat itu. Dia terkejut, itu data2 Pak Lee, suaminya.
Nyonya Park memberikan data2 Pak Lee dukun.
Nyonya Park : Aku mau kau baca wajahnya juga. Apa hidup bajingan ini singkat?
Dukun : Siapa dia?
Nyonya Park : Ayo lakukan ritual denganku. Kau hanya perlu menelepon bajingan ini.
Dukun : Aku harus berdoa. Pergilah. Aku tahu aku tak sekuat dahulu, tetapi aku bisa dihukum.
Nyonya Park : Kau belum dihukum sampai sekarang. Pikirkan semua gadis yang kau jodohkan, takdir mereka jadi umpan. Dengarkan aku. Kau harus membangun tempat suci besar, bukan? Bajingan ini minta satu miliar won dariku. Saat ini, aku bertanya apa aku harus beri satu miliar kepadamu atau bajingan ini. Hidupnya singkat, bukan?
Dukun : Satu miliar?
Hyeon Nam di perjalanan, dihubungi Yeon Jin.
Yeon Jin : Apa rencana Hye Jeong? Dia mengabaikan panggilanku.
Hyeon Nam : Benar. Dia tinggal di rumah pria itu.
Yeon Jin : Siapa “dia” dan “pria itu”?
Hyeon Nam : Benar. Choi Hye Jeong tinggal di rumah Jeon Jae Joon beberapa hari. Dia juga akan bekerja dari situ.
Yeon Jin kaget, apa?
Hye Jeong lagi baringan di sofa, sambil mengirimi pesan ke Tae Uk. Dia memakai kemeja Jae Joon.
Hye Jeong : Aku sudah berpikir dan aku merasa kurang baik untukmu. Terima kasih untuk semuanya. Cincinnya kukirim kepadamu dengan paket kilat. Semoga kau bertemu yang lebih baik dan berbahagia.
Setelah itu, dia memblokir kontak Tae Uk.
Seseorang masuk.
Hye Jeong bergegas ke pintu sambil memanggil Jae Joon dengan manja. Namun yang datang Yeon Jin.
Yeon Jin : Kau benar-benar di sini.
Hye Jeong : Ya, lalu kenapa? Aku memacari Jae Joon. Mulai dua hari lalu.
Yeon Jin : Tentu. Selamat. Kenapa kau menyuruhku ke bedah plastik itu? Bedah Plastik Joo Yeo Jeong. Kau tahu dia putra direktur RS Joo?
Hye Jeong : Dia putra direktur RS Joo? Benar. Nama belakangnya adalah Joo. Bagaimana dia bisa terlibat dengan Dong Eun?
Yeon Jin : Kau serius menanyakan itu? Kau terlibat dengannya juga. Kau pasti tahu, Jalang. Dia menyuruhmu mengajakku ke sana, ya? Dia suruh apa lagi?
Hye Jeong : Kau tahu, tampaknya kau punya banyak waktu luang. Kau kemari hanya untuk menanyakan itu? Saat semua orang membicarakanmu di Internet?
Yeon Jin : Kau sudah gila?
Hye Jeong : Kenapa? Aku perlu izin untuk itu juga? Kau tak tahu aku punya apa. Tahu dirilah.
Yeon Jin : Tahu diri?
Hye Jeong : Jae Joon tak menjawab panggilanmu? Tak usah sombong, Yeon Jin-ah. Bukan kebetulan kau tak bisa menghubunginya.
Yeon Jin : Aku membelikannya kemeja ini. Ingat itu.
Hye Jeong langsung melepas kemeja itu dan melemparkannya ke Yeon Jin.
Hye Jeong : Ambil saja. Puas?
Yeon Jin menatap payudara Hye Jeong.
Yeon Jin : Operasi payudaramu memang bagus.
Yeon Jin tertawa. Lalu dia beranjak pergi.
Besoknya, Hye Jeong menjenguk Sa Ra yang ditahan di sel polisi.
Sa Ra minta ikat rambut ke Hye Jeong.
Dia kesal, sial! Kepalaku gatal sekali!
Hye Jeong : Lihat dirimu, duduk di sana dengan rambut pirang. Seperti acara TV Amerika. Kau cantik di balik jeruji.
Sa Ra : Kau senang, ya? Di mana yang lain?
Hye Jeong : Tentu saja tak akan datang. Yerutama Yeon Jin.
Sa Ra : Ada apa dengan Yeon Jin?
Hye Jeong : Kau tak tahu? Kurasa kau sibuk ditahan.
Sa Ra : Langsung saja. Apa maksudmu?
Hye Jeong : Perundungan Yeon Jin terungkap, tetapi terkubur, berkat kisah narkobamu. Hari ini, dirilis artikel yang menuduhmu mengemplang pajak lewat pameran seni. Terlalu sempurna untuk jadi kebetulan. Seolah kau dimanfaatkan untuk mengubur kisahnya.
Mendengar itu, Sa Ra pun kesal.
Para reporter ke kelas seni Sa Ra.
Mereka ingin memotret koleksi pameran. Tapi para siswa langsung menutupi lukisan mereka dengan kain.
