Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 14 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini
Hye Joo yang mau pulang, usai memeriksa keadaan di tokonya, malah bertemu Soo Bin. Soo Bin memberitahu Hye Joo kalau Joong Do dan Yeo Jin punya hubungan. Soo Bin bilang, dia dan Ji Hoon melihat keduanya di rumah mereka siang hari itu.
Soo Bin : Karena itu, Ji Hoon menemui ayahnya malam itu, untuk bilang bahwa dia tahu dan memintanya berhenti selingkuh. Maka itu, menurutku suamimu mungkin saja membunuh Ji Hoon.
Hye Joo terpengarah mendengarnya.
Kita diperlihatkan flashback, sebelum kematian Ji Hoon. Hari itu, tanggal 19 AGUSTUS 2022, hari kematian Ji Hoon. Ji Hoon mengetuk pintu toko ibunya sambil memanggil ibunya. Dia bersama Soo Bin. Tapi tak ada respon. Ji Hoon memakai jaket merah bata.
Ji Hoon menatap Soo Bin, sepertinya ibu tak ada disini.
Ji Hoon meraih ponselnya. Mau menghubungi Hye Joo tapi gak jadi.
Ji Hoon mengajak Soo Bin ke rumahnya. Dia bilang, mungkin ibunya ada di rumah. Soo Bin sungkan. Ji Hoon bilang tak perlu sungkan. Hye Joo pasti akan membantu Soo Bin. Ji Hoon lantas memberitahu Soo Bin kalau Hye Joo dulu juga tak punya keluarga sama seperti Soo Bin.
Soo Bin terdiam mendengarnya.
Ji Hoon : Katamu kau mau putus dengan Jung Dae. Bukan begitu?
Buat yang tanya Hye Joo kemana, ingat episode 1? Hye Joo menghadiri pertemuan para wali murid di kafe.
Ji Hoon membawa Soo Bin ke rumahnya. Dia heran melihat ada mobil yang pakir di depan rumahnya. Lebih tepatnya, di depan mobil ibunya.
Ji Hoon : Siapa yang memarkir di depan rumahku?
Ji Hoon masuk, dia mencari ibunya tapi sang ibu tak ada.
Soo Bin di kamar Ji Hoon. Dia berdiri menghadap dinding, mengukur tinggi badannya. Lalu Ji Hoon masuk membawa segelas air putih. Dan Soo Bin tanya, kenapa Ji Hoon tak ukur tinggi badan saat SMA.
Ji Hoon : Apa?
Soo Bin menunjuk tulisan di dinding, di situ tertulis terakhir saat kelulusan SMP.
Ji Hoon : Tidak ada alasan. Ini air mineral.
Soo Bin : Terima kasih.
Soo Bin minum. Setelah itu dia menguap, lalu minta izin tidur sebentar sampai Hye Joo pulang. Soo Bin bilang, dia gak tahu kenapa dia belakangan ini sering mengantuk sampai tak sanggup melek.
Ji Hoon : Boleh.
Soo Bin : Kalau begitu, aku menumpang tidur, ya.
Soo Bin mulai naik ke kasur Ji Hoon dan menjadikan tasnya sebagai bantal.
Ji Hoon menutup pintu dan duduk di kursinya.
Dia menatap Soo Bin yang sudah mulai tidur.
Tak lama kemudian, Ji Hoon merebahkan kepalanya di meja dan tidur juga.
Beberapa saat kemudian, Ji Hoon terbangun karena mendengar suara diluar.
Dia lalu menatap Soo Bin. Soo Bin masih tidur. Ji Hoon pun pelan2 membuka pintu tapi Soo Bin terbangun.
Soo Bin : Kau mau ke mana? Ibumu sudah tiba?
Ji Hoon : Belum.
Soo Bin : Lantas?
Ji Hoon dan Soo Bin turun. Mereka melihat Joong Do dan Yeo Jin berdebat. Ji Hoon mengaku dia khilaf waktu itu. Yeo Jin marah. Dia minta Joong Do tak menyebut itu khilaf. Itu bukan kekhilafan.
