Tentangsinopsis.com – Sinopsis Vengeance of the bride Episode 23, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya disini
Sebelumnya…
Baek San dan Ba Da menemui Direktur Panti Asuhan Eun Hye. Baek San menunjukkan foto Ba Ram.
Baek San : Apa anda mengenal anak ini?
Direktur terkejut melihat foto Ba Ram. Lalu dia menatap Baek San dan teringat saat Ba Ram datang sendiri ke pantinya. Baek San memperhatikan raut wajah direktur. Baek San bilang, nama anak itu adalah Kang Ba Ram. Dia tanya, apa direktur pernah melihat Ba Ram sebelumnya.
Ba Da : Dia memiliki fitur yang berbeda untuk diingat.
Direktur minta maaf. Dia mengaku tidak tahu siapa anak itu.
Baek San tak percaya, apa kau yakin?
Direktur : Tentu saja. Aku ingat semua orang yang pernah kujaga. Aku tidak pernah memiliki anak seperti dia di panti asuhanku.
Baek San : Bolehkah aku melihat catatan anak-anak yang datang ke sini 20 tahun lalu? Bukannya aku tidak mempercayai ingatanmu. Sudah begitu lama sejak saat itu.
Direktur : Tentu. Aku mengerti. Sayangnya, kami tidak memiliki catatan untuk tahun tertentu itu. Seperti yang kau katakan, sudah lebih dari dua dekade.
Ba Da mengajak ayahnya pergi. Dia bilang, Ba Ram gak ada di sana. Baek San dan Ba Da akan pergi. Direktur menanyakan alasan Baek San mencari Ba Ram.
Baek San : Dia seperti anak perempuanku. Jika kau mengingat sesuatu di kemudian hari, tolong hubungi aku. Aku akan memberimu hadiah yang lumayan untuk itu.
Direktur : Aku mengerti. Aku akan melakukan itu.
Baek San dan Ba Da keluar dari ruangan direktur. Ba Da pergi duluan. Baek San terdiam sejenak dengan raut wajah curiga. Tak lama, dia beranjak pergi dan melewati kumpulan foto-foto anak panti yang ditempel di dinding di samping pintu ruangan direktur. Dan salah satu anak yang ada di foto itu adalah Ba Ram.
Ba Ram baru datang. Dia membawa banyak oleh-oleh. Namun, dia terkejut melihat Baek San dan Ba Da. Ba Ram pun lekas bersembunyi. Dia sembunyi dibalik tumpukan kardus yang ditutupi terpal di dekat pagar panti asuhan. Bersamaan dengan itu, Baek San menatap ke arahnya. Dia curiga ada sesuatu di balik kardus.
Ba Da menyuruh ayahnya masuk ke mobil. Baek San pun masuk ke mobil dan pergi.
Ba Ram pun bergegas masuk sambil celingukan ke sekitarnya. Anak-anak panti keluar dan senang Ba Ram datang.
Ba Ram memberikan oleh-oleh yang dia bawa.
Lalu dia menemui direktur panti.
Ba Ram : Pria yang baru saja pergi. Apa yang terjadi?
Direktur : Dia datang dengan foto seorang gadis bernama Kang Ba Ram. Dia sedang mencarinya. Dan gadis di foto itu jelas-jelas kau. Apa namamu Kang Ba Ram?
Ba Ram : Ya.
Direktur : Pada hari kau datang ke sini, apakah kau berpura-pura… Kau tidak ingat apa-apa, termasuk namamu untuk bersembunyi dari pria itu?
Ba Ram : Aku minta maaf.
Direktur : Kau pasti punya alasan untuk melakukan itu. Kau datang ke sini sendiri dan memintaku untuk menerimamu. Duduk dengan mata cerah, kau mengatakan kepadaku bahwa kau bahkan tidak dapat mengingat namamu. Aku pikir kau berada dalam situasi yang tidak biasa. Seo Yeon-ah, bukankah sudah waktunya kau memberitahuku? Siapa sebenarnya pria itu? Kenapa kau bersembunyi darinya?
Ba Ram pun akhirnya cerita.
Ba Ram : Orang itu. Dia pemilik Le Blanc, Pimpinan Kang Baek San. Ada saat ketika aku menganggapnya ayahku dan sangat merindukannya.
Direktur mengangguk.
