The Road : The Tragedy of One Ep 1 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 1 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.

Terdengar sebuah narasi.

“Saat ini, semua mungkin tampak samar, seolah-olah kita melihat ke cermin, tapi bila waktunya tiba, kita akan berdiri berhadapan.”

Seseorang menembak seekor rusa.

Lalu dari arah yang berlawanan, seorang pria berstelan jas masuk dan melihat rusa yang telah mati ditembak itu. Kemudian, dia melihat seekor rusa yang lain juga ditembak.

Pria itu lalu menatap si penembak.

Si penembak adalah pria tua bernama Seo Ki Tae.

Ki Tae menurunkan senjatanya dan mendekati pria itu.

Ki Tae : Lihat itu. Rusa muda itu sekarat, tapi masih melarikan diri. Itu sifat alami mereka. Kau harus mengatasinya untuk menjadi orang hebat. Kau setuju, bukan?

Pria itu, Baek Soo Hyun, pun berkata kalau itu mimpi yang sia-sia.

Soo Hyun : Kau tidak bisa menemukan orang seperti itu.

Ki Tae : Itukah alasanmu menolak menjadi juru bicara di Gedung Biru?

Soo Hyun : Aku tidak tertarik berbicara untuk mereka yang berkuasa.

Ki Tae : Kau tidak mau mewakili mereka atau tidak inginkan kekuasaan?

Soo Hyun : Mari berhenti membuang waktu. Ini akan masuk berita, jadi, menyerahlah saja.

Ki Tae tertawa, kau sangat terus terang sampai aku tidak tahu harus berkata apa. Baiklah. Kuakui itu mimpi kosong. Jadi, maksudmu, kau akan melaporkan berita itu, apa pun yang terjadi?

Soo Hyun : Apa lagi yang bisa kulakukan? Ini pekerjaanku.

Ki Tae : Keyakinanmu akhirnya menyakiti banyak orang. Aku benci tersakiti. Aku lebih benci jika tidak mendapat apa pun.

Ki Tae lalu menatap tajam Soo Hyun.

Ki Tae : Lebih baik menghilangkan rasa sakit agar mereka tidak akan berani memulainya. Itu keputusanku. Soal kau, aku ingin tahu sejauh apa kau akan bertindak.

Ki Tae memotong leher rusa yang telah mati. *Ih, kejaaam.

Soo Hyun mengambil senapan laras panjang Ki Tae. Lalu dia mengarahkan senapan itu ke Ki Tae.

Ki Tae berbalik dan terkejut melihat Soo Hyun mengarahkan senapannya kepadanya.

Soo Hyun siap menembak. Tapi yang ditembaknya ternyata adalah rusa.

Soo Hyun menatap tajam Ki Tae : Aku akan melakukannya sampai akhir. Itulah sifatku.

Ki Tae : Baiklah. Mari kita lanjutkan. Kita berdua.

Ki Tae mengambil senjatanya, lalu pergi.

Setelah Ki Tae pergi, Soo Hyun menatap rusa yang tadi disembelih Ki Tae.

Sekarang kita ke BNS News Night.

Soo Hyun adalah seorang reporter. Dia bekerja di sana dan sedang rapat dengan tim nya.

Mereka membahas kasus penggelapan dana.

Soo Hyun : Seperti yang kalian tahu, dua pekan lalu, kita mendapat laporan kasus besar. Salinan rekening dana gelap dan salinan dana kampanye ilegal Jegang Group yang dikirimkan kepada Anggota Dewan Hwang Tae Seob. Jaksa, polisi, dan anggota dewan diam-diam mencari si pelapor. Lebih tepatnya, Seo Ki Tae dan Hwang Tae Seob. Mereka mengincar berkas aslinya. Saat yang asli dipublikasikan, setidaknya lusinan orang akan kehilangan pekerjaan.

Kang Jae Yeol berkata, jika mereka gagal, itu berarti mereka pun akan kehilangan pekerjaan.

Soo Hyun : Pelapornya adalah Kim Seok Pil.

Park Moon Hwa berkata, Kim Seok Pil adalah pria yang baru saja diselidiki karena membantu jaksa.