Joong Do : Pelankan suaramu.
Yeo Jin : Kau takut Hye Joo tahu? Baiklah. Mungkin itu kekhilafan bagimu, tetapi aku terus merasa kacau dan tersiksa. Lebih tersiksa lagi…
Ji Hoon menatap Soo Bin.
Mereka pun kembali ke kamar Ji Hoon.
Tak lama kemudian, Ji Hoon mengajak Soo Bin pergi.
Mereka beranjak keluar.
Ji Hoon berjalan dengan cepat. Soo Bin yang ketinggalan, mempercepat langkahnya. Tapi kemudian, dia melihat Ji Hoon menyeka air mata. Soo Bin mendekati Ji Hoon.
Soo Bin : Kau baik-baik saja?
Ji Hoon : Jangan beri tahu siapa pun soal yang kau lihat tadi.
Soo Bin : Baik.
Kita diperlihatkan flashback lagi, 5 tahun lalu, malam kelulusan SMP Ji Hoon.
Ji Hoon yang sudah terlelap, terbangun karena haus. Kamera menyorot ijazah SMP dan seragam Ji Hoon.
Ji Hoon mengambil gelas di meja di belakang kepalanya. Lalu dia beranjak turun.
Saat mau ke dapur, dia mendengar suara berisik dari ruang kerja ayahnya.
Dia pun mendekat. Karena pintu ruang kerja ayahnya terbuka sedikit, Ji Hoon bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Dia pun syok.
Usai melihat sesuatu di ruang kerja ayahnya, Ji Hoon muntah2. Lalu dia menangis.
Flashback end….
Ji Hoon ke cerita Soo Bin. Dia bilang sungguh menjijikkan.
Ji Hoon ada di rumahnya bersama Soo Bin. Rumah yang Hye Joo sewakan untuknya.
Ji Hoon : Itu kejadian lima tahun lalu, dan kini belum berubah. Padahal aku pindah karena enggan melihatnya. Aku jadi malu menunjukkanmu sisi gelapku ini.
Soo Bin : Aku juga sama. Aku sering menunjukkan sisi gelapku yang ingin putus dari Jung Dae tetapi tak kunjung putus.
Ji Hoon : Semua orang di sekitarku bajingan. Aku tak tahan lagi. Aku harus menemui ayah.
Soo Bin : Sekarang?
Ji Hoon : Tidak. Ayahku tak bisa ditemui pukul sebegini karena jadwalnya penuh tiap hari. Mau kuhubungi sekarang pun, dia tak bisa ditemui kecuali aku mati. Jung Dae mengajakku bertemu hari ini. Jadi, aku mau menemuinya dahulu, lalu menemui ayah tengah malam.
Soo Bin : Apa kau harus menemui Jung Dae? Mengapa dia mendadak mau bertemu?
Ji Hoon : Entahlah. Namun, jika tak menemuinya, dia akan curiga aku membantumu kabur. Aku akan mengancam ayah membeberkan afairnya jika tak mau berhenti. Dia pasti akan berhenti kalau tak ingin karier politiknya kandas.
Kita mendengar narasi Soo Bin yang bercerita kepada Hye Joo.
Soo Bin : Setelah itu dia keluar.
Soo Bin terbangun dan menyalakan televisi. Dan dia terkejut melihat berita ditemukannya jasad Ji Hoon di Sungai Han.
Di berita juga di sebutkan, kesalahan-kesalahan Ji Hoon. Pada bulan Maret lalu, Ji Hoon sedang dalam masa penundaan eksekusi karena kasus penganiayaan saat mabuk di tempat hiburan malam Gangnam. Dia melukai seorang pejalan kaki saat mabuk hingga butuh enam pekan untuk sembuh total. Dia baru menyelesaikan hukuman penjara empat bulan sekitar 15 hari lalu…
Paginya, Soo Bin duduk di emperan. Dia sudah memangkas rambutnya. Ada telepon dari Jung Dae tapi Soo Bin tak menjawab. Lalu pesan dari Jung Dae masuk.
