Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 6 Part 2, Untuk Kalian yang ingin tahu juga tentang list recap, tersedia gaes di tulisan yang ini. Selain itu bahkan Kalian juga bisa tahu lho tentang Episode sebelumnya baca di sini.
Ibu menghadap Pak Han. Pak Han nunjukin lembar nilai Ju Kyung.
Pak Han : Bu Hong, jika anda lihat di sini, ini angka keberuntungan. Angka tujuh yang beruntung.
Ibu sewot, memangnya dia Genghis Khan atau Taejo Wang Geon? Kenapa menyamakan semua nilainya menjadi satu angka?
Pak Han : Mungkin dia terlalu sibuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Bu Hong : Pak Han, dengan nilai-nilai ini, akan sulit untuk masuk universitas di Seoul, bukan?
Pak Han bilang iya, tapi masih ada harapan.
Bu Hong yang panas gegara kesal, ngeluarin kipas angin kecil dari tasnya, dan mulai ngademin diri.
Pak Han : Jika dia mulai belajar dari sekarang…
Bu Hong lalu tanpa sengaja ngarahin kipasnya ke Pak Han, sampai poni Pak Han ketiup ke atas dan…. terlihatlah Pak Han gak punya alis.
Pak Han panic, Bu Hong!
Bu Hong terkejut dan langsung matiin kipasnya.
Pak Han : Apakah anda melihat sesuatu?
Bu Hong : Tidak ada yang bisa dilihat. Tidak apa-apa. Anda bisa mengatasinya.
Pak Han : Aku bisa mengatasinya?
Bu Hong lantas ngasih kartu namanya sebagai pemilik salon pandora.
Pak Han nganterin Bu Hong keluar.
Ju Kyung datang dan bergegas lari ke ibunya.
Ngeliat Ju Kyung, ibu langsung ngedumel tapi ibu berhenti ngedumel gara-gara aktor favoritnya jalan di depan Ju Kyung.
Para guru dan siswa langsung heboh.
Wakil KepSek mendadak keluar dan ikutan heboh.
“Aku melihat sesuatu yang bersinar dari jauh, jadi, kupikir seseorang menyalakan lampu. Tapi ternyata anda. Anda datang.”
Pak Han ngenalin diri sebagai wali kelas Soo Ho.
Pak Lee : Senang bertemu anda, aku ayah Lee Soo Ho.
Wakil KepSek memarahi Pak Han karena membuat Pak Lee sampai datang ke sekolah. Dia bilang harusnya Pak Han yang ngunjungi Pak Lee. Dia bahkan nyuruh Pak Han minta maaf ke Pak Lee.
Tentu aja Pak Han keberatan.
Pak Lee : Tidak apa-apa. Sudah lama aku ingin mengunjungi sekolah putraku.
Pas Pak Lee mau masuk ke ruang guru, ibu teriak kalau dia bakal membeli Pak Lee dengan uang.
Pak Lee berbalik dan natap aneh ibu.
Pak Lee : Aku penggemar berat “Maze of Love”. Boleh aku minta tanda tangan?
Guru-guru lain juga ikut minta tanda tangan.
Ju Kyung yang malu lihat tingkah ibunya, langsung pergi.
Tae Hoon nyamperin Soo Ho yang lagi makan di kantin.
Soo Ho : Apa yang kau lakukan?
Tae Hoon : Kita mendominasi lapangan basket bersama. Kita seperti pemain basket NBA. Kita seperti Stephen Curry dan Klay Thompson. Kau mengerti, Bung?
Hyun Kyu masuk, dan memberitahu semua kalau ayah Soo Ho adalah Lee Joo Hun.
Semua kaget.
Hyun Kyu : Anak-anak lain melihatnya di depan ruang guru. Kau menakjubkan, Soo Ho. Ibuku penggemar berat. Bisakah kau meminta tanda tangan…
Soo Ho yang kesal, langsung pergi.
Soo A tanya, apa Soo Jin tahu.