Jae Yeol : Pelapor pelanggaran terlalu elegan untuknya. Alih-alih hancur karena skandal itu sendiri, dia membocorkan salinannya untuk menjatuhkan semua orang bersamanya. Tapi Kim Seok Pil memang luar biasa. Dia memulai sebagai tukang pukul dan naik cukup tinggi untuk terhubung dengan para petinggi.

Soo Hyun : Masalahnya, Kim Seok Pil membagikan laporan itu. Saat dia mengirimi kita salinannya, dia juga menghubungi Pimpinan Seo.

Jae Yeol : Menurutmu dia sudah memberinya yang asli?

Soo Hyun teringat percakapannya dengan Ki Tae di hutan.

Soo Hyun : Mari berhenti membuang waktu. Ini akan masuk berita, jadi, menyerahlah saja.

Soo Hyun membaca air muka Ki Tae. Dari sana, dia yakin, Ki Tae belum mendapatkan yang asli.

Jae Yeol : Kalau begitu, Kim Seok Pil ingin memihak siapa pun yang bisa membantunya. Bagaimana membuatnya memihak kita?

Jae Yeol lalu menyuruh yang lain keluar, karena dia mau bicara dengan Soo Hyun.

Setelah mereka keluar, Soo Hyun bangkit dari duduknya dan mendekati layar besar yang menampilkan foto dan profil Seok Pil yang merupakan Presdir Royal.

Jae Yeol mengikuti Soo Hyun.

Soo Hyun : Kita harus mengurangi pilihannya. Mari tayangkan ini di akhir acara malam ini. Ini pertandingan melawan waktu. Makin lama, makin kecil peluang kita. Hanya itu cara mendapatkan berkas yang asli dan menyaksikannya secepat mungkin. Percayalah kepadaku. Kim Seok Pil akan menelepon kita begitu siaran berakhir.

Jae Yeol tampak berpikir.

-Ruang Berita Terkini 1-

Seorang pria, kayaknya atasan Soo Hyun, datang marah-marah dan mencari Soo Hyun.

Tapi tak ada satu pun yang berani menjawab.

Pria itu lalu bertanya pada Kwon Yeo Jin, Ketua Soo Hyun. Dia tanya, dimana Soo Hyun.

Yeo Jin : Dia akan datang tepat waktu untuk membaca berita.

Pria itu tambah marah. Dia bilang dia yang memberi Yeo Jin posisi.

“Kau memihak orang lain sekarang?”

“Simpan saja rahasiamu.” jawab Yeo Jin.

Lalu Soo Hyun datang bersama Jae Yeol dan Moon Hwa.

Pria itu menyuruh Soo Hyun membatalkan berita yang sedang Soo Hyun tangani.

“Kau meneriaki orang lain sekarang?” tanya Soo Hyun.

Pria itu kesal, berandal.

“Atau tuanmu berubah pikiran?” tanya Soo Hyun.

Yeo Jin pun berusaha menenangkan sang atasan.

Yeo Jin : Perhatikan tekanan darahmu. Naiklah ke ruanganmu. Biar aku yang mengomelinya.

Pria itu akhirnya pergi.

Yeo Jin menasihati Soo Hyun.

Yeo Jin : Pahami saja. Dia mendapat banyak telepon dari atasan. Pelan-pelan saja. Kita butuh berkas aslinya untuk melaporkannya. Kau tidak memilikinya, bukan?

Soo Hyun : Bukan kau, benar?

Lalu Soo Hyun memperhatikan mimik Yeo Jin.

Yeo Jin : Jangan salah paham dan periksa sebelum menyimpulkan.

Yeo Jin beranjak pergi.

Soo Hyun pun mulai siaran.

Soo Hyun : Pekan ini di Mata Pembaca Berita. Hari ini, saya ingin bicara soal kelas. Kelas merujuk kepada martabat atau keanggunan yang harus dimiliki.

Soo Hyun menunjukkan laporan berita malam tentang jaksa sponsor.

Soo Hyun : Semuanya dimulai dengan tablet yang ditemukan di loker sebuah kelab yang jelas dikosongkan dengan terburu-buru. Identitas jaksa sponsor yang dibicarakan secara luas. Publik terkejut saat mengetahui bahwa uang kotor itu berasal dari seorang pemilik kelab. Kita telah melihat wajah asli masyarakat yang mementingkan uang dan keadilan sosial sirna.