Ajumma pemilik tanah lagi mengurus tanamannya. Lalu Dong Eun datang, memberikan uang.
Dong Eun : Aku terlambat melihat pesanmu. Ini biaya manajemen umum.
Ajumma : Kukira kau kabur. Aku hanya melihat ibumu di apartemen. Ada suara keras dua hari lalu.
Dong Eun : Sebelumnya, saat ibuku datang, kenapa kau bilang aku tak tinggal di sana?
Ajumma : Kau juga butuh orang yang memihakmu. Masalah keluarga itu sulit. Konon keluarga diatur oleh para Dewa. Tetap saja, jangan coba menanggung semua beban itu sendirian. Kadang para Dewa pun bisa membuat kesalahan. Jangan telat bulan depan.
Ajumma masuk.
Dong Eun tertegun mendengar kata2 ajumma.
Dong Eun yang baru pulang ke rumah Yeo Jeong, langsung beres-beres. Dia menaruh gelas kotor di dalam sink, kemudian mengambil beberapa dokumen di meja dan menutup laptop yang terbuka.
Dong Eun membuka laci. Dia bermaksud menyimpan dokumen2 yang diambilnya tadi di meja, tapi malah kaget melihat banyak pisau di sana.
Dong Eun menutup lagi laci itu tanpa banyak bicara dan membuka laci kedua. Tapi menemukan surat2 dari Penjara Cheongsong.
Yeo Jeong ke Penjara Cheongsong, membawa amplop biru. Dia menemui Petugas Medis Kim Jin Hoon.
Dokter Kim : Dasar anak gila. Sudah berapa lama?
Yeo Jeong : Kita bertemu saat aku jadi petugas medis, tiga tahun. Hormat.
Yeo Jeong melambaikan tangannya.
Yeo Jeong : Kau baik-baik saja?
Dokter Kim : Aku tampak baik-baik saja? Aku selalu menghadapi pria seram. Namun, kau pria paling seram yang kulihat tahun ini.
Yeo Jeong tertawa.
Dokter Kim : Berikan dokumennya.
Yeo Jeong berbisik sebelum memberikan dokumennya.
Yeo Jeong : Dokumennya sempurna. tetapi butuh sedikit dorongan darimu.
Yeo Jeong dan Dokter Kim berjalan2 di pinggir lapangan.
Dokter Kim : Saat pertama melihatmu, kupikir hidup akan seperti toserba bagimu. Kupikir pasti menyenangkan, bisa beli rumah dan mobil seperti beli susu rasa pisang. Jadi, saat pria sepertimu…. Aku sangat terkejut saat menerima teleponmu, tahu?
Yeo Jeong : Aku bersyukur kau mendengarku. Kapan kau meninggalkan negara ini?
Dokter Kim : Setelah penggantiku dipilih, dan kubantu ambil alih tugasku. Dokumenmu mungkin ditolak.
Yoo Jeong : Kudengar itu tergantung sipir, dan tempat ini kekurangan staf.
Dokter Kim : Kasus itu sangat terkenal. Sipir pasti tahu.
Yoo Jeong : Makanya harus aku. Aku akan meneruskan tugas ayahku.
Si pembunuh memanggil Yoo Jeong.
Sontaklah, Yeo Jeong terdiam. Dokter Kim pergi.
Dong Eun membaca surat2 Pak Kang untuk Yeo Jeong.
Pak Kang : Sekarang pun, kejadian hari itu masih sangat jelas dalam ingatanku. Bau darah di lubang hidungku. Suara sayatan pisau saat menusuk lehernya. Suhu darah yang mengalir di tanganku.Bahkan tatapan akhirnya yang gemetar.
Yeo Jeong berbalik, menatap Pak Kang dengan tatapan emosi.
Pak Kang tertawa. Dia senang Yeo Jeong mengenalinya.
Pak Kang : Aku tahu kau akan mengenaliku. Aku sedih kau tak balas suratku.
Yeo Jeong : Bagaimana aku bisa lupa? Hidupku seperti neraka berkat kau.
Pak Kang mendekat ke pagar.
Pak Kang : Sudah kuduga kau akan mengenaliku. Tempat ini menyenangkan, tetapi membosankan.
Yeo Jeong mendekat ke pagar.
Yeo Jeong : Aku mau tanya. Kenapa kau lakukan? Kau bilang ingat semua dengan jelas seperti baru terjadi kemarin. Kenapa kau membunuh pria yang menolongmu? Bagaimana kau bisa begitu sebagai manusia?
Pak Kang : Aku senang sekali hari ini. Sampai jumpa lagi, ya?
Yeo Jeong menahan emosinya.
Sipir menegur Pak Kang.
Sipir : Napi 3724, mundur dari pagar! Dilarang bicara dengan pengunjung. Harap mundur.
Yeo Jeong : Ya, sampai jumpa. Saat kita bertemu lagi, akan kutunjukkan neraka tempatku tinggal. Setelah itu, akan kutunjukkan neraka tempatmu tinggal. Sampai saat itu, tolonglah jaga dirimu.
Yeo Jeong pergi.
Pak Kang tampak tidak peduli dengan omongann Yeo Jeong.