Soo Jin bilang Soo Ho benci kalau ada yang tahu siapa ayahnya.
Ju Kyung : Itulah kenapa dia tak mengatakannya.
Soo A : Lee Joo Hhun adalah CEO Move Entertainment. Bukankah itu berarti dia kaya raya? Aku selalu bertanya-tanya kenapa dia meremehkan semua orang. Tapi sekarang aku mengerti. Dia tinggal di dunia yang berbeda.
Ju Kyung : Kau benar. Dia tinggal di dunia yang berbeda.
Soo A : Tunggu. Bukankah istri Lee Joo Hun sudah lama meninggal? Apa itu berarti Soo Ho tidak…
Soo Jin : Hei! Hentikan omong kosongmu. Tutup saja mulutmu dan makanlah.
Soo A pun diam.
Wakil KepSek nganterin Pak Lee keluar.
“Soo Ho mendapatkan nilai yang luar biasa dan seorang atlet hebat. Dia juga sangat tampan karena mirip dengan anda. Dia murid paling sempurna.”
Pak Lee pamit.
Bersamaan dengan itu, Seo Jun dan temen-temennya melihat Pak Lee dari lantai atas.
Temen-temen Seo Jun langsung heboh ada artis.
Seo Jun natap dingin Pak Lee.
Pak Lee mencoba bersikap ramah pada Seo Jun, tapi Seo Jun melengos pergi bikin dia kaget.
Ju Kyung nyariin Soo Ho di parkiran.
Tak lama, dia ngeliat ayah Soo Ho datang. Ayah Soo Ho tanya ke sopirnya apa sudah bicara sama guru Soo Ho. Sopir bilang udah.
Lalu Soo Ho datang.
Soo Ho : Kenapa kau datang?
Pak Lee : Sepertinya sudah jam makan siang. Kau sudah makan?
Soo Ho : Aku sudah melarang ayah datang ke sekolah. Bukankah ayah bersikap lancang dengan melakukan semua ini secara mendadak?
Tiba-tiba, ibu Ju Kyung teriak-teriak manggil Pak Lee sambil berlari ke arah Pak Lee.
Ju Kyung berusaha nyegah ibunya tapi gagal.
Pak Lee : Kita bertemu lagi.
Ibu melihat ke arah Soo Ho.
Ibu : Dia pasti putramu. Pak Lee, putramu juga sangat tampan.
Pak Lee : Begitukah?
Pak Lee menatap Ju Kyung.
Pak Lee : Kau teman sekelas Soo Ho?
Ju Kyung : Ya. Halo.
Soo Ho yang kesal sama ayahnya, pun beranjak pergi.
Pak Lee tanya ke Ju Kyung, apa Soo Ho selalu bersikap sekasar itu.
Ju Kyung bilang sedikit.
Bu Hong bilang pada Pak Lee kalau dia cuma dapat tanda tangan Pak Lee dan itu sangat disayangkan. Ibu minta foto bareng.
Seo Jun nenangin diri di toilet.
Lalu dia ingat saat pemakaman Se Yeon, Pak Lee datang.
Flashback…
Seo Jun tanya, haruskah mengusir Se Yeon seperti itu.
Pak Lee : Kau menyalahkanku?
Sopir Pak Lee berusaha menenangkan Seo Jun. Dia bilang bukan Seo Jun doang yang berduka.
Seo Jun marah, dia tak berdaya! Anda bisa menghentikannya!
Pak Lee : Kau pikir aku badan amal yang membantu anak-anak tidak berdaya? Apa salahnya agensi memecat talenta yang dikritik masyarakat?
Flashback end…
Seo Jun kesal.
Ju Kyung lagi bicara di telepon sama ayahnya pas Soo Jin datang.
Ju Kyung bilang, harusnya ayah yang datang. Kenapa malah mengirim ibu.
Ju Kyung : Robek raporku begitu ibu pulang, ya? Daging pedas? Baiklah. Buat yang sangat pedas. Aku sayang ayah. Baiklah.
