The Glory Eps 2 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory Episode 2 Part 1 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca episode berikutnya DISINI

Adegan dibuka dengan Dong Eun yang memeriksa akun facebook Seong Hee. Dia melihat teman2 Seong Hee. Seong Hee berteman dengan Myeong O, Sa Ra, Hye Jeong, Jae Jun dan Yeon Jin. Saat itu, musim panas 2012.

Paginya, Myeong O pergi ke galeri. Dia melihat beberapa orang tengah melukis di dalam sebuah kelas. Lalu Sa Ra datang.

Sa Ra : Kau mengintip apa?

Myeong O : Apa mereka jadi pelukis lebih baik?

Sa Ra : Mereka jadi lebih patuh.

Sa Ra memberikan sejumlah uang ke Myeong O dan Myeong O memberikan narkoboy ke Sa Ra. Dia bilang, itu setengah kilo. Sa Ra senang tapi kemudian dia menyadari kalau itu bukan setengah kilo.

Sa Ra kesal, beraninya kau mencuri sumber inspirasiku?

Myeong O : Kau hanya pencandu yang sok jadi seniman.

Myeong O melihat pensil di rambut Sa Ra.

Myeong O : Jika ada pensil di rambutmu, kau bisa melukis Monalisa?

Sa Ra : Kau hanya tahu lukisan itu, ya? Mungkin kau lihat di WC. Akan kubiarkan karena hidupmu menyedihkan. Berhenti mencelaku, pergilah.

Sa Ra beranjak masuk.

Dong Eun memeriksa akun Hye Jeong.

Hye Jeong kini sudah menjadi pramugari.

Lalu Jae Jun.

Dia mewarisi lapangan golf.

Hye Jeong tengah bekerja. Dia mendekati salah satu penumpang. Dan penumpang itu Jae Jun.

Hye Jeong : Butuh sesuatu, Pak?

Jae Jun : Nyanyikan lagu pengantar tidur? Aku tak bisa tidur.

Hye Jeong : Mau handuk basah hangat?

Jae Jun : Adakah hal lain yang juga hangat?

Hye Jeong berbisik ke telinga Jae Jun.

Hye Jeong : Jangan main-main, tidurlah.

Di toilet, Hye Jeong mengirimkan pesan pada Jae Jun.

Hye Jeong : Aku lelah sekali. Bisa antar aku?

Setelah itu, Hye Jeong menggunakan lipstick nya.

Tak lama, balasan dari Jae Jun masuk.

Jae Jun : Minum Bacchus, dan naik bus bandara. Aku ada acara.

Hye Jeong kesal.

Seorang wanita mengambil sebuah baju di butik. Lalu dia ingin ke kamar PAS.

Tapi pelayan menghalanginya.

Pelayan : Maaf. Mendadak ada kebocoran air di kamar pas. Kuberi diskon 10% saja. Tak perlu dicoba. Ini seperti dibuat untukmu.

Wanita itu pergi bersama pelayan.

Kamera menyorot plang di depan kamar PAS.

“Dalam perbaikan, maaf atas ketidaknyamanannya – Siesta”

Ternyata di dalam, Yeon Jin tengah memadu kasih dengan Jae Jun.

Jae Jun kemudian bertanya, apa Yeon Jin tahu kenapa dia memberi nama butiknya Siesta.

Jae Jun : Kau suka tidur denganku di siang hari.

Yeon Jin : Kau benar. Agar bertemu jalang lain di malam hari?

Yeon Jin pindah ke sebelah Jae Jun.

Jae Jun : Bagaimana rencana pernikahan?

Yeon Jin : Kenapa tanya? Kau bahkan tak peduli.

Jae Jun : Membuatku tampak baik.

Yeon Jin : Omong kosong! Kabari aku jika kau mau menikah. Aku tak tidur dengan pria beristri.

Dong Eun melihat foto-foto pernikahan Yeon Jin.

Dia sudah siap untuk membalas dendam.

Dong Eun lalu ke tempat kerja Seong Hee.

Dong Eun : Kau suka bekerja?

Seong Hee : Menyenangkan. Manajer sangat menyukaimu. Rupanya, sejak kau mulai memberi les putri mereka, riasannya mulai menipis. Ini dia.