Jung Dae : Kau bersembunyi lagi? Pikirmu aku tak bisa menemukanmu?
Soo Bin lalu ingat kata2 Ji Hoon kalau Hye Joo dulu tak punya keluarga sama sepertinya.
Ji Hoon : Ibuku pasti membantumu.
Maka, Soo Bin ke rumah Hye Joo.
Hye Joo : Ya. Kau siapa?
Mereka bicara di dalam.
Soo Bin minta diizinkan menumpang hidup di rumah Hye Joo.
Flashback end…
Sekarang, Soo Bin bersama Hye Joo di toko Hye Joo. Soo Bin menjelaskan semuanya dengan emosional.
Soo Bin : Hari itu, Ji Hoon bilang akan mengancam suamimu dan membeberkan perselingkuhannya. Maka itu, kurasa Ji Hoon mungkin mati dibunuh dia, bukan musibah.
Hye Joo : Itu tidak benar, Soo Bin-ah. Hari itu, Ji Hoon….
Soo Bin : Dia menulis di ponselnya akan bunuh diri gara-gara aku, ‘kan? Namun, itu tidak benar.
Hye Joo : Kau tahu dari mana soal pesan itu?
Soo Bin : Dari suamimu. Namun, dia mustahil bunuh diri karena saat kami terakhir bicara di telepon, Ji Hoon…..
Ji Hoon sudah di Sungai Han. Soo Bin menghubunginya. Ji Hoon kaget Soo Bin mengaku hamil.
Soo Bin : Apa aku harus memberi tahu Jung Dae? Bagaimana ini?
Ji Hoon : Jangan. Jika begitu, kau tak akan bisa putus darinya. Awas kalau kau minta putus kepada Jung Dae lagi. Itu bahaya. Jangan hubungi dia.
Soo Bin : Awas apa? Suaramu tidak jelas.
Ji Hoon : Tunggu sebentar.
Ji Hoon matiin panggilan Soo Bin, lalu dia mengirimi Soo Bin pesan.
Ji Hoon : Jangan coba-coba minta putus. Mengapa kau selalu begitu? Kau mau mati?
Setelah itu, Ji Hoon kembali menghubungi Soo Bin.
Ji Hoon : Sudah lihat pesanku? Jangan berbuat apa-apa dahulu. Aku segera ke sana.
Soo Bin : Ya, baik. Sudah bertemu ayahmu? Kau di mana sekarang?
Ji Hoon : Sudah bertemu. Aku ada di pinggir Sungai Han.
Flashback end…
Soo Bin : Kami bertelepon setelah dia bertemu ayahnya, dan dia langsung marah besar begitu dengar aku hamil dan akan menghabisi pacarku sampai mau membunuh dia. Mungkinkah Ji Hoon bunuh diri?
Hye Joo : Sebentar, Soo Bin-ah. Ji Hoon bilang mau melakukan apa kepada pacarmu?
Soo Bin : Mau membunuh dia. Katanya akan membunuh pacarku.
Flashback…
Ji Hoon : Aku di pinggir Sungai Han.
Soo Bin : Aku segera ke sana.
Ji Hoon : Pinggir Sungai Han? Aku akan… Jung Dae.
Soo Bin : Apa?
Karena Soo Bin gak bisa mendengar dengan jelas, maka Ji Hoon memutuskan panggilannya dan mengirimi Soo Bin pesan.
Ji Hoon : Awas saja. Aku akan bunuh dirinya.
Tapi yang ditulis Ji Hoon hanya “aku akan bunuh diri”, ditambah pesan itu tak terkirim.
Flashback end…
Soo Bin : Awalnya, aku juga merasa mustahil seorang ayah bisa membunuh anaknya. Lalu berita menyebut dia meninggal tenggelam akibat mabuk berat, jadi, aku percaya. Namun, aku berubah pikiran setelah melihat konferensi pers suamimu, padahal aku sudah bilang aku tak mengalami pelecehan seksual.