Jo Yi di ruangan ibunya, menghubungi Tae Poong.
Jo Yi : Tae Poong-ah, mengapa begitu sulit untuk menghubungimu? Apa kau tahu betapa khawatirnya aku? Aku akan segera kesana, jadi… Apa? Jangan datang?
Mo Yeon terkejut mendengar Jo Yi dilarang datang.
Jo Yi : Aku tidak peduli. Aku akan ke sana sekarang. Tetap di tempat.
Jo Yi menyudahi teleponnya.
Mo Yeon : Jo Yi-ya. Bukankah seharusnya Tae Poong istirahat?
Jo Yi : Dia terdengar baik-baik saja. Bukankah seharusnya dia berterima kasih padaku karena telah menyampaikan kabar baik untuknya?
Mo Yeon : Berita bagus apa?
Jo Yi : Tae Poong memiliki seorang adik perempuan yang telah lama hilang. Aku memberinya informasi penting tentang dia.
Mo Yeon kaget, dia punya adik perempuan yang sudah lama hilang? Seperti apa dia?
Jo Yi : Dia sangat sayang padanya. Apa lagi, ya? Dia bilang dia seperti sinar matahari musim semi.
Mo Yeon : Sinar matahari musim semi?
Jo Yi : Ya. Setiap kali dia merasa tercekik, melihat adik perempuannya membuat napasnya kembali. Dia hangat, baik, dan cerdas. Bahkan Pimpinan Kang ingin menyerahkan Le Blanc padanya.
Mo Yeon : Tapi kehilangan saudara perempuan seperti itu, dia pasti kesulitan.
Jo Yi lalu protes karena Tae Poong tidak berterima kasih, atau bersikap manis kepadanya padahal dia sudah membantu Tae Poong mencari Ba Ram.
Jo Yi : Aku kehilangannya lagi.
Jo Yi baru saja datang. Dia langsung berlari ke Tae Poong dengan wajah khawatir dan mau memegang pipi Tae Poong. Tapi Tae Poong menghentikannya.
Tae Poong : Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak datang?
Jo Yi : Aku sebenarnya tidak ingin datang karena kau sangat jahat. Tapi melihatmu dalam keadaan ini, aku tidak bisa marah padamu sekarang.
Tae Poong : Astaga. Kau memilih untuk datang. Kenapa kau melampiaskan amarahmu padaku?
Jo Yi : Karena kau tidak berterima kasih padaku. Bukankah seharusnya kau mengangkatku atau memelukku dengan tanganmu yang lain?
Tae Poong : Aku? Mengangkat atau memelukmu? Kenapa aku harus melakukannya?
Jo Yi : Kau mendapat hadiahmu.
Tae Poong : Hadiah apa? Itu?
Tae Poong menunjuk buah yang dibawa Jo Yi.
Jo Yi : Apakah seperti ini caramu bermain? Setelah mendapatkan dokumen dari Ba Da?
Tae Poong : Dokumen apa dari Ba Da?
Tae Poong kemudian sadar dokumen apa yang dimaksud Jo Yi.
Tae Poong : Mungkinkah…..
Jo Yi : Apa? Kau tidak mendapatkannya? Aku telah memberitahu Ba Da untuk memberitahumu bahwa adikmu masih hidup. Dan untuk memberimu daftar panti asuhan yang dia tinggali.
Tae Poong langsung berdiri.
Tae Poong : Jo Yi-ssi, kau yakin? Apakah ada kemungkinan dia masih hidup?
Jo Yi : Tentu saja. Aku menggunakan semua koneksiku untuk mengetahuinya. Percayalah padaku. Tidak ada data tentang kecelakaan mobil yang dialami adikmu. Juga tidak ada catatan bahwa seorang gadis tak dikenal telah meninggal. Aku akan mempertaruhkan karirku sebagai jurnalis dan berani menyatakan bahwa dia masih hidup.
Tae Poong : Apakah kau memberi tahu Ba Da itu juga?
Jo Yi : Tentu saja. Tidak seperti seseorang, dia sangat berterima kasih padaku.
Tae Poong menghubungi Ba Da. Tapi tak dijawab.
Tae Poong kesal, sialan. Kang Ba Da, si kecil itu…
Jo Yi : Tapi kenapa Ba Da tidak memberitahumu apa-apa?