Seong Hee menunjukkan foto murid Dong Eun di IG.

Seong Hee : Kurasa mereka mulai beralih ke Instagram. Si jalang Hye Jeong sudah beralih.

Dong Eun : Tak pakai Facebook lagi?

Seong Hee : Jangan sedih, eonni. Masa kau pikir balas dendam semudah itu? Saat semua beralih, pakai akun ini saja. Identitas dan kata sandinya sama dengan akun Facebook.

Dong Eun : Tak kukira akan belajar hal baru.

Seong Hee : Kubilang belum terlambat untuk berubah pikiran. Balas dendam seharusnya kotor dan kasar. Aku kenal beberapa pria dengan tato seram. Kami tumbuh bersama di panti asuhan.

Dong Eun : Menurutmu mereka mau membunuh untukku juga?

Seong Hee kaget, membunuh untukmu?

Dong Eun : Kecuali aku akan membunuh mereka, aku tak mau jadi ceroboh. Upayaku sudah terlalu banyak. Harus selangkah demi selangkah, meski butuh waktu lama.

Seong Hee : Kau benar. Namun, kau sudah separuh jalan. Tadi aku melihat artikel soal pernikahan Park Yeon Jin. Kau sudah lihat?

Dong Eun : Ya. Benar-benar seperti taruhan. Aku senang sekali. Kau tahu apa keuntungan tak punya agama, Seong Hee-ya? Kita tahu akan ke mana saat kita mati. Neraka.

Ternyata selama ini Dong Eun memeriksa akun facebook pada perundungnya memakai akun Seong Hee.

Ha Do Yeong, suami Yeon Jin, ada di perpustakaan.

Lalu dia duduk di dekat rak dan membaca buku tentang permainan Go.

Narasi Dong Eun terdengar.

Dong Eun : Jika aku tetap akan masuk neraka, meski aku orang baik atau jahat, akan kulakukan dalam dua langkah.

Dibalik rak yang sama, Dong Eun juga membaca buku yang sama.

Lalu ponsel Dong Eun berbunyi. Ada pesan masuk.

Narasi Dong Eun : Semoga kau masih ingin melihatku menari, Yeon Jin-ah. Namun, sayangnya itu akan menjadi tarian pedang liar.

Pesan itu dari Seong Hee.

Seong Hee : Bisa les matematika tambahan? Kau yang tentukan harganya.

Dong Eun lanjut membaca.

Kamera menyorot Do Yeong dan Dong Eun.

Malamnya, Dong Eun memberi les private.

Dong Eun : Kini ambil dari rumus kuadratnya. Pakai persamaan kuadrat sempurna untuk persamaan kuadrat. Ax kuadrat ditambah bx ditambah c sama dengan…

Tapi muridnya malah menatap ke arah d*danya.

Sang murid kemudian bertanya, dimana Dong Eun membeli kemeja Dong Eun.

Dong Eun bilang dia membelinya secara online.

Dong Eun lalu minta muridnya serius. Dia bilang ujiannya minggu depan.

Lah muridnya malah bilang Dong Eun lebih cantik tanpa kemeja.

Dia lalu meminta Dong Eun membuka baju. Dia juga meyakinkan Dong Eun kalau dia bakal lulus ujian kali ini.

“Kau akan dibayar lebih jika nilaiku lebih bagus, bukan?”

Narasi Dong Eun terdengar.

Dong Eun : Semua berkat kau, Yeon Jin-ah. Aku bahkan tak terkejut ini terjadi. Aku heran bagaimana kalian selalu mengenali orang macam aku.

Dong Eun lalu bilang itu hari terakhirnya mengajar.

Muridnya tanya kenapa.

Dong Eun : Aku bisa dapat uang dengan cara lain. Nantinya kau akan tetap memakai seragam, meski nilaimu naik atau turun. Seragam penjara.

Muridnya mengatai Dong Eun gila. Dia juga mengancam akan mengadukan Dong Eun dan Dong Eun bisa celaka.

Dong Eun : Dia sudah tahu. Dia mendengarkan pelajaran kita sejak awal.

Dong Eun menunjukkan ponselnya yang terhubung ke ponsel ibunya Seung Hoon.