Soo Hyun kemudian memutar video konferensi pers Jaksa Agung.

Jaksa Agung : Saya sungguh minta maaf atas gangguan ditimbulkan oleh skandal terkait jaksa yang disponsori. Saya mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung mulai saat ini.

Soo Hyun : Enam bulan telah berlalu sejak kami melaporkan hubungan di antara pemilik kelab Gangnam, Kim, dan jaksa berpangkat tinggi. Hal itu membuat Jaksa Agung mundur. Namun, hari ini, ada yang tidak berkelas menunjukkan diri mereka.

Lalu Soo Hyun menunjukkan foto salinan dana kampanye ilegal J Group, Anggota Dewan Hwang dan pemilik kelab.

Yeo Jin yang menonton berita itu dari ruangannya marah.

Dia bergegas pergi tapi Anggota Dewan Hwang menghubunginya dan dia tidak menjawabnya.

Soo Hyun meneruskan laporannya.

Anggota Dewan Hwang sendiri ada di mobilnya.

Dia resah dan terus berusaha menghubungi Yeo Jin.

Di rumah, Ki Tae menonton berita itu bersama putrinya, Seo Eun Soo.

Eun Soo minta maaf pada ayahnya. Lalu dia bilang, dia percaya pada Soo Hyun.

Ki Tae : Ayah tahu. Kau selalu bilang tidak menginginkan kekayaanku. Jadi, kau tidak ragu soal ini juga?

Eun Soo : Benar.

Ki Tae : Kau pasti bekerja keras, menatap kontraknya.

Ki Tae beranjak pergi.

Siaran selesai.

Soo Hyun keluar dari studio. Semua memberi applause dan memuji Soo Hyun.

Jae Yeol juga.

Yeo Jin menghampiri Soo Hyun.

Yeo Jin : Selamat karena telah menjadi pembaca berita paling menarik.

Soo Hyun : Maaf karena tidak memperingatkanmu sebelumnya.

Yeo Jin : Jangan berbohong setelah menusukku dari belakang. Kau mencurigaiku?

Soo Hyun : Kau harus dikecualikan jika ingin bisa tetap bekerja setelah itu.

Yeo Jin : Jangan sombong. Bukan pertimbanganmu yang membuatku mempertahankan pekerjaanku, tapi rating.

Soo Hyun : Kalau begitu, tidak ada yang perlu kita khawatirkan.

Yeo Jin : Kau memiliki berkas aslinya, bukan?

Soo Hyun : Apakah ada alasan lain kita membutuhkan yang asli?

Yeo Jin : Tidak ada alasan lain kita membutuhkannya.

Soo Hyun bicara dalam hati : “Tidak ada alasan lain kita membutuhkannya.”

Soo Hyun lalu membaca air muka Yeo Jin.

Ponsel Yeo Jin tiba-tiba bunyi.

Soo Hyun melihat nama si penelpon.

Soo Hyun : Pimpinan Seo meneleponmu?

Yeo Jin : Teleponku terus berdering. Aku akan pulang sebelum bos menemukanku.

Yeo Jin beranjak pergi.

Soo Hyun meninggalkan ruangan studio.

Tak lama, dia di SMS istrinya.

Eun Soo : Kau hebat hari ini. Aku selalu mendukungmu.

Soo Hyun kembali ke mejanya.

Jae Yeol menghampiri Soo Hyun.

Jae Yeol : Selamat datang di neraka. Aku bisa menyanyikan haleluya.

Melihat mimik Soo Hyun, Jae Yeol tanya ada apa.

Soo Hyun : Mari kita jauhkan Ketua Kwon dari semua anggota tim kita.

Jae Yeol : Kau mencurigai sesuatu?

Soo Hyun teringat mimik Yeo Jin tadi.

Soo Hyun : Dia tampak gugup.

Saat berbicara dengannya tadi di studio, ketika dia tanya, apa ada alasan lain mereka butuh salinan itu, Yeo Jin tanpa sadar mengangguk.

Soo Hyun : Setuju tanpa sadar. Tapi menyangkalnya. Dia berbohong. Dia menyembunyikan sesuatu. Aku tidak tahu apa.