Tae Poong melepas selang infusnya.
Tae Poong : Mana yang harus aku kunjungi dulu? Panti asuhan mana yang paling mungkin?
Seo Yeon masih bersama direktur. Dia baru selesai mendengarkan cerita Seo Yeon.
Direktur : Mengapa kau menyimpannya untuk diri sendiri sampai sekarang? Kau pasti pernah mengalami masa-masa sulit.
Seo Yeon bilang bagaimana orang tuanya meninggal, siapa yang ingin membunuhnya, masih banyak yang harus dia cari tahu.
Direktur : Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?
Seo Yeon : Sampai saat itu tiba, aku harus merahasiakan identitasku sebagai Ba Ram.
Direktur : Jangan khawatir. Aku ayahmu juga. Aku akan melindungi masa lalumu.
Tae Poong turun dari taksi. Dia baru tiba di depan Panti Asuhan Eunhye. Jo Yi bilang Panti Asuhan Eunhye adalah tempat yang paling mungkin ada di daftar itu. Dua anak seusia Ba Ram telah bergabung dengan panti asuhan itu 20 tahun yang lalu.
Direktur bilang ke Seo Yeon kalau dia mencintai semua orang dengan setara, tapi Seo Yeon sangat istimewa baginya.
Direktur : Aku sangat memikirkanmu, seperti putriku yang sudah meninggal.
Seo Yeon : Aku tahu. Berkatmu, aku tumbuh menjadi orang yang baik.
Tae Poong masuk. Seo Yeon terkejut melihat Tae Poong. Apalagi Tae Poong.
Seo Yeon : Apa yang membawamu kemari? Bukankah seharusnya kau di rumah sakit?
Tae Poong : Bagaimana denganmu? Mengapa kau di sini?
Direktur bertanya apa yang bisa dia bantu.
Tae Poong tanya Seo Yeon siapa. Kenapa Seo Yeon ada di panti asuhannya Ba Ram. Dari restonya Soon Young, juga Panti Asuhan Eunhye. Tae Poong yakin tidak mungkin semua itu kebetulan. Tae Poong pun bertanya, apa mungkin Seo Yeon adalah Ba Ram.
Direktur : Apa yang kau butuhkan dari putriku? Seo Yeon adalah putri kandungku. Apakah ada masalah?
Tae Poong kaget, putri kandung?
Seo Yeon : Ingat apa yang aku katakan di warung Soon Young? Aku bertemu dengannya ketika dia datang untuk menjadi sukarelawan di panti asuhan kami.
Tae Poong : Lalu jelaskan ini padaku. Kudengar seorang gadis telah bergabung dengan panti asuhan ini 20 tahun yang lalu. Dia mungkin seusiamu sekarang. Siapa lagi selain kau? Jawab aku dengan jelas.
Direktur : Jika itu seseorang dari 20 tahun yang lalu, aku akan mengingatnya lebih jelas daripada Seo Yeon.
Direktur memberikan fotonya bersama seorang anak.
Direktur : Ini adalah gadis yang bergabung dengan kami 20 tahun yang lalu. Jika kau mau, aku bisa menunjukkan catatannya dan apakah kau ingin bertemu dengannya?
Tae Poong : Pasti ada gadis lain. Bukankah ada dua gadis yang datang?
Direktur menunjukkan foto dia bersama gadis yang lain.
Direktur : Ini adalah gadis lainnya.
Seo Yeon : Adikmu tidak ada di sini, Tae Poong-ssi. Pimpinan Kang sudah mampir.
Tae Poong : Ayahku melakukannya?
Direktur kaget, apakah itu berarti..
Seo Yeon : Ya, dia putra Pimpinan Kang Baek San. Kami bekerja untuk perusahaan yang sama.
Tae Poong pun minta maaf pada direktur dan Seo Yeon. Dia bilang, dia menjadi tidak sabaran karena ingin bertemu dengan adiknya.
Tae Poong lalu pergi.
Direktur bilang ke Seo Yeon, jika Tae Poong datang sebelum Baek San, maka dia akan memberitahu Tae Poong.
Seo Yeon : Apa?
Direktur : Mata Pimpinan Kang tidak merindukanmu dan dia tidak putus asa seperti dia. Sebaliknya, matanya seperti binatang buas yang mencari mangsa. Tapi pria itu tulus. Dia benar-benar merindukanmu.