Aku yakin suamimu mampu membunuh anaknya yang mengancam akan membeberkan afairnya. Usai meninggalkan rumahmu, aku sempat mengancam suamimu akan membeberkannya karena tak punya uang. Lantas dia menyuruhku tutup mulut, dan minta kerja sama soal tindak pencabulan Ji Hoon dengan imbalan rumah.
Maka itu, aku bungkam walau sudah lihat konferensi itu. Maafkan aku. Namun, aku yakin soal afair itu. Mereka berdua sudah berselingkuh selama bertahun-tahun.
Hye Joo syok mendengarnya.
Hye Joo lantas pulang. Bersamaan dengan itu, Joong Do keluar dari ruang kerjanya dan melihat Hye Joo baru masuk. Hye Joo menatap Joong Do, dengan tatapan kecewa.
Joong Do : Mengapa tak terima teleponku? Kau ke tempat kerja?
Hye Joo : Ya, karena hujan. Aku pergi diam-diam karena kau sedang tidur. Aku tak sadar kau menelepon.
Joong Do : Mengapa tak bangunkan aku, malah jalan sendiri hujan begini? Aku pun sedang bekerja karena tadi terbangun. Aku baru ingat. Mobilmu akan datang besok.
Hye Joo : Baiklah.
Joong Do : Ayo tidur. Sudah malam.
Hye Joo : Sebentar. Aku lupa mengerjakan sebuah pekerjaan.
Joong Do : Kerja?
Hye Joo : Ya, aku mau mengerjakannya dahulu pakai komputer Yoon Seo. Kau tidurlah.
Joong Do : Sudah malam. Mengapa tidak besok?
Hye Joo : Tidak bisa. Harus sekarang. Kau tidurlah dahulu.
Joong Do : Begitu? Berarti aku juga bekerja saja. Beri tahu jika sudah beres. Aku mau tidur saat kau tidur.
Hye Joo : Baiklah.
Hye Joo pun beranjak ke tangga. Tapi dia membuka lemari di bawah tangga. Dia mengambil sebuah paket dan ingat kata2 Woo Jae soal paket itu.
Woo Jae : Aku sudah lama menerima barang dan kamera dasbor mobilmu lewat ekspedisi.
Hye Joo pun memeriksa dashcam mobilnya sambil memikirkan kata2 Soo Bin tadi.
Soo Bin : Jadi, aku tidur sebentar di kamar Ji Hoon saat menunggumu, lalu terbangun oleh suara mereka berdua.
Dan di dashcam nya, dia melihat Joong Do pulang siang itu.
Hye Joo kecewa, kau benar-benar pulang siang itu.
Hye Joo ke kamar Yeo Jin. Dia mau mengetuk pintu tapi teringat kata2 Soo Bin lagi.
Soo Bin : Bibi Yeo Jin mendampingiku saat menjalani kuretase. Kau tak tahu, ‘kan? Itu karena afairnya akan kubeberkan jika dia memberitahumu kalau aku keguguran.
Hye Joo tak jadi mengetuk pintu.
Sementara itu, Yeo Jin resah di kamarnya.
Dia tak bisa tidur.
Hye Joo ke ruang kerja Joong Do. Dia mengumpulkan kekuatannya sebelum akhirnya mengetuk pintu. Joong Do yang tengah bekerja, menyuruh seseorang diluar masuk. Hye Joo masuk. Melihat Hye Joo, Joong Do langsung merapikan berkasnya.
Joong Do : Sudah selesai? Sebentar.
Hye Joo : Yeobo, aku lupa menanyakan sesuatu tadi.
Joong Do : Soal apa?
Hye Joo : Di hari Ji Hoon mengalami musibah…
Joong Do langsung tegang mendengar Hye Joo membahas Ji Hoon.
Hye Joo : Dia buat masalah apa?
Joong Do : Apa?
Hye Joo : Katamu kalian bertemu karena dia buat masalah. Memang dia buat masalah apa?