Jae Yeol : Hwang Tae Seob, polisi, dan jaksa. Mereka terlalu banyak. Kita dikelilingi musuh.

Tak lama, Jae Yeol dihubungi Seok Pil.

Tapi Seok Pil ingin bicara dengan Soo Hyun.

Jae Yeol pun memberikan ponselnya ke Soo Hyun.

Jae Yeol : Dia marah. Dia ingin bicara denganmu.

Soo Hyun menjawab.

Soo Hyun : Ini Baek Soo Hyun. Aku akan mengirimkan nomorku.

Soo Hyun mengirimkan nomornya.

Setelah itu dia bilang, dia akan mengambil berkas yang asli besok pagi.

Jae Yeol : Kau akan pergi sendiri?

Soo Hyun : Aku punya alasan sendiri.

Seorang wanita masuk ke dalam mobil.

Itu mobil Yeo Jin. Yeo Jin sudah menunggu di dalam dan wanita itu melihat Yeo Jin tengah melamun.

“Kau memanggilku kemari dan pikiranmu di tempat lain. Aku kalah dari Soo Hyun?” tanya wanita itu.

Yeo Ji diam saja, seakan membenarkan.

Wanita itu kesal.

“Hanya itu artiku bagimu?” tanya wanita itu. Wanita itu mau turun dari mobil, tapi ditahan Yeo Jin.

Yeo Jin cerita kalau dia akan kehilangan pekerjaannya, itu sebabnya dia banyak berpikir.

Wanita itu tanya, karena si brengsek itu?

“Aku lebih suka orang berambisi daripada yang yakin. Itu lebih manusiawi. Dengan begitu, aku bisa berhenti menjadi orang dengan keyakinan.”

Wanita itu turun dan menghubungi seseorang.

“Hai, yeobo? Aku akan pergi setelah siaran berita. Baiklah.” ucap wanita itu.

Pembicarannya dengan suaminya selesai.

Wanita itu lalu pergi ke BSN.

Di lobi, dia papasan dengan Soo Hyun yang mau pergi. Mereka saling bertatapan dengan pandangan tidak suka.

Wanita itu lalu berkata, kalau dia menonton berita Soo Hyun.

“Bagaimana jika kau dipecat?” tanya wanita itu.

“Khawatirkan dirimu sendiri. Maksudku, selamatkan dirimu sebelum orang lain mengungkapnya.” jawab Soo Hyun, lalu pergi.

Soo Hyun ke mobilnya dan menemukan amplop merah yang ditaruh di wiper mobilnya.

Soo Hyun membacanya. Dia keluar, lalu menyuruh seseorang bernama Sung Hwan keluar.

Sung Hwan keluar.

Sung Hwan : Pasti hanya aku yang mengirim ancaman kepadamu.

Soo Hyun : Jual saja ke perusahaan media lain. Mengerti?

Sung Hwan : Untuk apa aku menjualnya? Aku harus menyiksamu sampai pekerjaanku kembali.

Soo Hyun : Lakukan sesukamu.

Soo Hyun mau masuk ke mobilnya, tapi dihalangi Sung Hwan.

Sung Hwan mencengkram tangan Soo Hyun, sampai tas dan… sebuah kotak kecil milik Soo Hyun jatuh.

Sung Hwan : Apa lagi yang bisa kulakukan semauku? Aku sudah menebus perbuatanku mengikuti selebritas 10 tahun!

Sung Hwan menyerang Soo Hyun, tapi Soo Hyun berhasil menangkis dan menekan leher Sung Hwan ke kaca mobilnya.

Soo Hyun : Kau menebusnya?

Sung Hwan : Itu hanya sekali. Itu kesalahan!

Soo Hyun : Maksudmu kau pernah ketahuan sekali. Karena suap yang kau terima, seluruh tim membayar upahnya dan hidup beberapa orang hancur. Tapi apa?

Soo Hyun lalu mendorong Sung Hwan ke lantai.

Sung Hwan : Bagaimana denganmu? Berhentilah bersikap sok mulia. Apa bedanya kau denganku?

Soo Hyun : Bicara saja semaumu. Cobalah sesukamu. Kau tidak akan pernah kembali selama aku bekerja di industri ini.

Soo Hyun mengambil rantang dan tasnya, lalu beranjak pergi.