Dong Eun : Kau tahu ini direkam, bukan? Kau bisa bayar untuk tutup mulut.

Dong Eun beranjak.

Seung Hoon : Kau mau menjadi guru. Sial, kau boleh lakukan ini?

Dong Eun : Aku tak yakin. Memangnya tak boleh? Semoga ujianmu sukses.

Dong Eun pergi.

Tapi setelah keluar dari pagar Seung Hoon, Dong Eun tiba2 saja merasa pusing.

Dong Eun menguatkan dirinya. Tapi tak lama, dia jatuh pingsan.

Dong Eun dibawa ke RS. Dia masih tak sadarkan diri.

Lah disamping Dong Eun, berbaring Yeo Jeong.

Yeo Jeong juga tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka.

Perawat dan dokter melihat Yeo Jeong.

Perawat : Dia terlibat perkelahian di dekat sini, jadi cepat dibawa.

Dokter : Kita seharusnya tak memberinya cuti.

Perawat : Orang gila itu selalu tampil di TV. Hasil sidangnya sudah keluar.

Dokter : Benarkah?

Perawat : Andai bisa matikan listriknya.

Dokter : Beri dia 10% DW, campur dengan vitamin B dan C. Soal wakil direktur…

Perawat : Aku tahu.

Perawat mengatakan itu sambil memberi isyarat menutup mulut.

Dokter dan perawat pergi.

Kamera menyorot tangan Dong Eun dan Yeo Jeong yang nyaris bersentuhan.

Yeon Jin melangsungkan pernikahan dengan Do Yeong. Jadi ternyata mereka belum menikah. Semua temen2 segeng Yeon Jin dulu datang.

Jae Jun menatap kesal pernikahan itu.

Hye Jeong menatap Jae Jun dan kesal sendiri.

Ternyata Dong Eun juga datang.

Dia memakai pakaian serba hitam dan menatap Yeon Jin dari kejauhan.

Dong Eun : Selamat atas pernikahanmu, Yeon Jin-ah. Aku serius. Maaf aku tak bawa uang untuk hadiah pernikahanmu. Begitulah. Pernikahan bukan satu-satunya peristiwa besar dalam hidup.

Dong Eun pun beranjak pergi.

Sambil melangkah, dia mencoel kue pernikahan di meja yang dia lewati.

Usai menikah, Yeon Jin langsung bekerja.

Dia di ruang ganti sekarang. Saat stylish nya membantunya berpakaian, dia latihan sambil membaca naskah.

Yeon Jin : Kabut dan awan terdiri dari uap air, tetapi istilahnya berbeda tergantung terbentuk di mana. Jika lebih dekat ke langit, disebut awan. Disebut kabut jika lebih dekat ke tanah.

Yeon Jin tiba2 berhenti membaca.

Staf yang mengetik naskah langsung tanya apa ada yang salah ketik.

Yeon Jin menatapnya sadis.

Yeon Jin : Tidak. Ditulis dengan baik, jadi kubaca lagi. Omong-omong, kenapa kalian mudah takut?

Yeon Jin mendekati staf itu.

Yeon Jin : Seul Gi-ya, kau tahu penyiar cuaca lain bicara di belakangku? Bahwa aku tak bisa menulis naskah sendiri.

Seul Gi : Apa?

Yeon Jin : Jangan menatapku seperti itu. Kau tahu maksudku! Ini sebabnya tak kutulis. Aku bisa membayarmu untuk dapat naskah begini. Naskahku juga payah. Kau punya paspor?

Seul Gi : Tidak.

Yeon Jin : Buatlah. Lalu katakan kau mau berlibur ke mana. Aku suka naskahmu.

Seul Gi senang mendengarnya, sungguh? Terima kasih! Akan kucari destinasinya.

Seul Gi pergi.

Yeon Jin menertawakan Seul Gi.

Yeon Jin : Dengan sedikit uang, aku dianggap dewa olehnya.

Yeon Jin lanjut baca naskah dan beranjak pergi.

Stylish menatapnya dengan pandangan takut.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Our Blues Ep 4

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Our Blues Episode 4, Cara menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. BACA EPISODE…