Tentangsinopsis.com – Sinopsis Youth of May Episode 24, Untuk menemukan bagian fuillnya ada pada tulisan yang ini. Sebaliknya untuk menemukan cerita Episode sebelumnya cek di sini.
Saat berlari Myung Soo menghentikan langkahnya untuk mengikat tali sepatunya tiba-tiba terdegar suara tembakan, Myung Hee membekap mulut Myung Soo dan membawanya bersembunyi dibalik batu. Myung Hee melihat para tentara yang mendekat.
Hee Tae melihat para tentara yang sedang berjaga dari balik pohon dan saat melangkah kebelakang dengan tiba-tiba para tentara dengan mengarahkan senapannya kepada Hee tae menyuruhnya mengangkat tangan dan dengan cepat Hee Tae mengangkat kedua tangannya.
Myung Hee mengikat tali sepatu Myung Soo dan menyuruhnya pergi dan tunggu aku di Naju, aku akan segera ke sana. Myung Soo berkata kalau ia tidak mau pergi sendirian karena Ayah berjanji akan kembali, tapi dia tidak kembali. Myung Hee berkata kalau lebih berbahaya jika kamu bersamaku dan karena aku seorang perawat jadi tidak ada yang akan menyerangku dan pada hitungan ketiga, lari secepat mungkin ke Naju.
Seraya menangis Myung Soo berkata kalau ia tidak mau. Myung Hee memegang pundak Myung Soo, berkata kalau ia berjanji akan segera menyusul. Kakak yakin bisa mengejarku tanya Myung Soo. Myung Hee memberi tahu kalau saat berjanji, tidak pernah mengingkarinya. Myung Hee memberikan arloji milik Hyun Chul kepada Myung Soo dan memeluknya, kembali berkata pada hitungan ketiga larilah secepat mungkin, setelahnya Myung Hee menghitung dan Myung Soo mulai berlari.
Seraya mengangkat tangannya, Myung Hee keluar dari persembunyiannya. Sang Pyo melihat Myung Soo berlari menyuruh yang lainnya mengejarnya. Kyung Soo berlari seraya berkata biar ia saja. Myung Hee melihat Sang Pyo mengarahkan senapannya kearah Myung Soo berkata tidak setelahnya terdengar bunyi tembakan.
Myung Soo menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Kyung Soo yang mengejarya. Kyung Soo menyuruh Myung Soo lari dan menembakkan senapannya ke atas setelahnya Myung Soo kembali berlari. Kyung Soo menghampiri arloji milik Myung Soo yang diberikan Myung Hee kepadanya dan mengambilnya.
Para tentara membawa Hee Tae di perbatasan dan menyuruhnya membungkuk. Dia mahasiswa kedokteran di Universitas Nasional Seoul ucap tentara satunya dan kenapa mahasiswa dari UNS ada di sini tanaynya. Hee Tae memberi tahu kalau ia dari Gwangju dan hendak mengunjungi keluargaku.
Jangan coba-coba ucap tentara tersebut setelah menendag Hee Tae hingga tersungkur di jalan kemudian bertanya kamu kemari untuk memimpin pemberontakan bukan. Seraya kesakitan Hee Tae berkata kalau itu tidak benar kemudian kembali memberi tahu kalau ia sungguh dari Gwangju dan menyuruhnya memeriksa KTP miliknya.
Hee Tae menutup matanya saat tentara tersebut mengarahkan senapannya di kepalanya hendak menembaknya. Hwang Hee Tae panggil Kwang Gyu dan menghampiri mereka. Kamu kenal dia tanya tentara yang hendak menembak Hee Tae. Dia dari lingkunganku jawab Kwang Gyu dan memberi tahu kalau ia dari Gwangju kemudian menghampiri Hee Tae menyuruhnya bangun.
Kamu mau ke mana tanya Sang Pyo menghadang mereka kemudian berkata perintahnya adalah langsung menembak pemberontak sampai mati. Kenapa kita tidak menangkapnya dahulu agar yakin tanya Kwang Gyu kemudian memberi tahu kalau kami akan membawanya dan menginterogasinya. Jika kamu ingin hidup, teruslah berjalan dan jangan menoleh ke belakang ucap Kwang Gyu saat mereka berjalan.
Kyung Soo menghampiri Myung Hee yang tergeletak di tanah dengan luka tembak pada perutnya, kemudian mengambil kertas yang berada disaku Myung Hee dan membacanya. Dengan lemah Myung Hee memanggil Kyung Soo bertanya adikku, Myung Soo dia masih hidup dan dijawab Kyung Soo dengan anggukan kepala.
Seraya menangis, Kyung Soo mengambil arloji di sakunya kemudian meletakkannya di tangan Myung Hee bersama dengan kertas tersebut. Setelahnya Kyung Soo meninggalkan Myung Hee yang masih tergeletak di tanah. Myung Hee membuka matanya dan berkata aku bisa melihat bintang seraya mengenggam arlojinya.
Hee Tae berjalan memasuki rumah makan, kemudian menghampiri pemiliknya memberikan poster tentang Myung Hee yang menghilang. Hee Tae duduk didsalah satu kursi dan melihat tv yang menyiarkan tentang Festival Lagu Universitas MBC yang menyanyikan lagu After the Play Ends dari Choi Myeong Seob, membuatnya menangis setelah mengingat waktunya bersama Myung Hee.
“Seoul, 2021”
Setelah mengetuk pintu ruangan Hee Tae, Seo On masuk kedalam dan melihat Hee Tae yang sedang menelpon seraya mencari ponselnya, kemudian duduk di kursi setelah disuruh Hee Tae. Siapa kamu tanya Hee Tae pada Seo On setelah menutup telponnya dan menemukan ponselnya. Seo On berkata kalau ia diberi tahu kamu ingin bertemu denganku.