Joong Do : Bukan masalah besar.
Hye Joo : Memang apa masalahnya? Masalah narkoba atau pemerkosaan Soo Bin?
Joong Do : Bukan. Itu hanya dalih. Dia minta uang.
Hye Joo : Uang?
Joong Do : Ya.
Hye Joo : Dia mengancammu dan minta uang? Seperti Soo Bin? Apa Ji Hoon juga mengancammu akan membeberkan perselingkuhan seperti Soo Bin?
Joong Do kaget, yeobo. Kau menemui Soo Bin lagi? Kau dengar yang aneh-aneh lagi darinya?
Hye Joo : Apa benar… Apa benar kau dan Kak Yeo Jin berselingkuh?
Joong Do : Aku dan Yeo Jin? Itu tak masuk akal, Hye Joo-ya.
Hye Joo : Pelankan suaramu. Ada Yoon Seo di atas. Katanya Ji Hoon memberi tahu Soo Bin kalau malam itu dia akan menemuimu, menyuruhmu menghentikan afair itu, dan mengancam membeberkannya. Katamu kau menemui Ji Hoon malam itu. Kemudian dia… meninggal di sana, tepat setelah bertemu denganmu.
Joong Do : Hye Joo-ya, sejauh apa kau mencurigaiku?
Hye Joo : Apa benar alasan Ji Hoon mengajakmu bertemu bukan karena alasan yang kusebutkan tadi?
Joong Do : Sudah kubilang bukan. Mengapa kau lebih memercayainya daripada aku?
Hye Joo : Benarkah begitu? Berarti aku ditipu Soo Bin lagi? Baiklah. Kalau begitu biar kutanya Kak Yeo Jin.
Joong Do panic.
Hye Joo membuka pintu. Lah, Yeo Jin nongol di depan pintu sambil memegang gelas.
Hye Joo : Kebetulan sekali. Aku memang mau menemuimu.
Joong Do kaget melihat Yeo Jin.
Hye Joo menyuruh Yeo Jin masuk.
Yeo Jin menaruh gelasnya diluar, lalu masuk dengan wajah tegang. Dia sepertinya tahu apa yang mau dibicarakan Hye Joo.
Hye Joo : Sebut saja aku gila jika yang kukatakan memang gila. Apa ada afair di antara kalian berdua?
Yeo Jin terdiam.
Hye Joo : Jawablah.
Yeo Jin : Benar.
Joong Do menyangkal tapi Yeo Jin terus mengatakan iya.
Joong Do marah,kau gila? Hye Joo-ya, itu tidak benar.
Yeo Jin : Itu benar. Kami memang punya afair.
Joong Do : Ada apa denganmu?
Joong Do lalu mengajak Hye Joo bicara empat mata.
Tapi Hye Joo yang sudah kecewa berat, mengusir mereka berdua.
Joong Do keluar dari minimarket. Hujan masih turun. Joong Do berdiri di emperan dan mencoba menyalakan rokoknya tapi koreknya gak mau nyala. Joong Do kesal dan melempar koreknya. Lalu Joong Do menghubungi Woo Jae.
Woo Jae sendiri masih di kantor.
Woo Jae : Apa? Apa yang istrimu ketahui?
Joong Do : Yang waktu itu.
Woo Jae ingat pas Joong Do cerita soal ancaman Soo Bin.
Woo Jae : Kim Soo Bin menemuimu dan minta uang tutup mulut untuk menutupi perselingkuhanmu dengan Bu Hyeon?
Joong Do : Ya, dia hanya asal bicara. Namun, kita pusing juga bila dia sebar itu ke mana-mana. Jadi, tolong carikan dia rumah.
Woo Jae : Baik, Pak.
Flashback end…
Joong Do lantas mengaku ke Woo Jae kalau perkataan Soo Bin itu benar.
Woo Jae mengerti, baik. Apa istrimu baik-baik saja? Kau tak perlu cemas masalah Kim Soo Bin. Apa pun yang dia katakan di luar sana, tinggal kita buat sebagai hoaks. Mohon kendalikan risiko yang mungkin ditimbulkan istrimu.