Sung Hwan kesal, Soo Hyun, dasar berengsek!

Mobil Soo Hyun memasuki kediaman mewah.

Itu adalah kediamannya, yang dia tinggali bersama istrinya.

Narasi Soo Hyun terdengar.

“Tempat penuh rahasia yang terkubur dan tidak ada kebenaran yang bisa masuk. Sebuah tempat yang penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Jika hidup memilikinya, mungkin batasan itu berada di sekitar sana. Begitu kau melewati batasan itu, siapa pun dirimu, kau tidak bisa kembali…”

Di meja, tampak beberapa penghargaan Soo Hyun sebagai jurnalis terbaik di tahun 2007, juga tokoh media terbaik 2020 dari BSN News Night.

Narasi Soo Hyun berlanjut.

“Itu sebabnya aku selalu takut. Aku tidak yakin dengan posisiku dan harus terus mengamati. Namun, aku tidak tahu saat itu bahwa aku sudah melewati batas sejak lama. Bahwa aku sudah hancur.”

Di meja, juga ada foto Soo Hyun bersama Eun Soo dan putra semata wayang mereka.

Soo Hyun lalu masuk ke ruangan Eun Soo dan mendapati Eun Soo tengah membuat sesuatu.

Eun Soo melihat Soo Hyun dan tersenyum.

Soo Hyun : Boleh aku masuk?

Eun Soo : Tentu saja.

Soo Hyun : Kau bergadang semalaman lagi karena acara amal itu? Aku membelikan kesukaanmu.

Eun Soo : Pasti hanya aku yang tahu betapa manisnya dirimu.

Eun Soo membuka kotak kecil putih dari Soo Hyun.

Ternyata isinya kue, tapi kuenya sudah hancur.

Soo Hyun : Pasti bergeser di mobil. Kita buang saja.

Eun Soo : Kenapa aku harus membuangnya? Yang penting niatnya.

Eun Soo lalu menatap Soo Hyun dalam-dalam.

Eun Soo : Harimu pasti berat. Matamu tampak lelah.

Soo Hyun : Baru saja membaik begitu melihatmu.

Eun Soo pun memeluk Soo Hyun.

Eun Soo : Suamiku yang malang tidak bisa bertahan tanpaku.

Soo Hyun lalu mencium bibir Eun Soo.

Setelah itu, Soo Hyun mengajak Eun Soo ke kamar.

Eun Soo : Yeon Woo tidak ada di rumah.

Mendengar itu, Soo Hyun mengangkat tubuh Eun Soo ke atas meja dan lanjut menciumi Eun Soo.

Ki Tae dan putra bungsunya, Seo Jung Wook, sedang menikmati makan malam.

Tapi suasana makan malam terasa kaku.

Jung Wook tampak tidak menyukai wanita yang melayani ayahnya.

Seorang wanita muda yang cantik, tampak melayani Ki Tae.

Soo Hyun dan Eun Soo bercinta di ranjang.

Foto tvN

Wanita yang tadi menemui Yeo Jin, terlihat habis berkelahi dengan suaminya.

Habis berkelahi, mereka malah berciuman.

Tanpa sadar, putri mereka yang sudah remaja, melihat mereka, lalu dia beranjak pergi dengan tatapan kecewa.

Soo Hyun terbangun. Diluar masih gelap.

Soo Hyun menatap Eun Soo yang tidur membelakanginya.

Setelah itu, dia bangkit dan beranjak keluar dan Eun Soo pun bangun begitu Soo Hyun keluar.

Soo Hyun ke ruangan kerjanya dan membaca profil Seok Pil.

“Kim Seok Pil, 45 tahun. Bukjeong-dong dan Sinchang-dong. Memulai sebagai tukang pukul pada tahun 1998.”

Soo Hyun lalu menerima dua notifikasi pesan baru dari e-mailnya.

“Pabrik Kimia Namyangju Woorim Blok B, pukul 11.00 pagi. Royal the Hill.” isi notifikasinya.

Pagar kediaman mewah yang ditinggali Soo Hyun menutup dengan otomatis.

Lalu penyekat jalan muncul dari bawah tanah. Alarm berbunyi.

Soo Hyun tinggal di Royal the Hill.

Bersambung ke part 2…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like