Kamu orang itu ucap Hee Tae setelah mengingatnya pria yang memberikan CPR di bus yang sedang berjalan kemudian bertanya apa dia selamat. Tidak jawab Seo On kemudian memberi tahu kalau pasien itu meninggal Sabtu lalu. Jadi, kamu mau berhenti jadi magang karena seorang pasien meninggal tanya Hee Tae.
Seraya menunduk Seo On menjawab bukan hanya itu tapi aku tidak berhak menjadi dokter. Kamu tahu kita tidak memutuskan siapa yang hidup atau mati ucap Hee Tae karena keputusan itu terserah kepada Yang Mahakuasa dan kita hanya bisa berusaha maksimal, meskipun takut kamu sudah melakukan yang terbaik karena tidak melarikan diri.
Hee Tae berdiri di samping jalan seraya menunggu untuk menyebrang jalan dan membaca sepanduk bertuliskan “Hukum patriot palsu! Pemberontakan Gwangju 18 Mei adalah perbuatan mata-mata”. Seok Chul panggil Hee Tae kemudian menghampirinya dan meminta maaf tiba-tiba memintamu datang, kamu pasti sibuk.
Jika kamu merobek spanduk itu di jalanan sekarang, berapa dendanya tanya Hee Tae saat berjalan. Entahlah jawab Seok Chuk, kenapa kamu tidak bertanya kepada Soo Ryeon tentang masalah hokum. Siapa, Lee Soo Ryeon tanya Hee Tae kemudian berkata kalau dia hanya tahu undang-undang tenaga kerja dan hanya berunjuk rasa saat masuk sekolah hukum.
Hee Tae memberi tahu kalau ia mendapat banyak sekali panggilan tidak terjawab dari teman lama dan anehnya, mereka semua berasal dari Gwangju. Bagaimana kabarmu, Hee Tae tanya Myung Soo yang menghampiri mereka. Kenapa tanya Hee Tae saat melihat mereka semua diam saja dan kembali bertanya kamu menemukannya. Ya jawab Myung Soo.
Kami menemukan catatan yang dikubur bersama rangka ini dan menurut informan, ini juga milik mendiang. Hee Tae keluar dari ruang kantor polisi seraya membawa arloji, kertas dan lainnya. Kyung Soo panggil Hee Tae setelah melihatnya yang berbalik. Kyung Soo menatap Hee Tae dan menggelengkan kepalanya kemudian pergi dari sana seraya menangis.
Hee Tae mengamati arloji tersebut kemudian mengambil surat yang di tulis Myung Hee pada hari pernikahan mereka dan membacanya,
“Aku, Kim Myung Hee, menolak dikubur hidup-hidup bersama Hwang Hee Tae. Tuhan, jika hal tidak terduga terjadi dan kami harus saling melepaskan tangan, tolong jangan biarkan kesedihan membebani mereka yang ditinggalkan. Meskipun air mata kami mencapai setinggi dagu kami, tolong jangan biarkan kami tenggelam dan beri kami kekuatan dan keberanian untuk berenang dengan aman sepanjang hidup ini.”
Setelah membaca surat dari Myung Hee, Hee Tae mulai menulis surat di kertas,
“Seperti biasa, Mei telah tiba dan tahun ini adalah Mei ke-41 sejak aku kehilanganmu, Myung Hee. Selama ini, hidupku terasa seperti berenang saat air pasang. Sekeras apa pun usahaku, aku tidak bisa melangkah maju dan bahkan mencoba membiarkan diriku tenggelam. Tapi saat aku bangun gelombang itu telah mendorongku mundur ke bulan Mei di dalam hatiku dan rasanya sangat kejam karena aku hidup dalam kebencian.
Untuk waktu yang lama, aku hidup dalam penyesalan dan memikirkan apa yang mungkin terjadi, andai aku tidak pergi ke Gwangju pada bulan Mei tahun itu, andai aku tidak bertemu denganmu di Gwangju, andai aku tidak melepaskan tanganmu di hutan itu mungkinkah kamu masih hidup?
Tapi pada Mei ke-41 ini, saat akhirnya kamu kembali dan kini aku sadar akulah yang memilih untuk melakukan semua itu. Pada bulan Mei tahun itu, aku memilih untuk pergi ke Gwangju dan memilih mencintaimu dengan segenap hati. Aku berdoa tiap hari agar rasa sakit membebaniku saja alih-alih membebanimu.
Jika aku yang mati di persimpangan hidup dan mati dan kamu masih hidup kamu akan merasakan air pasang yang kualami selama ini, orang yang ditinggalkan. Karena itu, akhirnya aku sadar yang kualami selama ini adalah cara Tuhan menjawab doaku. 41 tahun yang sepi dan menyakitkan itu hanyalah cintaku kepadamu.
Sisa hidupku akan menjadi jawaban doamu berapa kali pun gelombang pasang mendorongku kembali ke bulan Mei itu, ada kamu di sini. Sampai jumpa lagi, aku akan berenang melawan arus dengan segenap kekuatanku. Tahun 2021. Mei pertama dari Hwang Hee Tae.”
Setelah meletakkan bunga beserta surat yang ditulisnya, Hee Tae pergi meninggalkan makam Myung Hee.
SELESAI……
Terima kasih sudah mengikuti dan membaca Youth of May yang aku tulis dari awal sampai akhir, sampai bertemu lagi di drama-drama yang lain dan jangan pernah bosen untuk membaca di drama yang aku tulis, salam A2One.
Penasaran gak dengan profil dan biodata nama asli Hee Tae dan Myung Hee? Yuk simak juga.