Joong Do : Baiklah.
Woo Jae teringat saat dia ada di pinggir Sungai Han malam itu.
Hujan turun dengan deras. Dia di mobilnya, memeriksa dashcamnya.
Lalu terdengar suara Ji Hoon, aku sudah lihat semuanya. Soal ayah dan Bibi Yeo Jin. Ayah punya affair di belakang ibu, kan?
Flashback end…
Woo Jae menghela nafas.
Woaah, jadi malam itu, Woo Jae udah tahu hubungan Joong Do dan Yeo Jin.
Hye Joo masih terpaku di tempatnya.
Hujan masih turun sangat deras.
Tak lama, dia beranjak menaiki tangga pelan2 sambil memegangi railing tangga.
Tapi kemudian, Hye Joo pun berhenti dan menatap ke arah ruang kerja Joong Do.
Dia membayangkan ketika Ji Hoon memergoki apa yang terjadi di ruang kerja Joong Do.
Dalam bayangannya, dia melihat Ji Hoon yang syok dan menjauhi ruang kerja Joong Do.
Hye Joo pun terduduk lemas di tangga.
Tangisnya pecah. Dia menutupi mulutnya agar tangisnya tak terdengar Yoon Seo.
Joong Do di ruangannya.
Matanya berkaca-kaca.
Yeo Jin di restonya.
Kamera menyorot lantai resto yang basah karena hujan yang menetes dari tubuh Yeo Jin.
Woo Jae ke rumah yang dia sewa untuk Soo Bin.
Tapi Soo Bin udah pergi.
Dan Soo Bin, di rumah barunya.
Dia mengeluarkan kartu memori dari ponselnya dan terdiam.
Hye Joo masih nangis.
Paginya, Min Seok dan Ja Yeong jalan berduaan menuju kantor.
Mereka lalu melihat Bit Na lagi berdiri di tepi jalan memandang sesuatu.
Bit Na : Sebentar. Mengapa kalian bisa datang bersama?
Min Seok : Kami bertemu di bus.
Ja Young : Kau lihat apa?
Ternyata yang dilihat Bit Na adalah seorang pria setengah baya yang berdemo di seberang gedung pemerintahan. Pria itu ingin UU Namgoong Seol diloloskan. Dia bilang, kebenaran harus diungkap.
Lalu mereka mendengar obrolan dua tim lain.
“Kalau lihat posting tentang istri Pak Nam, isinya bertentangan dengan UU itu.”
“Benar. Pernyataan resmi dari timnya belum ada, ‘kan?”
“Ya.”
Dua orang itu menyebrang jalan.
Bit Na : Semoga masalahnya bisa teratasi dengan baik usai kemunculan Bu Kim di TV malam ini.
Min Seok : Benar. Selama wawancaranya lancar. Selain itu, kisah Bu Kim adalah propaganda terbaik bagi UU Namgoong Seol.
Mereka pun pergi.
Anggota Dewan Kang lagi di salon sama anggota dewan lain.
Mereka melihat berita wawancara Joong Do soal UU Namgoong Seol.
“UU itu mustahil disetujui, ‘kan? Andai UU absurd itu didukung rakyat dan disetujui di rapat, Partai Daehan pasti kegirangan karena merasa dibela rakyat.”
“Jangan khawatir. Buat apa kita mencemaskan undang-undang yang bahkan tak didukung anggota fraksinya?”
“Partai Daehan tak mendukungnya? Maksudku, Nam Joong Do itu anak emas Woo Jin Seok dan Woo Jin Seok sangat menyuarakan sanksi berat pelaku pencabulan.”
Pegawai salon datang dan mulai mencukur jenggot Anggota Dewan Kang.
Joong Do menemui Ketum Woo.
Joong Do nampak kecewa, baik. Berhubung partai tak bisa membantu, aku akan memperjuangkan UU Namgoong Seol sendirian.