Selesai menelpon, Soo Jin duduk di sebelah Ju Kyung.
Soo Jin : Untuk apa kau merobek rapormu?
Ju Kyung : Ibuku membuat Lee Joo Hun tanda tangan di raporku.
Soo Jin : Di depan atau belakang?
Ju Kyung : Depan.
Soo Jin : Pantas saja kau marah.
Ju Kyung : Sungguh. Ayahku satu-satunya di keluargaku yang memedulikanku.
Soo Jin : Kenapa? Karena dia membuatkanmu daging pedas?
Ju Kyung : Benar.
Soo Jin : Kau pasti dekat dengan ayahmu. Aku iri.
Ju Kyung : Meskipun ayahku menganggur? Meskipun dia membuat masalah dan membuat kami kehilangan rumah?
Wajah Soo Jin pun berubah sedih.
Di rumah, ibu memasukkan semua make up Ju Kyung ke dalam kantong plastik.
Ya, ibu berniat membuang semuanya.
Ayah menatap sebal tanda tangan Pak Lee di rapor Ju Kyung. Dia lalu mengambilnya, tapi ketahuan ibu. Ibu langsung menjepit rapor Ju Kyung yang bertanda tangan Pak Lee dibawah pantatnya.
Ju Young menatap foto ibunya dengan Pak Lee.
Ju Young : Ibu terlihat buruk.
Bu Hong : Siapa yang memedulikan penampilan ibu? Tidak masalah selama Joo Hun terlihat tampan. Kau tahu, kamera tidak bisa menangkap rupa aslinya. Wajahnya bersinar.
Ayah berusaha ngambil rapor Ju Kyung dengan kakinya tapi gagal.
Ibu menatap jutek ayah.
Ibu : Pria tampan dari lorong belakang dan pria tampan nasional tidak bisa dibandingkan.
Ayah : Tetap saja, kenapa kau meminta tanda tangan di rapor anakmu?
Ibu : Kau menyebut ini rapor? Dengan nilai seperti itu? Memalukan sekali.
Gagal ngambil pakai kaki, ayah berusaha ngambil pakai tangan tapi ketahuan ibu.
Ibu ngambil rapor Ju Kyung dan nyuruh Ju Young menutupi nama Ju Kyung dengan baik.
Ibu lalu ngedumel karena Ju Kyung beli banyak sekali make up.
Ayah : Aku tahu dia anakmu, ini berlebihan.
Ibu : Jangan bergerak. Kau sungguh mengira bisa menipuku seperti itu?
Ibu tahu ayah berusaha mengambil sedikit make up Ju Kyung.
Ayah pun terpaksa ngasih make up Ju Kyung yang coba dia selamatkan ke ibu.
Ibu : Ini satu-satunya cara agar dia sadar.
Ju Kyung pulang. Bersamaan dengan itu, ibu mau buang make up Ju Kyung.
Ibu bilang dia akan buang semua make up Ju Kyung.
Ju Kyung memohon, dia bahkan bilang make up itu sebanding dengan nyawanya.
Ju Kyung juga janji akan masuk 30 besar di ujian berikutnya.
Ibu : Janjimu akan buat babi terbang.
Ibu beranjak keluar.
Ju Kyung mengejar ibunya, eomma, jebal!
Di kamar mandi, Soo Jin nyuci tangannya padahal tangannya gak kotor.
Soo Jin lalu ingat saat tadi ditampar ayahnya karena nilainya di peringkat dua.
Ayah : Kalah adalah kebiasaan. Serta kebiasaan harus diperbaiki. Kau pikir ayah berinvestasi padamu untuk melihat nilai seperti ini? Kau tidak bisa mengalahkan putra keluarga rendahan seperti itu? Mana bisa kau masuk ke sekolah kedokteran terbaik seperti itu?
Soo Jin lalu jatuh terduduk. Hatinya sakit.
Bersambung ke part 3…