Seo Yeon pun keluar sambil memikirkan kata-kata direktur tadi.
Lalu dia bicara dalam hatinya.
Seo Yeon : Aku pikir bohong lebih baik daripada terluka oleh kebenaran. Sudah jelas bahwa fakta bahwa aku adalah Ba Ram akan membuatmu lebih menderita. Itu sebabnya aku tidak punya pilihan selain bersembunyi lebih dalam.
Sekarang, Tae Poong sudah di kamar rumah sakit.nya. San Deul datang dengan wajah bersemangat.
San Deul : Bagaimana perasaanmu? Lebih baik? Kenapa kau terlihat sangat pucat? Apakah kau makan dengan benar?
Tae Poong : Hari ini, aku pergi ke panti asuhan.
San Deul kaget, tapi kenapa?
Tae Poong : Mengapa kau terlihat sangat terkejut? Dan tidakkah seharusnya kau bertanya ke panti asuhan mana aku pergi?
San Deul : Benar. Panti asuhan mana yang kau kunjungi?
Tae Poong : Panti Asuhan Eunhye. Tapi coba tebak siapa yang aku temui di sana. Eun Seo Yeon. Tapi dengar Yoon San Deul, kenapa Eun Seo Yeon selalu ada setiap kali aku pergi mencari Ba Ram? Seolah-olah dia adalah Ba Ram sendiri.
San Deul : Astaga, itu omong kosong. Apakah kau memeriksakan kepalamu setelah kecelakaan itu? Kau dalam kondisi kritis.
Tae Poong : Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?
San Deul gugup, bersembunyi? Seperti apa?
Tae Poong : Baik. Pertahankan itu, oke? Jika kau dari semua orang, menipuku, aku tidak akan bisa memaafkanmu.
San Deul gugup.
Baek San di ruangannya sama Ba Da.
Baek San : Berapa banyak lagi panti asuhan yang tersisa?
Ba Da : Dua lagi. Aku akan memeriksa mereka sendiri. Jadi jangan khawatir…
Baek San : Tidak, aku akan mengunjungi mereka. Sementara itu…
Seo Yeon sudah berdiri di depan ruangan Baek San. Dia mau masuk, membawa dokumen tapi tak jadi masuk karena mendengar perkataan Baek San soal Panti Asuhan Eunhye.
Baek San menyuruh Ba Da menggali lebih dalam soal Panti Asuhan Eunhye. Terutama direktur panti.
Ba Da : Kenapa?
Baek San : Tidak ada yang bisa membodohiku, Kang Baek San. Direktur itu, dia pasti menyembunyikan sesuatu.
Maka Seo Yeon ke warungnya Soon Young. Dia bersama San Deul.
Soon Young kaget, seakan menggali ke Panti Asuhan Eunhye tidak cukup, dia ingin melakukan pemeriksaan latar belakang pada Direktur Eun? Ya Tuhan. Ini buruk.
San Deul : Jika itu Pimpinan Kang, dia akan terus mengungkapnya.
Soon Young : Artinya hanya masalah waktu sebelum Ba Ram ditemukan. Ba Ram, ini tidak boleh. Keluar dari Le Blanc.
Seo Yeon : Jangan khawatir, Soon Young. Aku punya rencana.
Soon Young : Apakah ada jalan keluar dari ini?
Seo Yeon : Kematianku. Begitulah caraku melindungi diriku sendiri.
In Soon lagi menonton TV. Di TV lagi berita tentang hembusan angin (ba ram).
“Hembusan angin diperkirakan terjadi di wilayah metropolitan hari ini. Untuk mempersiapkan diri menghadapi angin kencang, perhatikan…”
In Soon kesal, bisakah mereka tidak berbicara tentang angin di pagi hari?
In Soon menukar acaranya.
Ada penyanyi trot yang lagi menyanyi dengan lirik lagu nya ‘ba ram’.
In Soon makin kesal, astaga! Bahkan dalam pertunjukan?
Nyonya Park datang, apakah kau tidak akan membuat sarapan?
In Soon : Aku sudah bilang. Dae Bak sedang dalam perjalanan dengan jjimdak.