Joong Do beranjak ke pintu tapi dia berbalik lagi menatap Ketum Woo.
Joong Do : Kau barter apa dengan Partai Abdi… Maksudku, dengan Pak Kang?
Ketum Woo : Pak Anggota Parlemen Nam, untuk siapa kau berpolitik? Aku berpolitik demi rakyat, bukan demi Partai Daehan.
Joong Do : Kelihatannya “rakyat” bagimu tidak termasuk korban-korban pencabulan yang pelakunya bunuh diri.
Joong Do beranjak keluar.
Ki Young di tempat kerjanya, menuliskan pesan untuk Joong Do.
Ki Young : Aku Choi Ki Young. Tadi aku sudah mengirim dokumennya ke surelmu. Silakan periksa.
Awalnya Ki Young ragu mengirimkannya tapi pada akhirnya dia mengirimkannya juga.
Seung Hee mengundang kru TV menemui ibunya.
Sang ibu kaget, aku? Wawancara berita?
Seung Hee : Ya, tadi aku sudah diwawancara di luar.
Yang mewawnacarai Reporter Jung, si reporter menyebalkan.
Reporter Jung : Benar, Bu. Kau cukup menceritakan derita yang kau alami sepeninggal putramu hingga kini.
Nyonya Lee terdiam mendengarnya.
Yeo Jin menemui Hye Joo.
Hye Joo : Kalian berdua adalah keluarga pertamaku seumur hidup. Berkat kalian, aku tahu bahwa keluarga itu tidak perlu sedarah. Namun, teganya kau berbuat begini. Apa yang ada di benakmu saat melihatku setiap hari? Kuberi waktu dua jam. Kemas barangmu dan pergilah.
Hye Joo beranjak pergi.
Kamera menyorot ruang kerja Joong Do.
Foto keluarga mereka, tertelungkup di atas meja.
Joong Do di ruangannya dihubungi Nyonya Jo.
Joong Do : Soal posting di internet?
Nyonya Jo : Ya.
Joong Do : Istriku baik-baik saja.
Nyonya Jo : Aku khawatir sekali begitu dengar cerita tentang istrimu dari pelangganku.
Joong Do : Ya, masalah itu akan segera teratasi. Terima kasih sudah mencemaskannya. Ya, sampai jumpa.
Hye Joo di tokonya, menerima panggilan dari Joong Do. Cukup lama dia menatap nama Joong Do, sebelum akhirnya menjawab panggilan Joong Do.
Hye Joo : Ada apa?
Joong Do : Nanti kukirim jemputan untuk mengantarmu ke stasiun TV.
Hye Joo : Kelihatannya aku tak sepenuhnya mengenalmu. Kau pikir aku masih mau ikut wawancara TV bersamamu?
Joong Do : Wawancara itu demi kebaikanmu. Tidak ada kaitannya dengan itu. Tolong bedakan. Masalah itu biar kita bicarakan lagi malam ini.
Hye Joo : Aku ingin tanya satu hal. Kau bohong kalau Soo Bin mengancam soal pemerkosaan yang dilakukan Ji Hoon, kan?
Joong Do : Ya. Maafkan aku.
Hye Joo : Teganya kau melakukan hal itu.
Joong Do : Aku merasa bersalah kepadamu dan Ji Hoon. Namun, itu demi UU Namgoong Seol.
Hye Joo : Kau sudah gila? Meski begitu, bisa-bisanya kau memfitnah Ji Hoon. Kau tidak tahu apa kata orang tentang Ji Hoon akibat konferensi itu?
Joong Do : Aku tahu. Namun, aku terpaksa demi sesuatu yang lebih besar. Itu juga tak mudah bagiku. Ji Hoon anakku.
Hye Joo : Bukankah Ji Hoon hanya kau anggap sebagai alat berpolitik?
Joong Do : Hye Joo-ya.
Hye Joo : Ji Hoon meninggal tepat setelah bertemu denganmu di pinggir Sungai Han. Sungguh kau tidak ada hubungannya dengan itu?
Joong Do : Itu tak benar. Aku tak bohong.
Hye Joo : Aku tak bisa ikut wawancara bersamamu. Tepatnya, tidak mau. Bila kau tetap memaksaku ikut wawancara denganmu setelah memperalat putraku, maka kau bajingan.
Hye Joo memutus panggilan Joong Do.
Joong Do panic.
Joong Do lantas keluar dari ruangannya.
Dia memanggil Woo Jae.
Mereka bicara diluar.
Joong Do : Pak Jang. Di hari Ji Hoon mengalami musibah…
Kita diperlihatkan flashback, saat Ji Hoon turun dari mobil Joong Do.
Hujan sangat deras. Joong Do memberikan Ji Hoon payung.
Joong Do : Bawa ini.
Ji Hoon pun lari memayungi dirinya dan menenteng jaketnya.
Setelah Ji Hoon pergi, Joong Do menerima pesan dari Hye Joo soal kaburnya Yoon Seo.
Dia kaget.
Lalu Woo Jae datang.
Woo Jae : Kalian sudah selesai mengobrol, Pak?
Joong Do : Sepertinya Yoon Seo kabur. Coba kau kejar dia. Aku takut dia buat masalah lagi. Aku harus menghampiri istriku.
Joong Do langsung turun dari mobilnya.
Joong Do mencari Yoon Seo di jalanan. Lalu Woo Jae datang.
Woo Jae : Yoon Seo belum ditemukan?
Joong Do : Belum.
Woo Jae : Kalau begitu, biar kuparkirkan mobil dan cari dia ke arah sini.
Joong Do : Terima kasih. Ji Hoon sudah kau antar pulang?
Woo Jae : Aku gagal mengejarnya karena dia berlari kencang. Maaf.
Joong Do : Tidak apa.
Flashback end…
Joong Do : Kau mengaku gagal mengejarnya. Jadi, katakan. Apa kau bertemu Ji Hoon malam itu di pinggir Sungai Han?
Woo Jae : Benar.
Joong Do : Apa kau membunuh Ji Hoon?
Woo Jae : Bukankah Ji Hoon bunuh diri?
Joong Do : Dia tidak bunuh diri. Bukan.
Joong Do ingat kata2 Soo Bin malam itu padanya saat Soo Bin datang untuk memerasnya.
Soo Bin : Saat kami bertelepon malam itu, Ji Hoon marah besar kepada pacarku begitu dengar aku hamil dan bilang akan menghabisinya. Mustahil dia bunuh diri di sana. Kau tahu sendiri waktu itu hujan lebat dan Ji Hoon habis minum banyak. Kejadian itu mungkin musibah, tetapi dia mustahil bunuh diri.
Flashback end…
Joong Do : Dia tidak terlihat berbohong. Jadi, kupikir mungkin kejadian itu memang musibah. Ji Hoon meninggal tepat setelah bertemu denganmu di pinggir Sungai Han. Katanya, Ji Hoon bertemu denganku di pinggir Sungai Han. Itu aneh. Padahal aku bertemu Ji Hoon di Gangnam. Ditambah hari itu, saat kita mau bertemu dia, kau berkata…
Flashback…
Woo Jae : Pak,aku memang belum dengar masalah apa lagi yang dibuat Ji Hoon tetapi itu pasti amat berisiko sebab pemilu tinggal delapan bulan, apalagi jika dia terlibat narkoba atau pelecehan seksual. Aku akan mencegahnya dengan segala cara.
Flashback end…
Joong Do : Kemudian muncul sabu-sabu di saku Ji Hoon. Jawab, Jang Woo Jae. Apa kau takut Ji Hoon menghambat karierku setelah lihat dia punya sabu-sabu lalu kau menyingkirkannya? Jawab aku!
Woo Jae : Tidak.
Joong Do : Kalau begitu, jelaskan alasanmu mengaku gagal mengejar Ji Hoon waktu itu.
Woo Jae terdiam.
Bersambung ke part 2…