Nyonya Park : Kita sudah makan ayam setiap hari. Orang tidak bisa hidup hanya dengan ayam, kau tahu. Pergi membuat sarapan sementara aku masih bersikap baik.
In Soon : Itu sebabnya aku mengatakan untuk menelepon Soon Young.
Bel rumah berbunui. In Soon penasaran apa itu Dae Bak. Tapi ternyata Soon Young.
Ba Da keluar dari kamar dan menghampiri mereka.
Nyonya Park kesal melihat Soon Young.
Nyonya Park : Kenapa kau kembali ke sini lagi? Apa kau menelponnya?
In Soon : Tidak, itu bukan aku.
Soon Young bilang dia memang mau datang.
Ba Da menyapa Soon Young.
Ba Da : Lama tidak bertemu, Soon Young. Ini aku, Ba Da. Apakah kau mengenaliku?
Soon Young kaget melihat Ba Da, kau Ba Da? Aku benar-benar tidak mengenalimu. Aku melihat kau telah menyelesaikan beberapa pekerjaan.
Soon Young bicara begitu sambil mengarahkan tangannya ke wajahnya.
Ba Da memegangi wajahnya, apa pekerjaan? Konyol sekali.
Nyonya Park : Astaga. Omong-omong, apa yang membawamu kemari sepagi ini?
Soon Young : Benar. Aku datang ke sini untuk memberimu ini. Aku membuat beberapa lauk pauk. Aku mendengar pengurus rumah tanggamu berhenti.
In Soon : Astaga, Bae Soon Young. Kau selalu tahu bagaimana menjadi yang paling membantu.
Nyonya Park : Jika hanya itu tujuanmu datang ke sini, kau harus pergi.
Soon Young : Aku punya satu hal lagi untuk diberikan kepadamu.
In Soon : Apa? Sesuatu yang lain? Kau memiliki sesuatu yang lain untuk kami?
Soon Young : Ba Ram. Kalian semua penasaran dimana Ba Ram, kan?
Soon Young membawa mereka ke rumah abu. In Soon dan Ba Da terdiam melihat Ba Ram ada di sana.
Soon Young mendekati lemari abu Ba Ram.
Soon Young : Ba Ram-ah, keluarga Byeolha-ri mu ada di sini.
Soon Young lalu menyuruh In Soon menyapa Ba Ram.
Soon Young pun teringat kata-kata Ba Ram sebelumnya, bahwa direktur memiliki abu putrinya di rumah pekuburan.
Seo Yeon : Dia bilang untuk menempatkan namaku di gucinya. Kita akan mengatakan bahwa aku ditempatkan di sana 20 tahun yang lalu. Aku akan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan guci. Yang harus kau lakukan adalah membawa keluarga ke sana.
In Soon pun tanya kenapa Soon Young gak memberitahu mereka sejak awal.
Soon Young : Kau tidak bertanya. Apakah ada di antara kalian yang bertanya seperti apa pemakamannya atau di mana dia dimakamkan? Kalian semua hanya terobsesi dengan apakah dia masih hidup atau sudah mati.
In Soon : Apa yang kau bicarakan? Siapa yang terobsesi?
Ba Da tidak percaya, Eonni, apa kau yakin kau tidak berbohong? Apakah kau yakin ini bukan hanya guci orang acak?
Soon Young : Astaga. Bagaimana kau bisa mengatakan hal yang menakutkan seperti itu? Jika kau benar-benar tidak bisa mempercayaiku, lakukan tes DNA atau sesuatu.
Ba Da : Apa? Tes DNA?
Soon Young : Ya. Ba Ram masih putri Pimpinan Kang. Kau bisa melakukan tes DNA. Kau bisa melakukan tes DNA dengan abu, rupanya.
In Soon : Itu bukan darah keluarga kami… Tidak perlu untuk hal seperti itu.
In Soon pun memegang lemari kaca abu Ba Ram.
In Soon : Ba Ram-ah.
Ba Da : Tidak ada gunanya memanggilnya lagi. Ba Ram sudah mati.
Tanpa mereka sadari, Ba Ram menatap mereka dari belakang.
Soon Young juga menatap Ba Ram. Dia menganggukkan kepalanya.
Suster membuka perban di lengan Tae Poong.
Suster : Kau pulih dengan cepat dan membuat kemajuan yang baik. Pastikan untuk melanjutkan terapi fisik bahkan setelah kau meninggalkan rumah sakit. Kerja bagus.
Tae Poong : Ini semua berkat para dokter dan staf di sini. Terima kasih.
Suster keluar. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Ba Da.
Ba Da : Hai. Kau terus mengabaikan panggilanku.
Tae Poong : Mengapa? Apakah kau khawatir sekarang bahwa aku keluar dari rumah sakit? Apakah kau berpikir untuk memohon pengampunan?
Ba Da : Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.
Tae Poong : Apa yang kau lakukan dengan informasi yang kau curi dari Reporter Hong?
Ba Da : Oh itu? Jangan terlalu marah. Daftar itu tidak banyak membantuku. Kau tahu aku dimana sekarang?
Tae Poong : Aku tidak peduli, jadi tutup telepon.
Ba Da : Aku di rumah pekuburan Kang Ba Ram. Jika kau tidak percaya padaku, datang ke sini sendiri dan lihat. Soon Young membawaku ke sini. Lihat sendiri dan sadarlah. Kang Ba Ram yang sangat kau dambakan benar-benar mati.
Ba Da menyudahi teleponnya.
Lalu dia mengirimi Tae Poong pesan alamat rumah abu Ba Ram.
Ba Ram dari lantai atas, mengawasi Ba Da.
Ba Da : Kang Tae Poong, kuharap kau menjadi gila setelah melihat bahwa Ba Ram meninggal. Dengan begitu, kau akan memilihku.
Ba Da pun pergi.
Ba Ram menaruh setangkai bunga putih di depan guci Seo Yeon, putri asli Direktur Eun.
Ba Ram : Aku akan memastikan bantuanmu tidak sia-sia.
Sekarang, Ba Ram sudah pergi. Tae Poong menangis di depan lemari abu Seo Yeon.
Tae Poong : Ba Ram-ah, apa itu benar-benar kau? Itu tidak benar? Tidak mungkin kau mati.
Tae Poong sulit percaya adik yang dia sayangi sudah tidak ada.
Lalu Tae Poong terdiam melihat bunga yang ditaruh Ba Ram tadi di depan guci.
Dia ingat masa lalu, ketika memergoki Ba Ram diam-diam keluar dari rumah. Ba Ram membawa setangkai bunga itu.
Tae Poong : Kang Ba Ram. Kau mau kemana?
Ba Ram : Diam. Kau akan menakut-nakuti mereka.
Tae Poong mendekati Ba Ram, astaga, kurasa nenek pasti berdoa untuk mereka setelah upacara peringatan.
Mereka melihat foto Il Seok dan Yoon Hee di halaman.
Ba Ram lantas meletakkan dua tangkai bunga di depan foto Il Seok dan Yoon Hee. Lalu dia berdoa.
Tae Poong : Jadi kau yang selalu menaruh bunga di sini setelah upacara peringatan?
Ba Ram mengangguk.
Tae Poong : Kau harus meletakkan bunga di depan gambar.
Ba Ram : Tidak, Oppa. Kita harus menempatkan bunga seperti itu agar mereka bisa mencium bunga dengan baik. Bukankah itu terlihat seperti mereka sedang memegang bunga?
Flashback end…
Sadarlah Tae Poong Ba Ram ada di sana.
Tae Poong pun langsung keluar, dia mencari Ba Ram.
Tak lama, dia melihat seorang wanita berjalan sendirian di seberang jalan.
Tae Poong terus menatap wanita itu sambil berjalan mengikutinya.
Dan di depan penyeberangan, wanita itu berhenti dan menoleh.
Tae Poong kaget melihat wanita itu adalah Seo Yeon.
Tae Poong : Eun Seo Yeon, kau…. Ba Ram?
Seo Yeon juga kaget melihat Tae Poong di seberangnya.
Tae Poong menatap lirih Seo Yeon.
Tae Poong : Ba Ram-i, Ba Ram-i, itu kau. Kau berada disampingku. Ba Ram-ah, aku merindukanmu. Kang Ba Ram.
Bersambung…….
Tae Poong dan Ba Ram semakin dekat. Tae Poong bahagia karena sudah mengetahui Seo Yeon adalah Ba Ram.
In Soon bertemu Mo Yeon! Dia mendatangi toko sepatu Mo Yeon.